Banyuwangi (19/1). Untuk mendukung kelestarian lingkungan, pengurus harian DPD LDII Kabupaten Banyuwangi melakukan audiensi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi pada Kamis (16/1) di kantor DLH, Banyuwangi, Jawa Timur. Pertemuan ini untuk memperkuat sinergi antara LDII dan pemerintah daerah, khususnya dalam pengelolaan lingkungan hidup dan pengembangan program-program keberlanjutan.
Ketua DPD LDII Banyuwangi, Astro Junaidi, bersama Sekretaris Kris Parwanto, serta pengurus lainnya diterima oleh Kepala Bidang Kebersihan DLH Banyuwangi, Djatmiko Triwurianto, dan sejumlah staf dari DLH. Audiensi ini bertujuan untuk membuka peluang kolaborasi dalam pengelolaan sampah dan pendidikan lingkungan.
Dalam pertemuan tersebut, Astro Junaidi menjelaskan delapan program unggulan yang dijalankan oleh LDII, yang telah berkontribusi besar dalam berbagai sektor, termasuk lingkungan hidup. Di antaranya adalah program wawasan kebangsaan, dakwah, pendidikan karakter, ketahanan pangan, ekonomi syariah, pengobatan herbal, teknologi digital, dan energi terbarukan.
Salah satu fokus utama dari kunjungan ini adalah memperkenalkan program pengelolaan sampah dan konsep Eco-Pesantren yang akan diterapkan di pondok pesantren yang berada di bawah binaan LDII.
“Dalam kesempatan ini kami mengajukan permohonan kepada DLH untuk memberikan sosialisasi untuk mendukung program Eco-Pesantren dan pengolahan sampah untuk warga LDII. Sebagai Ormas keagamaan kami ingin bersinergi dengan pemerintah khususnya dalam membantu menangani masalah sampah di Banyuwangi,” ujar KH Astro dalam keterangannya.
Astro menambahkan bahwa saat ini, DPD LDII Banyuwangi membina tiga pondok pesantren, yaitu Pondok Pesantren Pelajar dan Mahasiswa (PPPM) Nurul Huda, Pondok Pesantren Ar Royan di Jajag, Kecamatan Gambiran, serta Pondok Cabe Rawit di Setail, Kecamatan Genteng. Selain itu, LDII juga membina 79 majelis taklim yang tersebar di wilayah Wongsorejo, Kalibaru, hingga Desa Sarongan di Kecamatan Pesanggaran.
Sebagai organisasi kemasyarakatan yang peduli terhadap lingkungan, LDII ingin bekerja sama dengan pemerintah dalam menangani masalah sampah yang kian kompleks di Banyuwangi. “Kami berharap dapat berkontribusi dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mendukung program pemerintah dalam pengelolaan sampah,” ungkap KH. Astro.
Sementara itu, Kepala Bidang Kebersihan DLH Banyuwangi, Djatmiko Triwurianto, menyambut positif inisiatif yang diusung LDII. Ia menyampaikan bahwa pengelolaan sampah yang efektif tidak hanya bergantung pada teknologi atau fasilitas, tetapi juga pada perubahan perilaku masyarakat dalam memilah sampah, baik yang organik maupun anorganik. “Untuk sampah organik, kami sudah mengolahnya menjadi pakan untuk budidaya magot, yang juga bisa dijadikan sarana edukasi untuk masyarakat,” jelas Djatmiko.
Bagi sampah anorganik, DLH Banyuwangi mengelola Bank Sampah yang memungkinkan masyarakat untuk memilah dan menjual sampah yang dapat didaur ulang. Djatmiko juga mengundang LDII untuk mengajukan permohonan terkait sosialisasi program Eco-Pesantren.
“Untuk pelaksanaan sosialisasi program Eco-Pesantren silakan LDII mengajukan permohonan. Lokasinya di salah satu pondok pesantren atau di lokasi Bank Sampah yang dikelola oleh DLH Banyuwangi,” ujar Djatmiko.
Program ini tidak hanya bertujuan untuk mengatasi masalah sampah, tetapi juga untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan di kalangan generasi muda, khususnya para santri. Djatmiko menambahkan bahwa kerja sama antara LDII dan DLH Banyuwangi diharapkan dapat menjadi contoh bagi organisasi kemasyarakatan lainnya dalam mengelola lingkungan dan memajukan masyarakat.
Pihak DLH Banyuwangi juga memberikan apresiasi atas langkah positif yang diambil oleh LDII, berharap bahwa kolaborasi ini akan terus berkembang dan membawa manfaat bagi masyarakat Banyuwangi. Sinergi ini diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.