Depok (9/11). Pondok Pesantren Mahasiswa al Faqih Mandiri (PPM AFM) adakan silaturahim dengan beberapa PPM-PPM binaan LDII se-Jawa dan Sumatera.
Silaturahmi itu dibalut dengan Acara yang berjudul “GAYO: Gathering with You 2019”. Ada sembilan PPM yang diundang dengan jumlah 45 orang dan setiap PPM diwakili empat orang.
Mulai dari PPM Nashrulloh Indramayu, PPM Nurul Hakim Bandung, PPM Roudhotul Jannah Bandung, PPM Baitul Ilmaini Bogor, PPM Al-Faqih Mandiri Depok, PPM Sulthon Aulia, Jakarta Timur, PPM Bina Insan Mulia Jakarta Selatan, PPM Minhajurrosyidin Pondok Gede Jakarta Timur, PPM Baitusshodiq Kota Bandar Lampung, PPM Achmad Al-Basyarie Serang Banten, PPM Al-Awwabiin Sukarame Bandar Lampung, PPPM Nurul Huda Serbajadi Lampung, dan PPM Miftahul Huda Pekanbaru.
Pembina PPM AFM Dedy Rinaldi menuturkan, perhelatan ini selain untuk menjalin silaturahmi antar santri PPM, juga untuk menampung minat dan bakat para santri PPM.
“Untuk perkenalan, para perwakilan PPM berbagi pengalaman dengan mengenalkan programnya masing-masing. Dari situ mereka berdiskusi mencari solusi bagaimana strategi menghasilkan lulusan mubaligh dan mubalighot yang sarjana dan memiliki karakter profesional religius,” ujarnya.
Ketua panitia Gayo 2019 Nisfulaili Abdurrohman menuturkan, ada dua rangkaian kegiatan yang meramaikan Gayo 2019. Pertama kegiatan sarasaehan dan kegiatan festival PPM. Pada kegiatan sarasehan, peserta berkumpul dalam diskusi terpumpun, mereka berbagi pengalaman, kegiatan, dan kurikulum PPM masing-masing.
“Pada kegiatan ini kami berbagi pengalaman masing-masing bagaimana terkait hambatan dan tantangan mengurus PPM. Kami juga mengadakan lomba asah pendapat, video kreatif, hingga lomba proposal bisnis,” ujarnya.
Pada kegiatan lomba asah berpendapat, santri ppm yang bersaing diminta untuk membahas isu-isu kebangsaan. Peserta diadui menjadi dua kelompok pro dan kontra. Kemampuan berpikir mereka pun diasah dengan mengumpulkan fakta-fakta untuk memperkuat argumen. Kebijakan-kebijakan nasonal menjadi tema untuk dicari solusinya.
Lalu ada lomba proposal bisnis, disini peserta dilatih untuk berinovasi bagaimana mencari peluang bisnis namun tetap mengedepankan kelestarian lingkungan. Saat mempresentasikan proposal bisnis, peserta memakai berbagai pendekatan. Ada yang melibatkan masyarakat hingga berinovasi dengan membuat bata dari botol plastik yang diisi sampah plastik.
Dengan berlangsungnya kegiatan ini, kedepan PPM-PPM yang dibina LDII akan mempunyai wadah resmi supaya tali silaturahim antar santri dapat terjalin dengan baik. Kehadiran PPM tidak hanya membangun pola poikir santri yang kritis dan inovatif, tetapi memiliki karakter professional religius. Menjadikan mereka mubaligh yang sarjana, sekaligus sarjana yang mubaligh.