Tabanan (1/3). Pengurus harian DPD LDII Kabupaten Tabanan audiensi ke Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tabanan, pada Rabu (20/2). Kehadiran mereka diterima Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Tabanan I Komang Giriyasa didampingi Kasi Bimas Islam, Prawoto.
Ketua DPD LDII Tabanan Maulana Sandijaya mengungkapkan, LDII telah lama bersinergi dengan Kemenag Tabanan yang diimplementasikan dalam berbagai kegiatan. Salah satunya safari Ramadan yang tahun lalu digelar di Gedung Sekretariat LDII Tabanan.
Acara itu diisi tausiah, diskusi, hingga memberikan bantuan sembako kepada kaum dhuafa. Sandijaya juga melaporkan tiga program unggulan LDII Tabanan, yaitu LDII ngejot (berbagi terhadap sesama), LDII mereresik (bersih-bersih lingkungan), dan LDII mejenukan (melayat ke rumah warga yang meninggal dunia). Tiga program itu dilaksanakan secara kontinyu tanpa memandang Suku, Agama, Ras, Antargolongan (SARA).
Tujuan dari semua program itu adalah menjaga kerukunan antarumat beragama, sehingga Tabanan tetap rukun dan harmonis. “Alhamdulilah, melalui program LDII mereresik, kami saat ini bisa mengolah sampah anorganik seperti plastik bisa menjadi cairan sejenis BBM. Cairan tersebut bisa menjadi tiga jenis, yaitu minyak tanah, solar, dan bensin. Kami punya mesinnya, mesin itu ciptaan warga LDII Tabanan,” ungkap Sandijaya.
Sandi juga mengapresiasi Kemenag Tabanan melalui Bimas Islam sudah memfasilitasi pengurusan sertifkat halal pada warga LDII pelaku UMKM. Menurut Sandi, sebagai lembaga dakwah, LDII tidak hanya bergerak di bidang dakwah keagamaan saja, tapi juga dakwah lingkungan.
“Saat ini lingkungan menjadi ancaman nyata bagi umat manusia. Tidak bisa mengandalkan pola konvensional sampah dibuang di TPA, tapi butuh langkah konkret agar sampah bisa diselesaikan dari sumbernya,” ujarnya.
“Kami punya semacam bank sampah namanya Bali Harmoni. Kami menerima sedekah sampah plastik yang bisa ditukar dengan makanan. Kita semua memiliki kewajiban untuk mewariskan kelestarian alam dan lingkungan pada anak cucu kita,” imbuh Wakil Ketua II LDII Tabanan, Imam Kambali.
Selain itu, Giriyasa juga mengapresiasi tiga program LDII Tabanan yang mampu berakulturasi dengan kearifan lokal. LDII sebagai ormas keagamaan memiliki tanggung jawab untuk menjaga kerukunan di tengah masyarakat.
“Luar biasa, saya salut dengan program LDII yang mengadopsi nilai-nilai kearifan lokal yang ada di Bali. Ngejot, mereresik, dan mejenukan, itu semua adalah nilai luhur yang diwariskan leluhur kami dalam menyama braya (menjaga persaudaraan),” kata Giriyasa. Sebagai bentuk apresiasi, dalam waktu dekat Giriyasa akan melihat langsung proses pengolahan sampah plastik.
Menurutnya inovasi tersebut perlu didampingi, bahkan perlu didorong agar mendapat perhatian pemerintah daerah. “Kalau perlu, kita buatkan MoU untuk kegiatan penanganan sampah ini. Kita bersinergi untuk ikut menyelesaikan sampah dari hulunya. LDII Tabanan luar biasa, baru kali ini saya tugas keliling Bali menemukan inovasi seperti ini,” tandasnya. (mau)