Bandung (27/5). Puluhan ribu masjid dan mushola yang berada di bawah naungan LDII Jawa Barat mengikuti kegiatan “Gerakan Hari Sejuta Kiblat”. Gerakan tersebut diinisiasi oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI, pada Senin (27/5).
Gerakan Hari Sejuta Kiblat ini mengacu pada momen Rashdul Qiblah atau Istiwa’ A’zham, ketika posisi matahari tepat di atas Kabah. Pada kesempatan itu, PLH Kabid Urusan Agama Islam (Urais) Kanwil Kementerian Agama Jawa Barat, H. Jajang Apipurin mengapresiasi warga LDII Jawa Barat yang memverifikasi atau mengecek arah kiblat saat matahari Istiwaul A’zam di atas Ka’bah pada pukul 16.18 WIB.
“Kami mengucapkan terima kasih untuk partisipasi LDII, baik tingkat provinsi maupun kota kabupaten yang ikut serta dalam kegiatan hari ini. Kegiatan ini masih berlangsung sampai besok pada pukul yang sama,” ujarnya.
Jajang menambahkan, peserta yang ikut kegiatan secara nasional tercatat sebanyak 1.080.000 peserta, baik perorangan maupun instansi. Jumlah ini mendapat rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai rekor dunia untuk peserta terbanyak untuk pelurusan arah kiblat.
“Jabar tercatat sebagai peserta terbanyak kedua secara nasional, yaitu sebanyak 56.383 peserta. Berdasarkan data Kemenag Jabar, tercatat sekitar 45.000-an masjid dan 112.000-an mushola. Ini belum termasuk mushola-mushola di rumah,” ujarnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Kabid Penais Kanwil Kemenag Jabar ini menjelaskan, kegiatan ini ditujukan untuk membangkitkan kebersamaan dan semangat umat Islam, sehingga dicetuskan pencatatan rekor MURI.
“Kegiatan yang dilaksanakan pemerintah ini luar biasa karena bisa dilaksanakan dalam waktu serentak hingga seluruh pelosok Indonesia. Kalau dilaksanakan satu persatu akan memakan waktu yang sangat lama,” urainya.
Sementara itu, Ketua DPW LDII Jabar, Dicky Harun mengatakan, berdasarkan data dari kota dan kabupaten, terdapat puluhan ribu warga LDII yang mengikuti kegiatan ini, baik dari pengurus masjid, mushola, dan warga LDII secara perorangan.
“Alhamdulillah, LDII hari ini bisa ikut berperan serta dalam kegiatan skala nasional. Apalagi ini tentang pelurusan arah kiblat. Tentu menjadi kebutuhan kita semua saat melaksanakan ibadah shalat,” ujarnya.
Dicky menambahkan, berdasarkan informasi dari DPD LDII kota dan kabupaten, ternyata sebagian masjid dan mushola LDII termasuk warga LDII yang melaksanakan pelurusan arah tidak mendaftarkan diri melalui link form yang disediakan Kemenag.
“Memang ada laporan sebagian peserta LDII tidak mendaftarkan dengan menigisi form online yang disediakan Kemenag. Namun tidak akan mengurangi upaya kebersamaan dan kesatuan umat Islam,” imbuhnya.
Untuk mendukung kesuksesan acara ini, Dicky menjelaskan, LDII melibatkan seluruh elemen organisasi, mulai dari provinsi, kota/kabupaten, kecamatan hingga kelurahan/desa se-Jawa Barat, “Alhamdulillah DPD, PC dan PAC berkoordinasi untuk bekerjasama dengan Kemenag dan KUA setempat dalam pelaksanaannya, sehingga terjadi harmonisasi dalam kegiatan ini,” paparnya.
Selain pengukuran kiblat di masjid dan mushola, warga LDII juga berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini dengan melakukan pengukuran kiblat di rumah masing-masing pada waktu yang telah ditentukan. Dicky mengungkapkan panduan teknis dan tutorial mengenai cara mengukur kiblat sudah disebarkan melalui jaringan internal LDII.