Secangkir kopi yang tersaji untuk Anda tiap pagi, ternyata memiliki sejarah panjang. Bukan hanya proses penyajiannya tapi asal-usul kopi juga menarik untuk dibahas.
Setumpuk catatan hadir mengungkapkan bagaimana kopi memiliki kaitan sejarah dengan Islam, khususnya kaum sufi. Dikutip dari Republika, tanaman kopi pertama ditemukan tumbuh liar di daerah Kaffa, Etiopia – kata kopi memang berasal dari nama Kaffa. Kata “coffee” resmi menjadi bahasa Inggris pada 1598 yang berasal dari bahasa Belanda, “koffie”. Sedangkan, “koffie” dipinjam dari bahasa Turki “kahve” yang berasal dari bahasa Arab “qahwa”.
Tidak diketahui secara pasti, kapan kopi mulai pertama kali ditemukan. Namun, seorang ilmuwan bernama RS Hattox dalam bukunya “Coffee and Coffeehouses: The Origins of a Social Beverage in the Medieval Near East” mengungkapkan, Muslim Yaman membawa kopi ke tanah kelahiran mereka dari Etiopia sekitar 1400 Masehi.
Ia adalah Ghothul Akbar Nooruddin Abu al-Hasan al-Shadhili, seorang sufi Yaman yang menjadi cerita awal penemuan kopi. Saat itu, Ghothul Akbar kelelahan dalam perjalanan ke Ethiopia, ia memakan buah tanaman kopi. Usai memakannya, ia merasa dirinya lebih bertenaga.
Legenda asal-usul kopi juga datang dari seorang sufi dan juga tabib dari Kota Al-Mocha di Yaman, Sheikh Omar, yang disebut sebagai orang pertama yang meroasting kopi dan menjadikannya minuman. Minuman itu kemudian dikenal masyarakat dengan nama “Qahwa”.
Ketenaran Qahwa membuat biji kopi menjadi komoditas yang banyak diperdagangkan. Pedagang-pedagang dari Suriah kemudian membawa kopi ke Turki. Dengan cepat, kopi juga menjadi minuman favorit di Turki. Bahkan, sejak 1475 kedai kopi pertama yang tercatatat di dunia dibuka. Nama kedai kopi ini adalah Kiva Han yang terletak di Kota Konstantinopel (sekarang Istanbul), Turki.
Ketenaran kopi mulai merambah ke Jazirah Arab pada abad ke 15, hingga mencapai ke Kota Mekkah. Peziarah dan jamaah haji yang datang ke Mekkah dan Madina, turut mendorong semakin popularnya kopi di dunia. Seperti di Yaman, tempat-tempat minum kopi juga semakin banyak dibuka di wilayah Mekkah dan sekitarnya, hingga muncul istilah nama kopi “Arabika”.
Konsumsi kopi juga banyak dilakukan oleh sekelompok sufi dan para ulama. Bagi mereka, meminum kopi seolah menjadi tenaga ekstra untuk memperbanyak ibadah di malam hari. Mereka menjadi lebih kuat untuk berdzikir dan bermunajat pada Allah, dari tengah malam hingga waktu subuh.
Keterkaitan sejarah kopi dan Islam tak hanya sampai di situ saja. Pada abad ke-10, Ibnu Sina meneliti efek dari kopi dalam perspektif medis melalui karyanya, “Al-Qanun Fi Al-Tibb”. Dalam bukunya tersebut, Ibnu Sina mengklasifikasikan jenis-jenis kopi.
Menurutnya, kopi yang baik dan unggul biasanya cenderung berwarna kuning dan bobotnya ringan. Adapun kopi yang berwarna putih dan cenderung berat memiliki kualitas yang buruk.
Ibnu Sina juga mengakui beberapa manfaat meminum air kopi, semisal dapat mempertahankan kesehatan tubuh, membuat kulit menjadi bersih, dan mengurangi kelembapan kulit. Aroma kopi juga dinilainya dapat menstimulus kesehatan tubuh dan pikiran.
Sejarah kopi adalah sejarah budaya masyarakat muslim. Hingga sekarang, kopi menjadi kebutuhan gaya hidup bagi miliaran penduduk dunia. Kopi kini menjelma menjadi industri global dan menjadi produk komoditas kedua terbesar di dunia. Rekor tersebut, hanya dapat ditandingi oleh minyak bumi. Hal ini membuktikan bahwa kopi menjadi warisan peradaban Islam untuk dunia. (FU/LINES)
Semoga Alloh Paring Manfaat Lancar Sukses Barokah, menyenangkan warga LDII yang suka minum kopi dan warga Indonesia pada umumnya yang suka minum kopi.