Catatan redaksi: Artikel ini dibuat oleh saudara Faizunal tahun 2007 tepatnya dibulan juli ketika gerakan ini disuarakan. Selamat menyelami dan meresapi…
Mungkin diantara kita ada yang tidak tahu singkatan itu. Saya sendiri tahu setelah salah seorang teman kantor saya memberikan saya pedoman waktu sholat. Apa sih gerbangbuhnas? Tak tahunya akromin dari gerakan bangun shubuh nasional, dengan tema menuju sholat shubuh seramai sholat jumat. Usungan jargon yang sungguh apik. Dalam tataran konsep ajakan ini memang benar-benar jitu. Beberapa waktu yang lalu teman sekantor pernah juga mengirim artikel yang menyoroti tentang sholat shubuh ini. Pernah, salah seorang penguasa Yahudi menyatakan bahwa mereka tidak takut dengan orang Islam kecuali pada satu hal. Ialah bila jumlah jamaah shalat subuh menyamai jumlah jamaah sholat Jumat. Allahu akbar.
Seolah jadi tandem, lembaran artikel yang bersifat kebetulan tersebut mampir ke saya menjadi kaca benggala. Ternyata problem sholat shubuh menjadi momok ummat. Bersyukurlah bagi yang bisa mentas dari situasi itu. Selanjutnya bagaimana bisa mengajak sekelilingnya untuk shubuh tepat pada waktunya. Tapi jangan bangga dulu sebab borok itu juga ada di kalangan kita sendiri.
Akhir-akhir ini saya punya kerjaan baru, yaitu ngusungi anak pertama saya untuk bangun sholat shubuh. Maklum baru mau 7 tahun, jadi agak susah bangun paginya. Tapi demi melatih dan membiasakannya, walau dalam keadaan masih ngantuk aku gendong saja dia ke musholla. Meminjam kata-kata bijak, katanya; inilah bukti kasih sayang kita kepada mereka.
Beberapa waktu yang lalu pengurus kelompok di tempat kami memberikan semacam lembaran isian. Salah satu pertanyaannya adalah jam berapa biasanya sholat lima waktu. Hasilnya banyak diantara responden mengisi waktu sholat lima waktu umumnya di awal waktu, kecuali shubuh antara jam 5.30 – 6.00. Bahkan tak jarang pada prakteknya mereka menjalankan sholat shubha, yaitu sholat shubuh di waktu dhuha. Jadi udah lewat jam 6 ai setelah matahari terbit.
Jadi memang berat untuk yang satu ini. Oleh karenanya, ada nash-nash yang membuat berdiri bulu kuduk saya, selain rangsangan-rangsangan yang diberikan dalam hadsit yang lainnya, seperti:
“Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya’ dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung didalamnya niscaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Jadi orang yang lelet dalam menegakkan sholat shubuh bisa jadi bibit kemunafikan bersemayam di dalam hatinya. Jadi hati-hatilah.
Juga ada sebait hadist yang saya suka, yaitu:
“Dua rakaat fajar (shalat sunnah sebelum subuh) lebih baik dari dunia dan seisinya” (HR. Muslim).
Juga hadist ini;
“Barangsiapa yang sholat Isya’ berjamaah maka seakan-akan dia telah sholat setengah malam. Dan barangsiapa sholat Subuh berjamaah maka seakan- akan dia telah melaksanakan sholat malam satu malam penuh.” (HR Muslim).
Dan yang tidak kalah penting adalah hadist ini.
“Ya Allah berkatilah umatku di waktu pagi.” (HR Tirmidzi, Abu Dawud, Ahmad dan Ibnu Majah).
Maka tak heran dalam brosur gerbangbuhnas ada embel – embelnya: Tanamkan pada balita anda bangun shubuh itu sehat, taat dan giat.
Maka demi memperoleh pahala itu, saya modali dengan jam beker. Tidak tanggung – tanggung, saya beli yang bagus. Pakai snooze lagi. Jadi kalau yang biasa cuma di tekan sekali mati, sekarang dengan snooze-nya bel akan bunyi lagi 10 menit kemudian. Alarm baru mati jika switch on – off-nya kita off-kan. Jadi kalau nggak bangun ya benar-benar kebangetan alias keblug bangetttt.
Alhasil, yang biasanya kami biasa start shubuh jam limaan, kini sudah siap-siap shubuh mulai setengah lima. Ada kemajuan kan? Dengan harapan ada kemajuan pula dalam memperoleh pahala. Oleh karena itu, masih sempat-sempatnya mbangunin bocah-bocah untuk sholat, karena tidak diburu-buru waktu.
Oleh: Faizunal Abdillah