Jakarta – Indonesia memiliki suku, agama, ras, budaya, termasuk bahasa daerah yang majemuk dengan jumlah sekitar 742 bahasa daerah. Bhinneka Tunggal Ika, sebutan yang melambangkan kemajemukan itu.
Berbicara tentang kemajemukan Indonesia, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat ditemui di Hariston Hotel & Suites, Penjaringan, Jakarta Utara (6/10) menegaskan, yang sangat penting adalah persatuan. Hal ini Anies utarakan dalam acara bertajuk ‘Dialog Islam Khonghucu’ yang digelar Pengurus Pusat MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia) beserta jajarannya.
Dan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu yang telah didengungkan sejak Sumpah Pemuda 1928, juga mempunyai peran krusial. Ini membuat Sutan Takdir Alisyahbana pada tahun 1930 mendirikan kursus bahasa Indonesia di daerah Senen. “Coba bayangkan jika kita tanpa ada bahasa pemersatu pasti sangat repot dalam berkomunikasi mesti menggunakan penterjemah. Contohnya Uni Eropa dengan 28 bangsa dan 23 bahasa,” ia menambahkan.
“Kekuatan Indonesia bukan pada ke-Bhinekaannya, namun dalam merawat persatuan,” kata Anies. Kebhinnekaan juga ada di India, bahkan lebih ekstrim daripada di Indonesia.
Implementasi Bhineka Tunggal Ika menurut Anies Baswedan adalah kemampuan untuk mendengar, menghargai, mengimplementasikannya dengan baik pada satu golongan maupun antar golongan.
Pada acara dialog ini, Pemerintah Provinsi DKI sangat mendukung upaya dialog antar agama. Bagi Anies pribadi, ia sebagai Gubernur DKI Jakarta sekarang harus mengayomi semua golongan, etnis, agama yang ada di wilayah DKI Jakarta.