Nganjuk (31/1). Direktur Intelijen Keamanan (Dirintelkam) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur Kombes Polisi Dekananto Eko Purwono berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ubaidah, Kertosono, Nganjuk, pada Selasa (30/1). Kehadiran mereka didampingi Ketua DPW LDII Jawa Timur Moch. Amrodji Konawi dan para pengurus DPW LDII Jawa Timur.
Dalam kesempatan itu, Pengasuh Ponpes Al Ubaidah, Habib Ubaidillah mengatakan pihaknya bekerja sama dengan berbagai pihak, juga dengan TNI, kepolisian dan kejaksaan untuk meningkatkan pemahaman wawasan kebangsaan kepada para santri.
“Terkait wawasan kebangsaan dan nasionalisme, kami sepemikiran dengan pemerintah, TNI-Polri, bahwa konsensus kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI harus meresap ke dalam sanubari para santri dan warga LDII,” ujar Habib Ubaidillah di sela-sela pertemuan dengan Dirintelkam Polda Jawa Timur .
Kunjungan Kombes Dekananto tersebut dimanfaatkan pula untuk memberikan pembekalan wawasan kebangsaan kepada 800-an lebih santri, yang sedang mengikuti diklat dan tes calon juru dakwah LDII. Dekananto pun mengajak para santri memahami wawasan kebangsaan, karena mereka akan diterjunkan di tengah masyarakat.
“Wawasan kebangsaan penting untuk bisa disampaikan sehingga bisa menjadi modal yang kuat, karena para santri LDII akan disebar di berbagai macam daerah, suku atau wilayah yang tentunya berbeda,” jelas Dirintelkam.
Ia menegaskan tanpa dibekali wawasan kebangsaan, nilai-nilai tentang persatuan dan kesatuan, serta pemahaman terhadap kebhinekaan, mengakibatkan para santri mudah terpicu perselisihan dan pertikaian, “Karena mereka tidak memiliki satu wawasan, bahwa negara ini dibangun oleh para pendiri bangsa dalam kondisi yang beragam,” ungkapnya.
Menurutnya, silaturrahim dan banyak berkomunikasi dengan berbagai elemen mendorong terciptanya kerukunan. Dengan demikian, meskipun bangsa Indonesia memiliki banyak perbedaan, namun dibangun dari sebuah kerangka nilai-nilai kebangsaan.
Ia berkeyakinan dengan memiliki wawasan kebangsaan, upaya untuk memecah belah dan mengganggu stabilitas serta ideologi bangsa dapat dihindari.
bahkan Kombes Dekananto menjelaskan, wawasan kebangsaan dan Kamtibmas memiliki kaitan yang sangat erat, “Bila tidak mempunyai wawasan kebangsaan tentang nilai-nilai keberagaman, kesatuan dan persatuan akan menimbulkan potensi konflik,” tuturnya.
Imbasnya ketika potensi konflik muncul, tentu bisa mengganggu stabilitas keamanan dan memakan korban jiwa. Konflik horisontal, menurut Kombes Dekananto dapat dicegah, apabila para santri memiliki nilai-nilai keimanan terkait akhlakul karimah, “Itu adalah modal para santri dalam menjaga keamanan,” tegas Kombes Dekananto.
Terkait Pemilu 2024, ia berpesan kepada para santri. Pertama, menjadi garda terdepan dalam mewujudkan demokrasi yang berkualitas. Kedua, berperan aktif dalam menjaga stabilitas Kamtibmas agar aman, damai dan sejuk menjelang pada saat dan pasca-Pemilu 2024. Ketiga, menjadi alat perekat pemersatu bangsa dalam keberagaman bangsa Indonesia.
Keempat, menciptakan kesejukan serta terlibat aktif dalam memerangi hoax dan hate speech. Kelima, menjadi agent of change dalam membangun dan memajukan bangsa Indonesia, “Keenam, memberikan informasi kepada Polri atau aparat keamanan lainya bila mengetahui potensi ancaman baik terhadap keberagaman atau kejahatan dan pelanggaran pemilu,” jelas Kombes Dekananto.
Kombespol Dekananto berharap agar para santri LDII tidak hanya bermanfaat atau berguna bagi organisasi, tetapi berguna untuk bangsa dan negara. Mampu bersinergi dengan aparat kepolisian dan masyarakat sekitarnya, “Tentu tidak bicara tentang ilmu agama saja tetapi ilmu sosial kemasyarakatan yang harus seimbang,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua DPW LDII Jawa Timur, Moch. Amrodji Konawi menambahkan, bila selama ini materi wawasan kebangsaan diberikan oleh Polres Nganjuk, pihak DPW LDII mengharapkan materi tersebut juga diisi oleh Polda Jatim.
Harapannya, agar para santri pada saat menjadi juru dakwah, mampu mengembangkan dakwah santun, “Mereka bisa menjadi agen perubahan masyarakat, perubahan menjadi lebih baik. Ke depanya kami akan menggandeng Kanwil Kemenag Jatim untuk memberi tausyiah kepada para santri LDII,” kata Amrodji.
Ia menjelaskan, LDII Jawa Timur selalu berkomunikasi dengan ormas Islam dan lainnya, dalam rangka menjalin silaturrahim. Komunikasi tersebuyt menjadi jembatan untuk berkolaborasi dalam bidang sosial kemasyarakatan.
Pengasuh Ponpes Al Ubaidah, Habib Ubaidillah menambahkan, pihaknya terbuka untuk bekerja sama dengan siapapun. Terutama dari kepolisian, karena dapat memberi manfaat berupa pengetahuan dan wawasan mengenai keindonesiaan, sebelum para santri disebar ke berbagai pelosok tanah air.
Wawasan kebangsaan dan nasionalisme, kami sepemikiran dengan pemerintah, TNI-Polri, bahwa konsensus kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI harus meresap ke dalam sanubari para santri dan warga LDII.
Sangat setuju dengan pendapat Pak Kyai
Semoga Barokah