Surabaya (4/7). DPW LDII Jawa Timur bekerja sama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Timur mengadakan Training of Trainer (ToT) mengenai literasi digital dan bijak bermedia sosial pada Sabtu (29/6). Acara tersebut bertema “Membangun Ruang Publik yang Sehat dan Peradaban Luhur Bangsa dengan Bijak bermedia Sosial”.
Kegiatan yang dihelat di Aula Ponpes Sabilurrosyidin Annur, Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu (29/6) tersebut dihadiri 80 peserta dari 38 DPD LDII Kota/Kabupaten se-Jawa Timur dan pondok-pondok pesantren di bawah naungan LDII.
Saat membuka pelatihan, Kepala Diskominfo Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin, mengungkapkan bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 79,5 persen berdasarkan survei Asosiasi Pengusaha Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2024.
Sherlita menekankan bahwa teknologi informasi memiliki dua sisi, yakni memberikan manfaat dan menghadirkan risiko. Dengan akses informasi yang mudah melalui internet, ia berharap masyarakat bisa lebih bijak bermedia sosial, terutama dalam mengantisipasi penyebaran informasi hoaks.
“Kemampuan masyarakat Indonesia dalam mengenali informasi hoaks relatif masih rendah. Tingkat akses internet yang tinggi mencapai 80 persen, namun literasi digital masih minim. Hal ini mengakibatkan banyak masyarakat kita yang tidak mengenali apakah informasi yang diterima hoaks atau bukan,” ujar Sherlita.
Sherlita juga mengapresiasi upaya DPW LDII Jawa Timur dalam mengedukasi generasi muda tentang bijak bermedia sosial dan literasi digital. Pihaknya berencana meningkatkan sinergi dengan LDII, salah satunya dengan membuka peluang bagi pemuda LDII untuk magang di Diskominfo Jawa Timur.
Ketua DPW LDII Jawa Timur, Moch. Amrodji Konawi, sejalan dengan Kadiskominfo, mengatakan bahwa media sosial di satu sisi memberikan manfaat, namun juga memunculkan hal negatif, seperti berita hoaks, “Selain berita hoaks, saat ini kebenaran sering dibentuk oleh persepsi bukan fakta, atau disebut juga kebenaran baru (post-truth). Kebenaran palsu ini diframing di media sosial sehingga yang salah bisa terlihat benar,” ujarnya.
Amrodji juga mengingatkan generasi muda agar berhati-hati dengan ujaran kebencian (hate speech) di media sosial. “Ini jauh dari nilai-nilai Islam dan harus dihindari. Selain itu, saat ini juga marak kasus judi online dan pinjaman online,” pungkasnya. (FWI/LINES)