Surakarta (20/12). Dewan Penasihat DPD LDII Karanganyar, Sutrima, dikukuhkan sebagai Guru Besar ke-34 pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan ke-320 di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Pengukuhan dilaksanakan dalam Sidang Terbuka Senat Akademik UNS di Auditorium G.P.H. Haryo Mataram, Rabu (18/12).
Ia dikukuhkan menjadi guru besar dan berhak menyandang gelar profesor dalam bidang Ilmu Kepakaran Analisis. Penerima penghargaan Satya Lencana Karya Satya 10 Tahun dari Presiden RI tahun 2005 ini dalam pidato inaugurasinya mengangkat judul “Semigrup Kuasi Kontinu Kuat dan Aplikasinya pada Ekonomi Pasar”.
Dalam pidatonya, Sutrima memaparkan bahwa terdapat banyak masalah di sekitar kita yang secara matematika dimodelkan dengan sistem reaksi-difusim yang penyelesaiannya tidak dapat dengan cara standar, yaitu harus dengan metode semigrup kuasi. “Metode ini yang kami teliti selama 7 tahun terakhir tentang sifat-sifatnya dan aplikasinya dalam bidang teknik, rekayasa, fisika, kimia, dan ekonomi,” ungkap Sutrima yang pernah menjabat Ketua DPD LDII Karanganyar periode 2005-2015.
Sebagai contoh, lanjutnya, dalam ekonomi pasar jika terdapat dua produsen (pelayanan) sejenis (misal dua provider HP ios dan adroid) yang bersaing dengan mengembangkan inovasi-inovasi untuk menarik konsumen. “Agar terjadi kestabilan di pasar dan konsumen mendapatkan pelayanan yang baik, maka perlu dianalisis,” ujar lulusan S3 UGM berpredikat cumlaude ini.
Dengan demikian, analisis dengan semigrup kuasi menyimpulkan bahwa pertama, persaingan kedua produk dalam situasi sehat ketika syarat-syarat tertentu dipenuhi. Kedua, jika persaingan kedua produk secara sehat, maka untuk jangka waktu yang lama akan terjadi kestabilan persaingan.
Ketiga, untuk mencapai keseimbangan berdampingan yang stabil, setiap kompetitor harus meningkatkan inovasi sambil meminimalkan kompetisi. “Hal ini dapat dicapai dengan mengatur kebijakan yang ada dan memperkenalkan kebijakan baru untuk diferensiasi produk dan nilai tambah yang pada akhirnya meningkatkan kualitas layanan secara keseluruhan. Dengan demikian pelanggan akan menikmati manfaat perbaikan seperti itu di pasar yang kompetitif,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, selain Sutrima lima guru besar baru turut dikukuhkan. Rektor UNS, Prof. Hartono berharap kontribusi mereka tidak hanya berhenti sampai di sini. Pencapaian ini harus menjadi titik tolak mereka untuk menjadi pemimpin pemikiran dan penggerak perubahan yang menginspirasi.
“Sebagai seorang guru besar, tanggung jawab yang diemban bukanlah tanggung jawab ringan. Gelar ini bukan hanya pengakuan akademik, tetapi juga amanah untuk menjadi inspirator, pemimpin pemikiran, dan penggerak perubahan dalam masyarakat. Saya yakin, dengan dedikasi dan komitmen yang telah ditunjukkan selama ini, keenam guru besar tersebut akan terus berkarya dan memberikan kontribusi terbaik bagi UNS dan Indonesia,” pungkasnya.