Umat Islam harus bersyukur setiap bersua dengan bulan Ramadan, karena tidak semua kaum muslim memiliki kesempatan yang sama. Hal tersebut disampaikan Ust. Musthofa Lutfi dalam tayangan Oase Hikmah LDII TV beberapa waktu lalu.
“Kita wajib bersyukur diberi umur panjang oleh Allah sehingga dapat menjumpai bulan penuh rahmat dan lipatan pahala yaitu bulan Ramadan,” ungkapnya.
Ia menjelaskan Nabi Muhammad SAW pernah bersabda untuk umatnya :
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
”Ketika bulan Ramadan dibukalah pintu-pintu rahmat dan dikuncilah pintu-pintu jahanam, dan dirantailah beberapa setan.” (HR. Bukhari)
Ust. Musthofa menegaskan, kesempatan baik yang berikan oleh Allah ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Sebab, orang yang menjumpai bulan Ramadan tapi tidak bisa memanfaatkan dengan baik, maka tergolong orang yang rugi. Nabi bersabda :
رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ
”Sungguh rugi orang yang menjumpai bulan sampai lewat dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni oleh Allah.” (HR. Tirmidzi)
Ia menjelaskan, agar tidak tergolong orang yang rugi, kita harus menyukseskan lima hal di bulan Ramadan ini. Pertama, sukses menjalankan puasa, sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqoroh Ayat 185 :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۗ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu menyaksikan (berada di) bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu cukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.”
Ust. Musthofa menerangkan, Allah memerintahkan kepada umat yang menjumpai bulan Ramadan untuk menjalankan ibadah puasa. Ia mengingatkan bahwa puasa tidak hanya menahan diri dari lapar dan haus tapi juga dari semua yang dilarang agama.
Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
”Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, maka Allah tidak ada hajat atas meninggalkan makan dan minumnya (puasanya).” HR Bukhari
Ia menjelaskan, hal kedua yang harus disukseskan di bulan Ramadan adalah salat malam atau tarawihnya. “Silahkan bisa memilih empat rakaat salam, emat rakaat salam dengan witir tiga rakaat bisa juga dengan dua rakaat salam, 2 rakaat salam ditutup dengan witir satu rakaat. Hal yang ketika adalah sukses membaca Al Quran,” jelasnya.
Ust. Musthofa menjelaskan, tadarus Al Quran harus dipersungguh di dalam bulan Ramadan, sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Usahakan membaca dengan fasih, tartil*,* sesuai hukum bacaanya dan mengetahui arti atau makna ayat yang sedang dibaca sehingga menambah ketakwaan kepada Allah.
”Keempat adalah sukses lailatulqadar. Saat bulan Ramadan terdapat satu malam yang istimewa karena keutamaanya. Ketika beribadah di malam itu lebih baik dari pada amal ibadah 1.000 bulan,” ungkapnya.
Sesuai dengan firman Allah dalam Al Quran Surat Al-Qadr Ayat 3 :
لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍ
“Lailatulqadar itu lebih baik dari pada seribu bulan”
Ia menjelaskan, Nabi Muhammad SAW biasa mempersungguh beribadah untuk mencari lailatulqadar pada 10 malam terakhir di bulan Ramadan. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW :
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
”Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan.” (HR.Bukhari)
Terakhir, Ust. Musthofa menjelakan hal kelima yang harus disuksekan di bulan Ramadan adalah zakat fitrah. Nabi bersabda :
فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنْ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ
“Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah sebagai penyuci bagi orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan kata-kata kotor, serta sebagai makanan bagi orang-orang miskin.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)
Jangan menyia-nyiakan kesempatan bertemu bulan Ramadan ini dengan lebih mempersunguh beribadah. Mewujudkan lima sukses Ramadan yaitu, puasa, salat tarawih, tadarus Al Quran, lailatul qadar dan zakat fitrah. Semoga semua ibadah yang sudah dirutinkan selama Ramadan ini menjadi pembiasaan menjadikan kita muslim yang taat. (Nabil)