Semarang (1/8). Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri, Darmansjah Djumala, mengapresiasi “Silaturrahim Kebangsaan” yang diadakan oleh DPW LDII Jawa Tengah. Acara yang berlangsung di Hotel Santika, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Sabtu, (29/7) tersebut, bekerja sama dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Jawa Tengah.
Dalam acara tersebut, Darmansjah menjelaskan pentingnya ideologi Pancasila dan upaya merevitalisasinya di kalangan masyarakat, terutama remaja.
“Pancasila, sebagai ideologi dasar negara Indonesia, memiliki makna sebagai ajaran, gagasan, doktrin, teori, atau ilmu yang diyakini kebenarannya dan menjadi kesepakatan bersama dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” jelasnya.
Namun, kata Darmansyah, saat ini terdapat keprihatinan mengenai pemahaman Pancasila di kalangan generasi muda, yang dapat mengarah pada penggantian atau perubahan terhadap nilai-nilai Pancasila.
“BPIP sangat mengapresiasi langkah LDII dan Kesbangpol, karena percaya bahwa membumikan Pancasila adalah langkah penting dalam menanamkan nilai-nilai ideologi Pancasila di tengah masyarakat,” tutur Darmansyah.
Ia juga menambahkan, salah satu masalah yang perlu ditekankan dalam membumikan Pancasila adalah isu toleransi, “Toleransi menjadi salah satu nilai terpenting dalam ideologi Pancasila, dan masalah ini perlu disosialisasikan secara lebih luas,” tambahnya.
Duta Besar Indonesia untuk Polandia Ke-15 ini mengatakan, toleransi dijelaskan dalam tiga aspek, yaitu toleransi beragama, sosial-budaya, dan sosial-politik.
“Toleransi beragama menggarisbawahi pentingnya kebebasan beragama yang dijamin dalam Konstitusi. Setiap warga negara memiliki hak bebas untuk memeluk agama dan beribadat sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya masing-masing,” ujarnya.
Kemudian, lanjut dia, toleransi sosial-budaya mengajarkan tentang menghargai perbedaan dan keberagaman di tengah masyarakat serta menjauhi tindakan diskriminatif berbasis Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA).
“Sedangkan, toleransi sosial-politik menekankan pada kebebasan berpendapat yang dijamin oleh konstitusi, namun tetap diimbangi dengan tanggung jawab sesuai aturan yang berlaku,” jelasnya.
Untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang ideologi Pancasila dan mendorong toleransi di masyarakat, Darmansjah mengemukakan bahwa sosialisasi Pancasila harus dilakukan secara intensif dan berkelanjutan.
“Dalam upaya ini, perlu disertai instrumen dan kebijakan yang mendukung, seperti meningkatkan status peraturan menteri yang telah ada, khususnya pelatihan bela negara. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi jawaban atas tantangan zaman yang terus berkembang,” pungkasnya. (FWI/LINES)