Tangerang (4/6). DPD LDII Kota Tangerang mengadakan pengajian para ibu dengan menghadirkan Ketua Departemen Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga (PPKK) DPP LDII, Sri Tresnahati Ashar. Kegiatan itu dipusatkan di Mesjid Mambaul Ulum, Kota Tangerang, Banten, pada Sabtu (25/5).
Di hadapan 400-an ibu-ibu dari PC LDII Japos, Tajur, dan Ciledug, Sri Tresnahati memaparkan penanaman 29 karakter. Menurutnya, karakter itu bukan bawaan lahir manusia. Karakter harus ditumbuhkan, ditanamkan, dipelihara dan ditempa oleh lingkungan, “Dalam pengajian ini kami sampaikan pelatihan penanaman 29 karakter. Hal ini diberikan untuk para ibu, dikarenakan sosok ibu merupakan pendidik utama bagi anak-anaknya,” ujar Sri.
Ia menambahkan, lingkungan manusia pertama dan utama yang bisa membentuk karakter adalah keluarga, sangat dikhususkan yaitu orang tua. “Sangatlah penting pendidikan karakter itu direncanakan dan dilakukan pada seluruh lapisan masyarakat di mulai dari lingkup terkecil yaitu keluarga,” ucapnya.
Ibu adalah pendidik utama dan pertama bagi seorang anak. Ibu adalah role model paling baik bagi anak. “Ibu yang sehat secara mental akan mampu mengasuh dan membina anaknya agar memiliki 29 karakter yang baik melalui contoh yang ditularkan oleh ibu,” tambah Sri.
Sebelum pelatihan dan penanaman 29 karakter itu, Sri Tresnahari memandu peserta melakukan hypnoteaching. Mereka **diberikan afirmasi positif untuk bisa menyemangati dirinya sendiri dan rekan disebelahnya.
Pelatihan tersebut berisikan materi mengenai pengertian karakter, pendidikan karakter dalam keluarga dan komunikasi efektif. Karakter merupakan hasil bentuk dari perilaku yang menjadi kebiasaan hingga lahirlah sebuah karakter. “Karakter ini bisa diubah melalui lingkungan yang positif disertai dengan perilaku dan kebiasaan yang positif,” paparnya.
Ada beberapa karakter yang kurang baik muncul disebabkan karena orang tersebut memiliki pikiran dan perasaan yang negatif, “Maka dari itu diperlukan kontrol dari pikiran. Agar perasaan bisa mengubah negatifnya menjadi positif, sehingga perilaku yang keluar adalah perilaku positif,” tegasnya.
Pendidikan karakter merupakan usaha sadar dan terencana, bukan upaya yang sifatnya terjadi secara kebetulan atau instan. “Sehingga diharapkan para peserta yang merupakan ibu-ibu disini mampu mengusahakannya bersama dengan keluarga di rumah,” ungkap Sri.
Selama berlangsung, para peserta juga diberikan kesempatan untuk berdiskusi kelompok dan menuliskan pesan untuk dirinya sendiri, agar tahu apa yang akan ia bawa pulang untuk diterapkan.
Sementara itu, Dewan Penasehat DPD LDII Kota Tangerang Maman Surachman terkesan dengan materi penanaman karakter tersebut. Ia berharap acara pelatihan tersebut bisa lebih rutin diadakan agar tercipta keluarga yang memiliki emosi positif dan bahagia. Menurutnya, acara pengajian yang dibarengi pelatihan dapat memberikan pemahaman tambahan bagi para ibu, untuk merawat keluarga. (Inggri/lines)