Bali (18/9). DPW LDII Bali bekerja sama dengan Direktorat Pencegahan Densus 88 Anti Teror Satuan Tugas Wilayah Bali, menggelar seminar bertema “Antisipasi Ancaman Radikal Terorisme dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara” pada Minggu (15/9). Seminar ini menjadi salah satu rangkaian acara pra Musyawarah Wilayah (Muswil) IX LDII Provinsi Bali dan berlangsung di Gedung Serbaguna LDII Bali, Denpasar.
Kegiatan tersebut dihadiri lebih dari 350 peserta, terdiri dari pelajar, santri, mahasiswa, serta warga LDII Bali. Ketua DPW LDII Bali, Olih Solihat, dalam sambutannya menegaskan radikalisme dan terorisme merupakan ancaman nyata bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Olih menekankan pentingnya peran pemuda dalam mencegah penyebaran paham-paham radikal yang dapat merusak persatuan bangsa.
“Generasi muda LDII tidak boleh lengah dalam menghadapi ancaman radikalisme, terutama melalui media sosial yang saat ini menjadi sarana utama penyebaran paham intoleransi. Pemuda LDII harus aktif dalam melawan konten negatif ini dan menjaga ideologi Pancasila,” ujar Olih.
Selain itu, Olih mengingatkan bahwa media sosial, meski memiliki banyak manfaat, juga menjadi alat yang efektif bagi kelompok radikal untuk menyebarkan ideologi mereka. Oleh karena itu, ia mengajak generasi muda LDII Bali untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan selalu waspada terhadap informasi yang mereka terima, “Pemuda harus lebih berhati-hati dan kritis terhadap konten yang beredar di dunia maya,” tambahnya.
Dengan adanya seminar itu, Olih berharap pemuda LDII Bali semakin memahami pentingnya toleransi dan ideologi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, “Seminar ini juga diharapkan dapat memicu aksi nyata dari kalangan muda, untuk menjadi garda terdepan dalam memerangi radikalisme dan terorisme di masyarakat,” pungkas Olih.
Perwakilan dari Densus 88 Anti Teror Satuan Tugas Wilayah Bali, Darto yang hadir sebagai narasumber, menyampaikan bahwa pencegahan radikalisme bukan hanya tugas aparat keamanan, tetapi juga tanggung jawab seluruh elemen masyarakat, termasuk pemuda. Ia menekankan pentingnya memperkuat pemahaman tentang Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai benteng utama dalam melawan radikalisme.
“Cara paling efektif menangkal paham radikal adalah dengan menanamkan nilai-nilai kebangsaan sejak dini, serta memperkuat semangat persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bernegara,” ujar Darto.
Dalam seminar ini, Densus 88 juga mengapresiasi peran aktif LDII Provinsi Bali yang telah membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya radikalisme dan terorisme. Menurut Darto, kegiatan seperti ini sangat penting untuk membangun ketahanan kolektif masyarakat terhadap ancaman tersebut.
“Kami sangat menghargai kontribusi LDII dalam menjaga ketahanan ideologi bangsa, terutama dalam mempersiapkan generasi muda yang lebih tangguh dan berwawasan luas,” tutupnya.