JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan rencana pembangunan Museum Rasulullah SAW. Hal tersebut disampaikan dalam video terkait penjelasan penggunaan lahan reklamasi Ancol yang belakangan menuai polemik, Sabtu (7/11) lalu. Gubernur Anies mengatakan lahan itu seluas tiga hektar yang direncanakan akan dibangun museum tersebut.
“Museum Sejarah Nabi Muhammad SAW akan menjadi museum yang dibangun di tepi pantai yang merupakan bagian dari kawasan Ancol,” ujar Gubernur Anies dalam video yang diunggah di akun Youtube Pemprov DKI Jakarta pada hari Sabtu (7/11).
Museum Rasulullah SAW dikatakannya akan menjadi museum terbesar tentang sejarah Nabi Muhammad di luar negara Arab Saudi.
Gubernur Anies meyakini museum itu akan menjadi magnet bagi wisatawan, tidak hanya wisatawan lokal tapi juga wisatawan mancanegara. “Insya Allah ini akan menjadi magnet bagi wisatawan, bukan hanya wisatawan Indonesia tapi juga seluruh dunia,” ujarnya.
Untuk itu, Anies mengatakan harus disiapkan semua dokumen legal administrasinya agar pengurusan lahan dan pembangunan museum bisa dilaksanakan.
Sebelumnya juga Pemprov DKI telah mengeluarkan Keputusan Gubernur Nomor 237 Tahun 2020 tentang Izin Pelaksanaan Perluasan Kawasan Rekreasi Dufan seluas 35 hektar dan Kawasan Taman Rekreasi Taman Impian Ancol Timur seluas 120 hektar pada 24 Februari 2020.
Lahan yang dibentuk dan dilakukan pengembangan dijanjikannya akan dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat luas.
Lalu seperti apa Museum Rasulullah SAW nantinya?
Peletakan batu pertama pembangunan museum seluas enam hektar telah dilaksanakan pada Rabu, 26 Februari 2020, di lokasi yang dekat dengan Pantai Karnaval, Ancol, dikutip dari Liputan6.com
Ketua Panitia Pembangunan Museum Internasional Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam, H Syafruddin dalam keterangan persnya mengatakan Museum Rasulullah akan terdiri dari dua lantai dengan total luas bangunan mencapai 10.000 meter persegi lebih.
Selain ruang pameran yang berisi benda-benda bersejarah Nabi Muhammad serta peradaban Islam, dalam kompleks museum tersebut juga terdapat auditorium, masjid, dan lapangan luas untuk kegiatan agama serta manasik haji.
Dalam museum tersebut juga tak hanya berisikan hadis-hadis yang menceritakan kisah dan perjalanan hidup Sang Teladan sehingga masyarakat bisa mempelajari dan mengambil contoh teladan Nabi semasa hidup.
Tetapi juga kisah-kisah fenomenal dalam perkembangan Islam, seperti Isra Mikraj, perjalanan hijrah Nabi, hingga maket kota Makkah dan Madinah di zaman Rasulullah hingga era sekarang.
“Sesuai dengan teknologi sekarang, maka tampilan diorama atau kisah-kisah serta benda sejarah sejak zaman Rasulullah akan ditampilkan dalam tiga dimensi, sehingga siapapun yang melihatnya akan bisa mengetahui dan mempelajari dengan detail,” ungkap Syafruddin yang sekaligus Kepala Museum.
Syafruddin menambahkan, bahwa naskah, manuskrip, literatur, hingga benda-benda bersejarah yang berhubungan dengan Rasulullah serta peradaban Islam yang tersaji di dalam museum tersebut merupakan hasil dari pengumpulan yang dilakukan selama 14 tahun oleh Yayasan Wakaf Assalam.
Pembangunan Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam di Jakarta disebutakan menjadi oase bagi seluruh masyarakat Indonesia, terutama kaum muslimin dalam menggali lebih dalam bagaimana perjalanan hidup Rasulullah selama 63 tahun.
Pembangunan Museum Rasulullah di Tanah Air tersebut menjadi yang pertama dilaksanakan di luar Arab Saudi dan mendapat dukungan dari Yayasan Wakaf Assalam yang bermarkas di Jeddah, serta Liga Muslim Dunia yang berkantor pusat di Mekkah, Arab Saudi.
Selain di Indonesia, pada dua kota di Arab Saudi juga dibangun Museum As-Salamu Alayka Ayyuha An-Nabiyy di Makkah dan Museum Shirah Nabawiyah di Madinah.(Laras/Lines)