Kudus (20/12). Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Kudus menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Pengarusutamaan Teposeliro dan Kerukunan Beragama”. Acara yang yang berlangsung di Aula Lantai 3 Kesbangpol Kudus, Jawa Tengah, pada Selasa (17/12) tersebut, diikuti anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), organisasi masyarakat (Ormas) keagamaan, dan penghayat kepercayaan.
Diskusi ini bertujuan membangun kesamaan persepsi dalam mencegah potensi konflik selama Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Kepala Kantor Kementerian Agama Kudus, Suhadi, dalam paparannya menekankan pentingnya nilai teposeliroatau sikap tenggang rasa sebagai fondasi menjaga harmoni sosial.
“Perbedaan pilihan politik tidak boleh menjadi alasan memecah persaudaraan. Teposeliro adalah nilai luhur yang harus dijunjung tinggi oleh semua pihak,” ujarnya.
Ia menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, ormas, dan masyarakat dalam menjaga stabilitas sosial. “Kami di Kesbangpol terus mendorong dialog terbuka seperti ini untuk memastikan Kudus tetap menjadi daerah yang aman dan kondusif,” tegasnya.
Ketua FKUB Kudus, Ihsan, menyampaikan bahwa forum ini menjadi wadah penting untuk memperkuat komitmen kerukunan di tengah situasi politik yang memanas. “Kami berharap kegiatan seperti ini bisa menjadi ruang dialog untuk meredam potensi konflik dan mempererat hubungan antarumat beragama,” katanya. Ihsan juga mengapresiasi kehadiran semua pihak yang menunjukkan keseriusan dalam menjaga persatuan.
Ia menambahkan bahwa pendidikan dan pemahaman akan nilai-nilai kebangsaan perlu terus digalakkan. “Kerukunan tidak akan terwujud tanpa edukasi yang berkelanjutan. Pilkada adalah ujian bagi kita semua untuk tetap mengedepankan kepentingan bersama di atas kepentingan kelompok,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua LDII Kabupaten Kudus, Muhammad As’ad, turut memberikan kontribusi dengan menyerahkan buku berjudul “Nilai-Nilai Kebajikan dalam Jamaah LDII” kepada Ketua FKUB. Buku yang ditulis oleh akademisi Ahmad Ali itu menggambarkan sisi positif LDII yang dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas.
“Buku ini adalah bentuk kontribusi kami dalam mendukung nilai-nilai kebaikan yang bisa diterapkan untuk memperkuat harmoni sosial,” ujar As’ad.
Ia mengatakan, FGD ini diharapkan mampu menjadi langkah konkret dalam menciptakan sinergi antarumat beragama di Kabupaten Kudus, “Dengan nilai teposeliro dan dialog ini, semua pihak diundang untuk bersama-sama menjaga persatuan dan keberagaman, terutama di tengah tantangan Pilkada yang rawan konflik,” ujarnya. (FWI/LINES Kudus)