Jakarta (25/2). DPP LDII menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 2025 di Grand Ballroom Minhajurrosyidin, Pondok Pesantren Minhajurrosyidin, Jakarta, pada 21-23 Februari 2025. Mengusung tema “Peningkatan Kapasitas Organisasi untuk Memperkuat Kolaborasi Menyukseskan Asta Cita”, Rakornas ini menjadi ajang strategis untuk memperkuat komunikasi dan sinergi antarpengurus LDII di seluruh Indonesia.
Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, menekankan bahwa komunikasi yang efektif adalah kunci dalam membangun hubungan yang kuat dengan berbagai pemangku kepentingan. Oleh karena itu, Rakornas tidak hanya menjadi forum formal untuk membahas program kerja, tetapi juga dikemas lebih santai melalui sesi Ngopi Bareng, yang memungkinkan diskusi berlangsung dalam suasana yang lebih akrab dan interaktif.
“Kami ingin forum ini tidak hanya berisi pembahasan teknis dan program, tetapi juga menjadi ajang silaturahim yang menciptakan suasana kebersamaan. Terkadang, ide brilian lahir dari obrolan santai sambil menyeruput kopi,” ujar KH Chriswanto.
Selain memperkuat koordinasi organisasi, Rakornas ini juga berfokus pada peningkatan kapasitas pengurus, terutama dalam bidang komunikasi sebagai bagian dari implementasi mendukung program Asta Cita. Untuk itu, Rakornas LDII 2025 menghadirkan aktor sekaligus praktisi public speaking, Ben Kasyafani. Kehadirannya diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi para pengurus LDII dalam membangun hubungan dengan stakeholder dan masyarakat luas.
“Saya berharap ini akan dikembangkan sampai ke bawah sehingga dari pusat sampai ke daerah itu mempunyai visi persepsi yang sama, sehingga geraknya menjadi sama,’ ujarnya.
Di hadapan para peserta Rakornas, Ben Kasyafani berbagi kiat menghadapi audiens, baik dalam jumlah besar maupun dalam percakapan personal. Ia menekankan pentingnya memahami karakter audiens dan menyusun poin-poin utama yang ingin disampaikan.
“Saat menjadi spokesperson, siapkan poin utama yang akan disampaikan. Kenali siapa audiensnya, serta berlatih untuk menciptakan penyampaian yang lebih terstruktur dan percaya diri,” jelas Ben.
Ben juga menggarisbawahi bahwa pembukaan yang kuat akan menarik perhatian audiens sejak awal, sementara penutupan yang efektif akan meninggalkan kesan mendalam, “Awal yang menarik membangun koneksi dengan audiens, sedangkan penutupan yang jelas memperkuat pesan utama yang ingin disampaikan,” tambahnya.
Menurutnya, kemampuan berbicara di depan umum merupakan keterampilan yang dapat dikembangkan dengan latihan yang konsisten, “Semakin sering berlatih, semakin mudah untuk membangun kepercayaan diri dan meningkatkan kualitas penyampaian,” tutupnya.
Dengan adanya sesi ini, ia berharap para peserta Rakornas LDII memperoleh wawasan dan teknik public speaking yang dapat diterapkan dalam aktivitas kepemimpinan sehari-hari. Sehingga para pengurus LDII semakin percaya diri dalam menyampaikan gagasan dan menghadapi berbagai tantangan komunikasi di era digital saat ini.
Alhamdulillah..
Kemampuan berbicara di depan umum merupakan keterampilan yang dapat dikembangkan dengan latihan yang konsisten..
Semoga barokah