Semarang (10/1). Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, menerima kunjungan DPW LDII Jawa Tengah di kantornya pada Selasa, (7/1). Pertemuan ini menjadi momen strategis untuk mempererat kerja sama dalam mendorong moderasi beragama dan mendukung ketahanan pangan di Jawa Tengah.
Dalam diskusi itu, Nana menegaskan pentingnya moderasi beragama sebagai landasan utama menjaga harmoni di tengah keberagaman masyarakat. “Keragaman adalah kekayaan kita, dan moderasi beragama adalah fondasi penting untuk menjaga harmoni tersebut. Saya mengapresiasi LDII yang aktif membantu pembinaan masyarakat,” ungkap Nana.
Selain itu, Nana menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menyukseskan program pemerintah, termasuk ketahanan pangan. “Jawa Tengah adalah salah satu lumbung pangan nasional. Potensinya harus terus ditingkatkan agar kebutuhan pangan masyarakat dapat tercukupi,” ujarnya.
Nana berharap LDII terus menjadi mitra strategis pemerintah dalam menyebarkan pesan moderasi beragama. “Setiap kontribusi yang membangun sangat berarti untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan inklusif,” katanya.
Ketua LDII Jawa Tengah, Singgih Tri Sulistiyono, menyampaikan bahwa LDII berkomitmen mendukung pemerintah melalui program-program kerja yang relevan. Dalam waktu dekat, LDII Jateng akan menggelar Musyawarah Wilayah (Muswil) yang akan membahas rencana kerja lima tahun ke depan serta pemilihan kepengurusan baru. “Alhamdulillah, sinergi kami dengan Pemprov Jateng berjalan baik. Setiap program kami usahakan sejalan dengan kebutuhan pemerintah dan masyarakat,” kata Singgih.
Dalam Muswil tersebut, LDII berencana mengundang Nana untuk memberikan pembekalan kepada para peserta. Singgih menjelaskan, tema yang diusung adalah peran LDII dalam meningkatkan kepeloporan untuk mewujudkan moderasi beragama. “Kami ingin nilai-nilai toleransi, gotong royong, dan kolaborasi menjadi dasar langkah kami ke depan,” tambahnya.
Singgih berharap, melalui pembekalan dari Pj Gubernur, kepengurusan baru LDII Jateng dapat menyusun program kerja yang besar dan berdampak. “Insyaallah, kepengurusan baru mampu mengekspresikan semangat moderasi, menghargai perbedaan, dan membangun kolaborasi untuk kemaslahatan masyarakat,” tutup Singgih.