Makassar (19/11). Materi edukasi seksual yang masih kurang tersampaikan kepada anak muda, menginspirasi Muhammad Aflahal Mukmin, generasi muda LDII asal Sorowako, Sulawesi Selatan, bersama timnya menciptakan sebuah ide inovatif berupa aplikasi “TeenTalk”. Program tersebut diperkenalkan pada ajang Global Youth Innovation Summit (GYIS) 2024.
Kegiatan tersebut tersebut dilaksanakan di Malaysia pada 21-24 Oktober 2024. “Saya bersama tim pada Youth Project SDGs Presentation fokus pada poin SDGs nomor empat dan sembilan yang mendukung pendidikan berkualitas dan infrastruktur inovatif, sehingga kami mengangkat topik Women’s and Children’s Rights: The Issue of Unexpected Pregnancy,” ujar M Aflahal.
Ia mengungkapkan, edukasi mengenai sex dan kehamilan, di Indonesia masih sangat tabu. “Bahkan, beberapa remaja mempelajari hal tersebut dari sumber alternatif seperti menonton situs pornografi,” jelas Aflahal dalam wawancara daringnya (31/10).
Aflahal yang juga merupakan mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional di Universitas Hasanuddin menjelaskan, butuh waktu kurang lebih dua bulan untuk mempersiapkan rancangan inovatifnya. Dimulai dengan mengumpulkan data terlebih dahulu, lalu menyusun rancangan aplikasi.
“Aplikasi “TeenTalk”, kami rancang sebagai aplikasi edukasi yang menyediakan fitur video edukasi dari public figure, permainan edukasi, bahkan sampai fitur konseling dengan para pakarnya. Kami juga mengajak para komunitas, organisasi lokal, pemerintahan, serta institusi pendidikan untuk berkolaborator dengan rancangan aplikasi ini, sehingga edukasi yang diberikan relevan dan akurat,” jelas Aflahal.
Lebih lanjut, Aflahal menceritakan GYIS merupakan sebuah program yang mempertemukan anak muda dari seluruh dunia untuk mendorong kolaborasi dan kreativitas dalam mengatasi isu-isu global melalui inovasi.
“Kami berharap dengan aplikasi ini dapat mengurangi stigma tabu mengenai sex di masyarakat, sehingga masyarakat lebih terbuka dengan pendidikan seks, khususnya pada remaja sejak dini,” imbu Aflahal.
Selain itu, Aflahal yang kini sedang mempersiapkan dirinya untuk program Model United Nations UNESCO Council, Annual Global Model United Nations UNSC Council, dan Parahyangan National Model United Nations mendatang juga mengungkapkan menguasai bahasa asing menjadi hal penting, sebab menjadi penghubung komunikasi khususnya pada ajang internasional.
Ia menjelaskan, apapun program yang hendak diikuti, tentu langkah awal dengan mempersiapkan diri secara matang, aktif mencari peluang, fokus pada bidang yang diminati, memiliki target yang jelas, serta jangan takut gagal.
“Ketika sudah memilih bidang yang diminati usahakan maksimalkan dasar-dasar persyaratannya terlebih dahulu, apalagi kalau ajang internasional, bahasa Inggris sangat penting karena akan berkomunikasi dengan peserta dari berbagai negara dan dapat memperluas jaringan pertemanan,” pesan Aflahal. (Eva).