Jakarta (8/11). Untuk melahirkan generasi yang berkualitas dan bebas stunting dibutuhkan ibu atau calon ibu yang sehat. Hal itu diungkapkan dokter Indah Hastuti dalam workshop Rakernas LDII 2023, di area Expo Rakernas LDII 2023 di Ponpes Minhaajurrosyidin, Jakarta, Rabu (8/11).
“Untuk bisa melahirkan generasi yang sehat, yang bebas stunting diperlukan ibu atau calon ibu yang sehat pula,” ujarnya.
Dalam workshop tersebut, dokter Indah menyampaikan materi “Manfaat Akupresur Mandiri dan Toga untuk Mencegah Stunting Sejak Dini”.
Ia menyampaikan, pada ibu hamil biasanya sering mengalami beberapa gangguan, bahkan sebelum mereka hamil, “Seperti anemia (biasanya terjadi sebelum kehamilan), gangguan saat hamil yaitu mual dan muntah, serta hipertensi. Dan saat melahirkan si ibu tidak lancar ASI-nya, pada akhirnya digantikan oleh susu formula,” ungkapnya.
Ia menyebut, gangguan-gangguan tersebut dapat diatasi secara mandiri dengan obat-obatan herbal. “Makanya kita selalu berupaya supaya gangguan-gangguan tersebut bisa diatasi secara mandiri tanpa memerlukan obat. Solusinya dengan menanam tanaman obat keluarga (Toga) dan akupresur,” urainya.
Indah mendorong masyarakat untuk menaman Toga sebab terdapat banyak manfaatnya. “Seperti sereh misalnya dapat mengurangi kembung dan batuk. Selain itu, masyarakat juga bisa menanam kunyit, labu siam yang bisa mengurangi hipertensi, dan tanaman toga lainnya,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga (PPKK) DPP LDII Dewi Ilma Antawati mengatakan, kasus stunting di Indones masih tergolong tinggi.
“Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya stunting, di antaranya, kekurangan gizi dan infeksi (infeksi penyakit atau cacingan). Selain itu, faktor ibu atau calon ibu. Karena kesehatan mereka juga berpengaruh pada stunting itu sendiri,” ucapnya.
Ilma yang juga seorang psikolog memberikan materi tentang “Pengasuhan Anak Anti Stunting”. Ada beberapa hal tentang pengasuhan anak yang dapat mencegah stunting, di antaranya, mengenali stunting itu sendiri, memahami tumbuh kembang yang optimal, memberikan stimulasi optimal, komunikasi positif orangtu dan anak serta dukungan sosial yang supportif.
Makanan bergizi tidak harus mahal yang penting memenuhi nilai gizinya