Tangerang (16/6). SMP Al Furqon Boarding School (AFBS) menggelar wisuda angkatan keempat di Aulia SMP Al Furqon Boarding School, Kota Tangerang, Banten, pada Sabtu (15/6). Kegiatan itu bertajuk “Menuju Masa Depan Gemilang dengan Berakhlak Mulia”.
“Filosofinya yaitu kami menggabungkan 29 karakter luhur dengan kurikulum merdeka yang disebut Projek, Penguatan, Profil, Pelajar, Pancasila (P5). Kedua hal itu kami sinkronisasikan sehingga terbentuk karakter yang kuat kepada masing-masing peserta didik,” ujar Kepala Sekolah AFBS Agus Amikaton.
Menurutnya, wisuda yang digelar pada hari itu sebagai wujud apresiasi kepada siswa yang telah menyelesaikan studinya selama tiga tahun. “Dengan harapan ini bisa dikenang seterusnya terutama materi-materi yang diberikan di dalam kelas,” ujarnya.
Ia menegaskan, sekolah yang diasuhnya memiliki tagline utama yaitu “Sekolah Berasrama Berkarakter”. “Dengan karakter yang unggul insya Allah prestasi dengan mudah dapat diraih oleh para siswa,” tambahnya.
Agus mendorong para alumni untuk melanjutkan sekolah di SMA AFBS. ”Karena program yang kami programkan adalah berkesinambungan. Sehingga diharapkan tidak putus materi yang telah kami berikan. Dan dapat terwujud pelajar yang profesional religius,” tutupnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Yayasan Dar Al Furqon Al Hakim, Sujarwo Budiana merasa bersyukur atas kinerja tenaga pendidikan SMP dan SMA Al Furqon Boarding School. “Meski usianya masih sangat muda namun dapat membuktikan dengan prestasi. Tidak hanya tingkal regional, siswa kami meraih prestasi tingkat nasional,” ujarnya.
Ia menekankan, prestasi yang saat ini dicapai merupakan bonus, adapun tujuan utamanya mereka bisa menerapakan “Tri Sukses Generus” yaitu alim, berakhalakul karimah dan mandiri. “Target kami terhadap peserta didik bisa menerapkan 29 karakter luhur. Dengan begitu, harapannya khususnya bagi sekolah-sekolah yang bernaung di bawah LDII akan sangat berkontribusi terhadap bonus demografi di masa yang akan datang,” ujarnya.
Ia menegaskan, 29 karakter luhur dapat menjadi modal kuat para siswa untuk kehidupan di masa depannya. “Diharapkan mereka menjadi pionir mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat bahkan lingkungan akademika,” ujarnya.
Pendidikan dasar, tambahnya, yang sudah dilaksanakan selama tiga tahun belum cukup. Apalagi ketika mereka melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. “Kami tekankan pendidikan karakter tidak cukup tiga tahun dan harus berkesinambungan. Sehingga tujuannya adalah mereka menjadi mubaligh sarjana dan sarjana yang mubaligh,” tutupnya.