Natar – LDII patut bangga memiliki seorang wanita yang menasional dibidang Story Telling. Agsha Intan Aulia namanya, dara cantik yang sedang bersekolah di SMA Tri Sukses ini beberapa kali telah memenangkan kejuaraan berskala nasional.
Puncaknya, Agsha pernah menjadi juara kedua lomba Story Telling tingkat nasional, FLS2N tahun 2014 di Semarang. Story telling yang dilombakan dalam bahasa Inggris ini bagi Agsha telah menjadi kecintaan, hobi, dan sudah mendarah daging.
“Awalnya saya menyukai bahasa Inggris, pendekatan, terus jatuh cinta. Usai jatuh cinta, saya pun menembaknya dengan melahap soal-soal bahasa Inggris,” ungkap dara kelahiran Bandar Lampung 16 tahun silam ini.
Menurutnya bahasa Inggris itu mudah, kalua kita menyukainya. Agar semuanya menjadi mudah, mulailah dari kata-kata yang mudah atau sederhana. “Semua orang itu kalau sudah menganggap semua itu mudah jadi mudah. Pertamanya suka jadi gampang,” ungkap Agsha.
Baru-baru ini, pada Sabtu (23/1) Agsha berhasil menjadi juara satu pada lomba Story Telling tingkat Provinsi Lampung yang diadakan oleh SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dalam rangka Milad ke-20 Perguruan Al-Kautsar.
Pada perlombaan tersebut Agsha membawakan cerita berjudul Jamaican Pumpkin (Labu Jamaika). Menceritakan seorang nenek yang berhasil mengelabui dua binatang buas. Nenek itu ingin ke atas bukit mau mengunjungi anaknya, namun sialnya si nenek tersebut dicegat oleh binatang buas. Beruntung dengan berbagai trik dan strategi, si Nenek berhasil mengelabui binatang buas tersebut dan sampai di rumah.
“Dalam cerita tersebut saya juga menyisipkan moral value. if we want to reach the goal in our life, we have to be brave and focus to it, eventhough there are many obstacles that we face,” ujar Agsha. Maknanya menurut Agsha kalau kita mau mencapai tujuan kita harus berani dan fokus terhadap tujuan itu.
Bercerita bagaimana perjuangan Agsha sampai bisa mahir seperti sekarang ini, Juara Umum kelas X SMA Tri Sukses ini mengatakan bahwa latihan adalah kuncinya. “Aku sering latihan, mulai rajin berlatih dari SMP. Aku juga punya guru pribadi, dia jago teater dan pintar acting serta mahir berbahasa Inggris,” cerita putri dari H. Iswahyudi S.Pd, MM ini.
Agsha melanjutkan yang membedakan dirinya dengan peserta lain sehingga berhasil meraih juara satu adalah masih banyak peserta story telling yang kebanyakan acting. Acting like movie. “Story telling seharusnya lebih banyak bercerita, dan acting hanya sebagai selipan saja. Plus kita harus memperhatikan beberapa point penilaian berupa volume suara, pronunciation, kelancaran cerita, ekspresi, dan pembedaan suara dari tokoh satu dan lainnya, moral value dan terakhir body language,” lanjut Agsha.
Ada pula cerita menarik mengenai Agsha saat berkompetisi FLS2N yang diadakan oleh Kemendikbud tahun 2014. Saat itu Agsha mendapati lawan yang sangat berkompeten. “Saya agak gugup menghadapi mereka, saya penasaran dengan penampilan mereka. Misalnya peserta nomor dua maju, yang lainnya tidak boleh masuk kecuali kameramen dan guru. Saya pun akhirnya hanya bisa melihat lewat rekaman yang ada,” ujar Agsha.
“Kompetisi ini pun merupakan kompetisi yang sulit menurut Agsha, ada yang kecilnya di Amerika, Singapura, dan bahkan ada yang pernah tinggal 10 tahun di Melbourne, Australia. Namun alhamdulillah saya mendapatkan juara 2,” lanjut Agsha.
Lantas apa rahasianya saat itu? Menurut Agsha, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah harus rajin, fokus, tidak boleh capek, tidak boleh banyak mengeluh, terus all time ready. “Harus dinamis. Berusaha latihan hari ini bisa lebih baik dari latihan yang sebelumnya,” kata Agsha. Dari kesemua itu, orangtua menjadi kunci utama bagi Agsha dalam memenangi beragam perlombaan yang diikuti.
“Mereka selalu mendukung saya di semua aspek. Mulai dari kostum, mau kemana aja dianterin, kalau saya mau dibeliin. Hampa rasanya jika tidak ada dukungan dari orangtua. Semua ini saya lakukan agar mereka bangga memiliki saya, melihat prestasi saya. Atas pengorbanan yang telah diberikan orangtua, maka buatlah orang tua bangga, bahagia,” ucap wanita yang berkeinginan menjadi dosen Bahasa Inggris ini.
Terakhir Agsha berpesan agar para generasi muda memiliki keinginan yang kuat jika berkehendak terhadap sesuatu. “Sesuatu itu, jika saya sudah punya keinginan. Capek ya capek, kesel, banyak makan waktu. Namun saya percaya hasilnya akan memuaskan karena diperjuangkan tidak setengah-setengah,” tegas Agsha.
Prestasi :
– Juara 1 lomba story telling tingkat provinsi, Al-Kautsar AMUSE SIX 2016
– Juara 2 lomba story telling tingkat nasional, FLS2N 2014
– Juara 5 lomba story telling tingkat nasional , FLS2N 2013
– Peringkat 9 lomba speech nasional, Erlangga English Speech Contest 2014
– Juara 1 lomba story telling tingkat provinsi, FLS2N 2014
– Juara 1 lomba story telling tingkat provinsi, FLS2N 2013
– Juara 1 lomba story telling tingkat kota, FLS2N 2014
– Juara 1 lomba story telling tingkat kota, FLS2N 2013
– Juara 1 lomba speech tingkat provinsi, Erlangga English Speech Contest
– Juara 1 lomba story telling tingkat provinsi, SDB Fair 2014 dan 2013