Arak-arakan berkuda Khalid dan pasukannya telah sampai di bukit kota Damaskus. Di situ, Khalid mendirikan panjinya bernama Iqab. Oleh karena itu tempat itu disebut Tsaniyatul-Iqab, yang artinya bukit Iqab. Lalu Khalid bergerak lagi menuju tempat untuk beristirahat. Tempat itu sekarang disebut Dairu Khalid, yang artinya Kampung Khalid.
Di sana, Khalid menunggu pasukan lain yang belum datang.
Negri Damaskus bergolak. Lautan manusia di sana telah berkumpul untuk bersiap menghadapi Khalid dan pasukannya. Penduduk Sawad pun mengalir berdatangan memadati negri Damaskus yang indah. Di pertengahan mereka; barisan pasukan berkuda yang gagah berani berjumlah 12.000 orang.
Benteng kota dihiasi Salib-Salib keramat yang ditata rapi mengelilingi kota. Berita bergeraknya Khalid dan pasukannya menuju Damaskus, telah sampai telinga Raja Hiraqla di Anthaqiyah.
Di Anthaqiyah, sejumlah petinggi militer yang disebut Bathriq berkumpul memenuhi ruangan megah. Mereka menunggu khotbah penting yang akan disampaikan oleh Raja Hiraqla.
Dengan hati berdebar-debar Hiraqla memasuki ruangan; semua hadirin bersujud menyembah. Beberapa saat kemudian Hiraqla bertitah pada mereka, “Hai Cucu Ashfar semuanya! Dulu saya pernah perintah agar kalian waspada pada kaum Arab; ketika itu kalian meremehkan mereka! Kini mereka telah merebut kota Arakah, Tadmur, Sakhnah, dan Bushra! Bahkan mereka telah bergerak dan merebut Robwah! Betapa sedihnya jika mereka nanti merebut Damaskus kota-emas negri Syam! Mereka telah bergerak ke sana! Meskipun sebetulnya mereka itu kaum yang lemah!.”
Lalu berteriak, “Siapa di antara kalian yang sanggup mengemban tugas menghalau untuk mengamankan saya dari ancaman mereka? Jika dia berhasil menghalau mereka; akan saya beri Anugrah Kerajaan!.”
Seorang petinggi militer bernama Bathriq Kalus bin China yang tergolong sangat pandai dan pemberani, menyanggupi perintah. Nama dia sohor karena telah berjasa dalam sejumlah perang besar. Bahkan musuh-musuhnya dari Persia, mengakui kehebatannya.
Hampir semua hadirin memandang dan mendengar Kalus berkata, “Saya akan membela Tuan! Mereka akan saya usir agar pergi!.”
Sebuah upacara akbar digelar untuk memberangkatkan Bathriq Kalus yang akan membawa 5.000 pasukan berkuda, untuk memerangi kaum Arab. Rakyat yang melaut bangga menyaksikan Raja Hiraqla menyerahkan Salib-Emas pada Bathriq Kalus yang berada di depan 5.000 pasukan berkudanya.
Hiraqla perintah, “Bawalah Salibmu ini di depanmu! Agar menolongmu!.”
Kalus menerima Salib-Emas; pekikan terompet membahana seakan-akan membelah langit, di tengah penonton berjejal yang mengelu-elukan mereka.
Arak-arakan pasukan berkuda yang dibawa oleh Kalus berlari menuju kota Chimsh (Homs). Debu-debu beterbangan; rakyat memadati sepanjang jalan yang dilewati pasukan berkuda dari raja sesembahan mereka.
Pasukan pertahanan kota itu telah siaga-penuh. Barisan pasukan berpedang memanjang jauh, membuat hati berdebar. Sejumlah pejabat di pertengahan lautan rakyat menyambut kedatangan pasukan dari raja tersebut. Orang-orang penting itu terdiri dari para pejabat militer, para ulama, dan para rahib. Dalam sambutan itu dipanjatkan doa ‘agar Kalus dan pasukannya mendapat kemenangan’. Kisah Selanjutnya>>
sumber: mulungan.org