Manokwari (18/9). DPD LDII Manokwari menggelar pengenalan minuman jamu untuk memperkenalkan warisan budaya jamu sekaligus meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan, khususnya untuk mencegah diabetes melitus pada anak-anak. Acara berlangsung di TPQ Al-Mubarok I, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, pada Jumat (13/9).
Salah satu tenaga pengajar di TPQ Al-Mubarok di bawah naungan LDII, Satria Bima Pamungkas menjelaskan data Federasi Diabetes Internasional (IDF), Indonesia menempati peringkat kelima dunia dengan 19,5 juta penderita diabetes pada 2021, dan diprediksi meningkat menjadi 28,6 juta pada 2045.
“Diabetes melitus, yang sering disebut sebagai “ibu dari segala penyakit”, kini juga mulai menyerang anak-anak usia di atas 10 tahun, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat dan pemerintah,” ujarnya.
Sebagai langkah pencegahan, LDII Manokwari memperkenalkan jamu seperti beras kencur dan kunyit asam kepada para santri di TPQ Al-Mubarok I. Melalui kegiatan ini, para pengurus berharap anak-anak dapat membiasakan diri mengkonsumsi minuman tradisional yang sehat dan kaya manfaat, terutama untuk mencegah penyakit seperti diabetes.
“Kami berharap kegiatan minum jamu ini bisa menjadi kebiasaan yang baik bagi anak-anak dalam menjaga kesehatan mereka,” ujarnya.
Satria menjelaskan, kegiatan pengenalan jamu ini akan dilaksanakan secara berkala di TPQ Al-Mubarok I. Anak-anak diminta untuk meminum satu gelas jamu beras kencur atau kunyit asam, dan mereka juga diajak untuk berbagi pendapat mengenai rasa minuman tersebut.
“Meskipun beberapa anak awalnya tidak menyukai rasanya, banyak dari mereka merasa senang dan tertarik untuk mencoba lagi. Para pengurus berharap kebiasaan ini juga bisa diikuti oleh orang tua di rumah,” jelasnya.
Melalui kegiatan ini, LDII Manokwari berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga pola hidup sehat, terutama bagi generasi muda, “Program ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam menekan angka penderita diabetes melitus di Indonesia,” pungkas Satria.
Salah satu orangtua murid, Suroto, menyambut baik program ini. Ia merasa bahwa memperkenalkan minuman jamu kepada anak-anak merupakan langkah tepat, mengingat kebiasaan anak-anak saat ini yang lebih sering mengonsumsi minuman manis yang dapat dengan mudah dipesan melalui aplikasi atau dibeli di kafe dan warung sekitar.
“Kami sangat mendukung kegiatan ini karena penting untuk memperkenalkan pola makan sehat sejak dini kepada anak-anak,” ujarnya.
Kunyit asam dan beras kencur merupakan jenis jamu yang diperkenalkan dalam kegiatan ini, dikenal memiliki banyak manfaat kesehatan. Kunyit asam kaya vitamin C yang baik untuk meningkatkan kekebalan tubuh, sementara beras kencur dipercaya dapat membantu menjaga kesehatan kulit dan mengurangi masalah kulit seperti jerawat dan minyak berlebih.
“Manfaat kesehatan dari jamu sangat baik untuk anak-anak, dan kami berharap kegiatan ini bisa menjadi salah satu cara pencegahan diabetes,” tambah Satria. (FWI/Agus)