Bermula dari keinginan menerbitkan buku, Esensi Milenia yang memang hobi menulis prosa sejak sekolah itu menjajal lomba-lomba kepenulisan. Meski gagal menjadi pemenang, tulisannya tetap terpilih untuk dibukukan.
Generasi muda LDII asal Jakarta Selatan itu mengungkapkan, kompetisi menulis yang dibuka Detak Pustaka — sebuah penerbit independen asal Surabaya — merupakan yang pertama kali dia ikuti. Tak tanggung-tanggung, tiga kategori dia ikuti; menulis kutipan (quote), cerpen, dan pesan bertema berbeda setiap angkatan lomba.
“Dari ketiganya, saya memang tidak menang, tapi terpilih untuk dibukukan. Buat saya yang ingin menerbitkan buku sejak dulu, itu lebih dari cukup,” ujarnya. Jadilah buku kumpulan prosa berjudul ‘Seuntai Kerinduan untuk Dia’, ‘Dia Sahabatku’, dan ‘Sepucuk Surat untuk Ibu’ yang telah terjual di platform daring penerbit dan marketplace.
Impian menerbitkan buku itu sudah dimilikinya sejak sekolah dasar. Menurutnya, sejak menyukai Bahasa Indonesia yang banyak unsur cerita, Esensi keranjingan membaca. “Saat SMK, saya memantapkan diri, coba menulis selain menjadi pembaca sampai sekarang,” katanya.
Dukungan orangtua, khususnya sang ibu menjadi motivasinya. Motivasi itu juga yang sering dituangkan lewat tulisan di media sosial miliknya. Setelah menjalani kompetisi itu, Esensi mengaku, meraih cita-cita tak sesulit yang dibayangkan jika konsisten dengan tujuan awal. “Keraguan pasti ada, tapi hati terus yakin untuk maju. Sehingga ketika kompetisi, meskipun nyaris terlambat, saya lanjutkan,” ujarnya.
Selama hal itu positif dan dilakukan sungguh-sungguh, kata Esensi, hasilnya pasti positif. Terkait passion, ia juga berpesan kepada generasi muda lainnya, “Masa muda yang sekali ini perlu dimanfaatkan sebaik mungkin dengan konsisten. Hasilnya bisa terlihat lima hingga 10 tahun ke depan menjadi kenangan yang mahal harganya,” pungkasnya. (Eva)