Oleh: Anggota Dewan Penasihat DPP LDII, KH Edy Suparto
Bulan Muharram, salah satu bulan suci dalam kalender Islam, akan segera tiba pada 16-17 Juli 2024. Di bulan ini terdapat hari yang sangat istimewa, yaitu hari Asyura. Puasa Asyura memiliki banyak keutamaan yang dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selain itu, Asyura juga memiliki nilai sejarah yang penting dalam Islam. Berikut adalah penjelasan mengenai sejarah dan keutamaan puasa Muharram/Asyura.
Sejarah Puasa Asyura
Puasa Asyura telah ada sejak masa jahiliyah. Orang-orang Quraisy biasa melaksanakan puasa pada hari Asyura. Bahkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun melakukannya sebelum Nabi Muhammad menjadi Rasulullah. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha, disebutkan:
كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِى الْجَاهِلِيَّةِ ، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَصُومُهُ ، فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
“Orang-orang Quraisy biasa berpuasa pada hari Asyura di masa jahiliyyah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun melakukannya pada masa jahiliyyah. Tatkala Rasul sampai di Madinah, Rasul pun berpuasa pada hari itu dan memerintahkan umatnya untuk berpuasa.” (HR. Bukhari)
Setibanya di Madinah, Rasulullah melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Mereka menjelaskan bahwa hari tersebut adalah hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka, dan Nabi Musa berpuasa sebagai wujud syukur kepada Allah. Rasulullah kemudian bersabda:
قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ فَرَأَى الْيَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ مَا هَذَا قَالُوا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّه بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا قَالَ فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ نَحْنُ نَصُوْمُهُ تَعْظِيْمًا لَهُ
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, kemudian Nabi melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Rasulullah bertanya, ‘Apa ini?’ Mereka menjawab, ‘Ini adalah hari yang baik, ini adalah hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka, maka Musa berpuasa pada hari itu sebagai wujud syukur kepada Allah.’ Maka Rasulullah menjawab, ‘Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian (Yahudi), maka kami akan berpuasa pada hari itu sebagai bentuk pengagungan kami terhadap hari itu.” (HR. Muslim)
Keutamaan Puasa Asyura
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menekankan bahwa puasa di bulan Muharram memiliki keutamaan yang tinggi setelah puasa di bulan Ramadhan. Rasulullah bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim)
Selain itu, Nabi juga menjelaskan bahwa puasa Asyura dapat menghapus dosa setahun yang lalu, sebagaimana dalam hadis berikut:
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Nabi menjawab, ‘Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.’ Nabi juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Nabi menjawab, ‘Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.'” (HR. Muslim)
Asyura dalam Sejarah Nabi Nuh
Hari Asyura juga memiliki kaitan dengan peristiwa penting dalam sejarah Nabi Nuh ‘Alaihissalam. Pada hari Asyura, kapal Nabi Nuh berlabuh di atas bukit Judi setelah banjir besar. Allah berfirman dalam Surah Hud ayat 44:
وَقِيلَ يَا أَرْضُ ابْلَعِي مَاءَكِ وَيَا سَمَاءُ أَقْلِعِي وَغِيضَ الْمَاءُ وَقُضِيَ الْأَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُودِيِّ وَقِيلَ بُعْدًا لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
“Dan difirmankan: ‘Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,’ dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: ‘Binasalah orang-orang yang zalim.'”
Nabi Nuh dan pengikutnya berpuasa pada hari itu sebagai bentuk syukur kepada Allah atas keselamatan mereka dari bencana besar. Dalam hadis, dijelaskan:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ، قَالَ: مَرَّ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم بِأُنَاسٍ مِنَ الْيَهُودِ قَدْ صَامُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: …وَهَذَا يَوْمُ اسْتَوَتْ فِيهِ السَّفِينَةُ عَلَى الْجُودِىِّ، فَصَامَهُ نُوحٌ وَمُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ تَعَالَى…
“Dari Abu Hurairah, ia berkata, ‘Nabi Muhammad SAW melewati beberapa orang Yahudi, sungguh mereka puasa hari Asyura, mereka berkata, ‘…Ini adalah hari di mana perahu itu (Nuh) berlabuh di atas bukit Judi, lalu Nuh dan Musa melaksanakan shaum hari itu sebagai rasa syukur kepada Allah…'” (HR. Ahmad)
Asyura dalam Sejarah Nabi Musa
Selain itu, Asyura juga merupakan hari di mana Allah menyelamatkan Nabi Musa dan Bani Israil dari kejaran Fir’aun. Nabi Musa berpuasa sebagai tanda syukur atas penyelamatan ini. Tradisi ini kemudian diikuti oleh Rasulullah dan umat Islam sebagai bentuk penghormatan dan syukur atas nikmat yang diberikan Allah kepada Nabi Musa dan Bani Israil.
Anjuran Berpuasa pada 9 dan 10 Muharram
Untuk menghindari tasyabbuh (menyerupai) dengan orang Yahudi, Rasulullah menganjurkan umat Islam untuk juga berpuasa pada tanggal 9 Muharram selain 10 Muharram. Rasulullah bersabda:
صَامَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ .تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْ
تِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan umatnya untuk berpuasa. Para sahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah, ini adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani.’ Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Jika aku masih hidup pada tahun depan, sungguh aku akan melaksanakan puasa pada hari kesembilan.’ Namun, Nabi wafat sebelum dapat melakukannya.” (HR. Muslim)
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah bersabda:
صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ، صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا
“Berpuasalah kalian pada hari Asyura dan selisihilah orang Yahudi, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.” (HR. Ahmad)
Dalam riwayat lain :
لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ لأَصُومَنَّ التَّاسِعَ
“Jika aku masih hidup pada tahun depan, sungguh aku akan melaksanakan puasa pada hari kesembilan”.[HR.Muslim]
عَنْ عَطَاء أَنَّهُ سَمِعَ ابْنِ عَبَاسٍ يَقُوْلُ: وَخَالِفُوا الْيَهُودَ صُومُوا التَّاسِعَ وَ الْعَاشِرَ
“Dari ‘Atha’, dia mendengar Ibnu Abbas, berkata:”Selisihilah Yahudi, berpuasalah pada tanggal sembilan dan sepuluh”. [HR.Baihaqi]
Alhamdulillaahi jaza kalloohu khoiro
اَلْحَمْدُلِلّهِ جَزَاكُمُ اللّهُ خَيْرًا