Kubu Raya (3/3). DPW LDII Kalimantan Barat (Kalbar) menggelar “Gerakan Tanam Jagung dan Optimalisasi Lahan” di Desa Rasau Jaya Umum, Kubu Raya, pada Kamis, (27/2). Saat acara itu, Kadin Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kubu Raya Awalludin mengatakan, LDII Kalbar menjadi ormas Islam pertama yang konkret berkontribusi program Asta Cita bidang pangan.
Awaludin juga mengatakan program swasembada menjadi prioritas pemerintah sehingga perlu dukungan semua pihak untuk kelangsungannya. Salah satunya keterlibatan ormas memang sangat diperlukan mewujudkan swasembada pangan di Kubu Raya. “Selama ini kami kerjasama dengan lintas instansi termasuk TNI/Polri. Maka upaya ini patut dipuji dan semoga diikuti ormas lainnya,” jelasnya.
Dalam acara itu, Ketua DPP LDII Bidang Pengabdian Masyarakat, Rubiyo juga menilai Kalbar berpotensi untuk menjadi lumbung pangan. “Kalbar ini lahannya sangat subur, maka berpotensi menjadi sentra penghasil pangan, walaupun bukan padi tapi jenis umbi-umbian, jagung dan tanaman hortikultura sangat cocok,” jelasnya.
Ia juga mengapresiasi gagasan LDII Kalbar terkait ketahanan pangan dan penghijauan itu. “Saya menilai LDII Kalbar sangat cerdas karena lokasi yang dipilihnya selain meningkatkan produksi pangan juga bermanfaat untuk lingkungan. Yakni ancaman kebakaran hutan dan lahan bisa dicegah sedini mungkin,” tegas dia.
Rubiyo menyerbut penanaman jagung merupakan kontribusi LDII, “Program prioritas utama LDII secara nasional ada delapan bidang pengabdian, salah satunya pangan dan lingkungan hidup. Hari ini bukti bahwa LDII melakukan karya nyata,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua DPW LDII Kalbar Susanto mengatakan pihaknya siap berkomitmen membantu program pemerintah, “Kami selalu berpikiran positif, bahwa Program Asta Cita bermuara kepada kesejahteraan. Maka kami dari LDII berkomitmen membantu dan mendukung sehingga program ini berhasil,” jelasnya.
Selain itu, Susanto menambahkan, kerjasama dengan Panti Asuhan Yayasan Fathu Minal Fityan agar panti asuhan ini ke depan bisa mandiri. “Kami mendorong panti asuhan kedepannya bisa mandiri, dengan memanfaatkan lahan yang ada sebagai sumber pendapatan yang bisa menopang operasional. Target awal seluas 2 hektare dan semoga seiring waktu bisa ditingkatkan,” kata Susanto.