Kediri (10/12). Kejahatan siber kini merajalela dengan menggunakan berbagai modus penipuan. Terbaru, pelaku kejahatan siber menggunakan modus aplikasi jasa pengiriman, melalui pesan Whatsapp. Jika diklik oleh korban, membuat pelaku mendapatkan celah untuk membobol akun korban.
“Hal itu termasuk teknik penipuan social enginering atau soceng. Untuk mencegah kejadian tersebut, kami menyarankan masyarakat untuk tetap waspada dan melindungi data pribadi,” ujar Ketua DPD LDII Kota Kediri H. Agung Riyanto.
Ia melanjutkan, jangan memberitahukan informasi yang dapat memberikan akses pada akun pribadi seperti password, PIN, bahkan kepada pegawai bank sekalipun. “Jika sebelumnya pelaku mengaku sebagai pejabat bank, kini memalsukan diri dengan modus aplikasi pelacakan paket kurir,” pungkasnya.
Riyanto mengungkapkan modus tersebut berbahaya, karena pelaku bisa mengambil data dan informasi pribadi korban. Untuk mencuri semua uang di rekening. “Mengambil alih akun, hingga menyalahgunakan data pribadi untuk kejahatan,” ungkap pegawai Telkom Kediri tersebut, pada Kamis (8/12).
Menurutnya, data pribadi yang berusaha dicuri oleh pelaku adalah username, password, PIN, MPIN, kode One Time Password (OTP), dan nomor kartu ATM. “Mereka juga akan meminta informasi, seperti nomor CVV/CVC dari kartu kredit atau debit dan nama ibu kandung,” ujarnya.
Ia merinci, ada empat modus yang sering ditemukan yakni informasi perubahan tarif transfer bank, tawaran jadi nasabah prioritas, akun media sosial palsu, dan tawaran jadi agen laku pandai. “Penipuan modus social enginering ini perlu diwaspadai. Modusnya banyak sekali, dan telah merugikan masyarakat, melebihi investasi bodong,” imbuhnya.
Memperkuat, Bagian Teknologi Informasi dan Aplikasi Telematika (TIAT) LDII Kota Kediri, Nurul Huda menambahkan, ada pula modus soceng yang merugikan masyarakat dengan tidak disadari. “Mengambil uang di rekening dengan cara sedikit demi sedikit, setelah mereka mendapatkan kode keamanan. Lalu baru menyadarinya setelah uang sudah banyak habis terkuras,” ujarnya.
Untuk menghindari kedok penipuan tersebut, ia memberikan beberapa tips. “Di antaranya, mewaspadai penipu yang mengaku petugas bank. Memeriksa keaslian petugas bank yang menghubungi, dan jangan memosting data pribadi di media sosial. Aktifkan two-factor authentification, aktifkan notifikasi transaksi rekening dan cek histori secara berkala,” katanya.
kediri selalu di hati