Gunungkidul (3/10). Di tengah keindahan alam Gunungkidul yang mempesona terdapat satu kelompok budidaya ikan. Uniknya, mereka tak hanya berperan membudidayakan ikan untuk mata pencarian, tetapi juga merajut kerukunan dalam komunitas.
Kelompok bernama “Mina Rukun” yang berlokasi di Dusun Gelaran 2, Bejiharjo, Karangmojo ini, terlahir dari inisiatif seorang tokoh inspiratif, Aminto, pada 19 April 2008. Saat ini, Mina Rukun telah tumbuh menjadi sebuah kelompok yang anggotanya mencapai 54 orang.
Apa yang membuat Mina Rukun begitu istimewa adalah inovasinya yang luar biasa dalam mengelola sumber daya alam setempat. Mereka telah mengubah sebuah sungai yang terbengkalai menjadi rumah bagi ribuan bibit ikan. Bibit-bibit ikan seperti nila, lele, tawes, dan melem ditanam di sungai itu dengan tekun.
Proses penanaman bibit ikan dimulai pada awal musim kemarau, dan panen dilakukan ketika menjelang musim penghujan. Selama masa panen, para anggota Mina Rukun bergotong-royong untuk menangkap ikan-ikan yang telah mereka rawat sejak masih berupa bibit. Rekor panen terbanyak yang pernah mereka capai sekitar 200 kilogram.
Keuntungan dari hasil panen ikan ini tidak hanya untuk kepentingan kelompok mereka sendiri. Mina Rukun menjual ikan hasil panen kepada warga setempat dengan harga yang terjangkau. Keuntungan dari penjualan tersebut digunakan untuk program-program kesejahteraan masyarakat, terutama di Dusun Gelaran, Gunungkidul.
Aminto, sang pendiri Mina Rukun, menjelaskan filosofi di balik nama kelompok ini. “Mina memiliki arti ikan, sementara ‘rukun’ menggambarkan kerukunan, “Dalam kata ‘Mina Rukun,’ terkandung makna bahwa ikan bisa menjadi penyemangat bagi kerukunan dalam masyarakat,” kata Aminto yang juga aktif dalam kegiatan pengajian di PAC LDII Karangmojo.
“Ikan adalah makanan yang kaya akan nutrisi, dan konsumsi ikan yang cukup dapat membantu mencegah stunting, terutama pada anak-anak. Ini adalah salah satu cara LDII berkontribusi untuk menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas,” ujarnya.
Aminto menjelaskan, program budidaya ikan yang mereka jalankan memiliki tujuan ganda. Selain mendukung program pemerintah dalam mencegah stunting dengan mempromosikan konsumsi ikan, Mina Rukun juga menjalankan program ini untuk memanfaatkan sungai yang tadinya terbengkalai menjadi kolam ikan yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Dalam hal ini, Mina Rukun bukan hanya menjadi kelompok yang memproduksi ikan, tetapi juga menjadi agen perubahan yang mengubah lingkungan lokal kami menjadi lebih produktif dan berkelanjutan. Ini adalah wujud konkret dari komitmen LDII untuk ikut berperan dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.
Melalui usaha dan semangat kerukunan Mina Rukun, lanjut Aminto, bukan hanya meraih kesuksesan dalam budidaya ikan. Tetapi juga telah memberikan kontribusi kepada masyarakat setempat, mengenai pentingnya gotong royong, pelestarian alam, dan kebersamaan dalam mencapai tujuan bersama. (FWI/LINES)
Semoga Alloh paring berhasil lancar manfaat dan barokah