Kediri (29/8). Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Burengan Kecamatan Pesantren Kota Kediri menggelar workshop pranikah. Acara tersebut mengangkat tema edukasi pemberian air susu ibu (ASI) bagi bayi yang digelar pada Sabtu (26/8).
Kegiatan yang diadakan di aula Kelurahan Burengan dihadiri sekitar 100 peserta perempuan kategori usia produktif. Para peserta dari pelajar, mahasiswi, termasuk santri Pondok Pesantren Wali Barokah.
Ketua LPMK Kelurahan Burengan Suyitno menjelaskan workshop bagian dari rangkaian kegiatan HUT ke-78 Kemerdekaan RI. Menurutnya LPMK sengaja mengambil kegiatan yang berbeda dengan lainnya. Topik workshop dipilih karena membawa dampak positif bagi generasi penerus khususnya perempuan milenial.
“Workshop penting bagi para peserta karena para pahlawan kita lahir dari ibu yang sehat. Kami berharap workshop tidak hanya dipahami tapi juga diterapkan. Sebab di era sekarang banyak ibu memandang kecil dan remeh masalah ASI, padahal ASI penting bagi bayi yang baru lahir,” terangnya.
Kepala Kantor Kelurahan Burengan Adi Sutrisno mengatakan, dirinya ingin generasi milenial di Kelurahan Burengan yang masih pelajar, mahasiswa dan santri memiliki bekal ilmu pengetahuan terkait menyusui.
“Itu bekal nanti ketika mereka menikah. Fenomena yang terjadi sekarang, misalkan data BKKBN merilis usia 16 atau 17 tahun pernah melakukan hubungan intim,” ujarnya.
Adi Sutrisno melanjutkan, data Unicef menyebutkan di Indonesia sekarang jumlah ibu menyusui mengalami penurunan. “Ini kan rentan sekali,” tutur mantan Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri tersebut.
Sementara itu Sekretaris Ikatan Conselor Menyusui Indonesia Cabang Provinsi Jawa Timur Andreanti Dewi Anggraeni merasa bersyukur diundang sebagai pembicara, “Ini sangat spesial, karena kebanyakan kelas menyusui yang saya datangi audience mama muda dan ibu kader. Tapi hari ini terobosan bagus dari LPMK Kelurahan Burengan yang menarik peserta dari kalangan pelajar, remaja dan calon pengantin,” ungkapnya.
Dikatakannya dalam sebuah riset yang diadakan di Iowa State University menyebutkan, edukasi menyusui yang didapatkan wanita di usia sebelum menikah atau pra nikah membawa keberhasilan. Setidaknya dari pada yang sama sekali belum pernah mendapatkan edukasi menyusui.
Anisa, santri Ponpes Wali Barokah asal Medan turut senang bisa mengikuti workshop tersebut. Menurutnya pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu indikator program pemerintah dalam melaksanakan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam rangka 1.000 hari pertama kehidupan (Gerakan 1.000 HPK. Gerakan ini dimulai dari masa kehamilan hingga anak usia 2 tahun.
“Menjadi bekal pengetahuan bagi saya pribadi dan teman-teman, bahwa menciptakan generasi hebat diawali dari pemberian nutrisi yang tepat bagi anak-anak,” ujarnya. (Mzdha)
Alkhamdulillah, semoga makin lancar sukses dan barokah. Aamiin