Pontianak (18/9). LDII Kota Pontianak menyelenggarakan pelatihan fardhu kifayah atau mengurus jenazah khusus bagi generasi muda, bertempat di Masjid Al Fatah, Pontianak Timur, Kalimantan Barat pada Minggu (15/9). Kegiatan ini bertujuan untuk membekali para peserta dengan pengetahuan dan keterampilan dalam pengurusan jenazah sesuai dengan syariat Islam.
Ketua DPW LDII Kalimantan Barat, Susanto, menyatakan bahwa pengurusan jenazah bukanlah tugas yang bisa dilakukan sembarang orang. “Pengurusan jenazah harus dilakukan oleh orang yang terlatih dan memiliki ilmu yang cukup, karena di dalamnya terdapat syariat dan hukum yang harus dipatuhi. Tidak semua orang bisa melakukannya tanpa pembekalan ilmu,” ujar Susanto.
Lebih lanjut, Susanto mengapresiasi inisiatif LDII Kota Pontianak dalam mengadakan pelatihan ini, terutama karena melibatkan para remaja sebagai peserta. Menurutnya, hal ini merupakan langkah positif untuk menyiapkan tenaga yang terampil dalam pengurusan jenazah.
“Pelatihan ini sangat penting, dan patut diapresiasi, khususnya karena ditujukan bagi generasi muda. Dengan pelatihan ini, kita menjawab kebutuhan akan tenaga terampil yang mampu mengurus jenazah di masa mendatang,” tambahnya.
Selain pengetahuan dan keterampilan, Susanto juga menekankan pentingnya keberanian dalam menjalankan tugas fardhu kifayah. “Petugas fardhu kifayah selain harus terampil, juga memerlukan nyali atau keberanian. Sebab, walaupun memiliki ilmu, jika tidak memiliki keberanian, mungkin saja mereka tidak sanggup menjalankan tugas ini,” jelasnya.
Pelatihan fardhu kifayah yang berlangsung seharian ini dipandu oleh dua narasumber berpengalaman, yaitu Ustadz Sholihin dan Ustadzah Nuraisyah. Keduanya menyampaikan materi pengurusan jenazah mulai dari dasar-dasar hukum hingga tata cara yang benar sesuai dengan tuntunan agama Islam. Kegiatan diawali dengan pengajian yang bertujuan memberikan pemahaman mendalam mengenai landasan hukum pengurusan jenazah.
Para peserta tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga praktik langsung dalam memandikan, mengkafani, menshalatkan, dan menguburkan jenazah, “Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman nyata bagi para remaja dalam mempersiapkan diri menjadi petugas fardhu kifayah yang andal dan siap berkontribusi di tengah masyarakat,” ujarnya
Susanto menutup dengan harapan agar kegiatan semacam ini dapat terus dilakukan secara berkelanjutan, terutama untuk menyiapkan generasi muda yang lebih peduli terhadap kewajiban sosial dan agama.
“Kami berharap pelatihan ini dapat menjadi awal dari program-program serupa yang melibatkan generasi muda dalam tugas fardhu kifayah. Ini penting untuk memastikan bahwa kewajiban ini tetap bisa dilakukan dengan baik di masa mendatang,” tutupnya. (FWI/LINES Kalbar)