Kediri (17/11). Dinas Kesehatan Kota Kediri menggelar Aksi Bergizi di Pondok Pesantren (Ponpes) Wali Barokah, Kediri, Jawa Timur pada Jumat (15/11). Kegiatan tersebut diadakan untuk memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-60.
Acara tersebut dimeriahkan dengan olahraga Senam Barokah bagi santri putra, dan minum tablet tambah darah (TTD) bagi santri putri. Serta edukasi kesehatan yang diikuti 500 santri, para guru, dan pengurus pondok.
Subkoordinator Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Kediri Emy Widyastuti mengawali sambutannya dengan memberi selamat kepada Ponpes Wali Barokah. Atas prestasi meraih juara satu IKI PESAT Kota Kediri dan juara tiga IKI PESAT Jawa Timur. “Penghargaan nanti akan diserahkan oleh PJ Gubernur Jawa Timur pada momentum Peringatan Hari Kesehatan Nasional di Surabaya,” ungkap Emy.
Dinas Kesehatan mengungkapkan keprihatinannya terhadap munculnya penyakit-penyakit di masyarakat khususnya di kalangan generasi muda. Hal itu bisa dicegah bila mereka menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Di samping itu juga adanya aktivitas gerak dan berolahraga setiap hari.
“Tadi saya melihat santri putra melakukan senam bersama dengan penuh semangat, di samping juga kegiatan rutin bersih-bersih area pondok, mudah-mudahan ini dapat diaplikasikan terus dalam kehidupan sehari-hari di mana pun berada,” lanjut Emy.
Selain olahraga, masyarakat dan generasi muda perlu menjaga pola konsumsi. Banyaknya peredaran makanan instan atau junkfood, serta makanan atau minuman kemasan kaleng, juga berpengaruh besar pada kesehatan masyarakat. Salah satunya mengakibatkan stunting.
Stunting menjadi tanggung jawab bersama antara suami dan istri. Bahkan persoalan stunting menjadi tanggung jawab semua pihak. Mulai remaja, tumbuh kembang calon ibu harus diperhatikan. Jadi tidak hanya berbicara tentang anak saja.
Emy berharap, dengan kegiatan Aksi Berigizi yang dilakukan para santri nantinya akan lahir generasi-generasi yang lebih baik lagi. Diawali dari kesehatan para remaja. Agar nanti di kemudian hari sudah berkeluarga, sebagai orangtua kondisinya sehat, anak-anaknya tidak ada yang stunting.
“Balita-balita yang saat ini stunting sedang kita perjuangkan untuk memperbaiki, agar nanti sudah mulai masuk usia sekolah, sudah tidak ada yang stunting,” ujar Emy.
Sehat itu murah, menjadi mahal bila seseorang terkena sakit karena biaya pengobatannya. Maka Emy menghimbau agar para santri merubah perilaku hidup menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
“Maka ini nanti adik-adik santri akan menerima edukasi kesehatan tentang Cegah TBC, Pencegahan DBD, Penyakit Tidak Menular. Kalau sudah tahu maka harus mau mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, tetap berperilaku hidup bersih dan sehat,” tutup Emy.
Ketua Ponpes Wali Barokah KH Sunarto memberi atensi yang tinggi kepada Dinas Kesehatan Kota Kediri dan Puskesmas Pesantren II, dalam memberikan sosialisasi atau penjelasan tentang Germas. Berada di lingkungan yang religius, sekurang-kurangnya santri dan warga pondok pernah mendengar hadits “kesehatan bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari pada kekayaan”.
“Karena itu apa yang kita lakukan ini, dalam rangka untuk bisa menerapkan atau mengamalkan tuntunan yang bersumber dari Alquran maupun dari Alhadits. Jangan sampai kita ini orang yang tahu dari aspek keagamaannya, justru tidak bisa mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat,” tegas KH Sunarto.
Ia turut bersyukur dua bulan yang lalu Ponpes Wali Barokah mendapat kehormatan memfasilitasi DPP LDII mengadakan webinar “Cegah Stunting, Membangun Generasi Sehat dan Cerdas Wujudkan Generasi Emas 2045”.
Dalam kegiatan tersebut juga ditandatangani nota kesepahaman pencegahan stunting DPP LDII dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). “Kegiatan ini dalam upaya meneguhkan komitmen kami, agar bagaimana santri sebagai bagian dari generasi bangsa tercukupi gizi dan nutrisinya,” ujarnya.
“Karena mereka yang akan memegang estafet kepemimpinan masa depan. Hal ini sejalan dengan apa yang diprogramkan DPP LDII dalam upaya menciptakan generasi profesional religius,” imbuh KH Sunarto saat memberikan sambutan.
Di akhir kegiatan para santri diberikan edukasi tentang kesehatan. Antara lain penyakit TBC yang disampaikan dr. Yuni Kristanti selaku penanggung jawab program P2TBC Dinas Kesehatan, serta materi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dan Penyakit Tidak Menular (PTM) yang disampaikan dr. Fatin Nabila selaku dokter Internship Puskesmas Pesantren II. Juga pemberian piagam penghargaan atas dedikasi Ponpes Wali Barokah dalam mengikuti Lomba Pesantren Sehat tingkat kota dan provinsi. (Mzdha)