Nganjuk (20/8). Ponpes Al Ubaidah dan SMK Budi Utomo, Nganjuk, Jawa Timur, melaksanakan upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke 78 Republik Indonesia, pada Kamis (17/8). Pengasuh Ponpes Al Ubaidah, Habib Ubaidillah Al Hasany bertindak sebagai inspektur upacara.
Dalam amanatnya, ia menyebut, Indonesia sejak kemerdekaannya tetap eksis hingga sekarang, namun persoalan-persoalan kebangsaan akan tetap ada sesuai dinamika zaman.
“Kami sebagai keluarga besar pondok pesantren patut bersyukur dan merasa bangga, karena kita tidak tinggal diam, kita selalu turut serta dan terlibat langsung dalam menghadapi masalah yang dihadapi bangsa. Bahkan secara umum, pondok pesantren tidak pernah absen dalam perjuangan bangsa Indonesia sejak zaman kolonial,” ujar Habib Ubaid.
Menurutnya, melihat sejarahnya, ketika menghadapi penjajahan, pondok-pondok pesantren mengirimkan ribuan santrinya ke medan perang. Begitu pula saat bangsa ini menghadapi komunisme, maka pesantren menjadi salah satu basis perlawanan.
Penanaman nilai-nilai kebangsaan tak sebatas pada acara-acara yang bersifat seremonial, tetapi wawasan kebangsaan tersebut juga diajarkan kepada para penyelenggara pendidikan. DPP LDII menggelar Sekolah Pamong Indonesia (SPI), untuk mengedukasi para pengurus yayasan, para guru sekolah dan pesantren, pamong, hingga petugas keamanan dan kebersihan.
“Pemikiran kami, jangan hanya santri dan siswa yang memiliki wawasan kebangsaan, sementara penyelenggara dan mereka yang terlibat dalam lembaga pendidikan tidak disentuh. Justru makin rawan bila radikalisme menyusup kepada penyelenggara pendidikan,”ungkapnya.
Menurut Habib Ubaid, persoalan radikalisme yang kerap dilekatkan kepada umat Islam saja, sedangkan umat agama lain minoritas, radikalismenya tidak terlalu diperhatikan.
“Untuk itu, umat Islam di Indonesia termasuk kita, para santri Ponpes Al Ubaidah harus terus-menerus menunjukkan kontribusi besar terhadap pembangunan terutama pembangunan mental sepiritual,” imbuhnya.
“Upacara memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) RI ini merupakan agenda rutin Ponpes Al Ubaidah setiap 17 Agustus. Sebelumnya, para santri mengikti upacara bergabung dengan instansi pemerintah. Dalam dua tahun terakhir, dilaksanakan secara mandiri di Ponpes Al Ubaidah,” tutur Habib yang juga kyai asal Gresik itu.
Upacara 17 Agustus, menurut Habib adalah salah satu cara menanamkan keindonesiaan ke dalam sanubari santri, “Kami memiliki kepentingan dan kewajiban untuk menanamkan rasa cinta tanah air pada santri terhadap bangsa Indonesia,” turur Habib Ubaid.
Habib Ubaidah menjelaskan bahwa upacara bendera tersebut menjadi wujud syukur atas kemerdekaan yang telah diraih. “Sebagai tanda syukur, upacara ini mengungkapkan rasa terima kasih secara lahir dan batin terhadap kemerdekaan, di mana jasa para pahlawan sangat luar biasa karena telah mengorbankan segala-galanya, baik tenaga, pikiran, bahkan nyawa,” jelasnya.
Sementara itu, personil Koramil Kertosono, Peltu Sumanto yang menjadi pelatih baris-berbaris dan upacara mengapresiasi para santri. “Anak-anak sekarang memiliki daya tangkap yang lebih cepat. Mereka tanggap terhadap instruksi dan gerakan dengan cepat. Meskipun waktu pelatihan singkat, semangat dan motivasi mereka membuat latihan berjalan lancar,” tegasnya.
“Generasi muda perlu meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mereka juga harus selalu mencintai tanah air dan NKRI sesuai bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Melalui aturan dan pembinaan yang ada, generasi muda akan secara alami menumbuhkan rasa cinta tanah air,”tutupnya.
Ketika upacara berlangsung Pondok Pesantren Al Ubaidah memiliki keunikan tersendiri dengan menunjukkan ciri khas kesantrian mereka, yaitu menggunakan pakaian khas santri berupa sarung tenun dan baju koko. Di sisi lain juga menggunakan seragam batik yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia. Santri Ponpes Al Ubaidah juga menampilkan atraksi pencak silat ASAD di pengujung acara.
Luar biasa lancar barokah
Bukti cinta tanah air, semoga Allah SWT paring manfaat sukses penuh berkah, أمين
DIHARAPKAN WARGA LDII MENJADI GARDA TERDEPAN DALAM MENJAGA KEUTUHAN NKRI SEBAGAI WUJUD CINTA TANAH AIR DAN PENERUS CITA CITA PARA PAHLAWAN BANGSA. SEMOGA KE DEPAN SEMAKIN BANYAK ANDIL DARI WARGA LDII DALAM MEMAJUKAN BANGSA DAN NEGARA, MEWUJUDKAN KERUKUNAN DAN MEMELIHARA DAN MELESTARIKAN 4 PILAR BERBANGSA DAN BERNEGARA.
SALAM MERAH PUTIH, SALAM PANCASILA, SALAM INDONESIA RAYA
LDII Mantaaap!!!!
Sebagai wujud syukur, cinta, bangga thd Republik Indonesia, semoga Alloh paring NKRI terus maju tumbuh utuh tangguh dan barokah.
Santri LDII Santri Indonesia
Cinta NKRI ikut berjuang membangun negeri
Bangsa yg besar adalah Rakyat suatu Bangsa yg mengingat selalu para pejuang nya
Alhamdulillah, wujud nyata rasa Nasionalisme dan cinta NKRI dari para generasi muda LDII