Lines (07/08) – Agar tidak menjadi klaster baru penyebaran Covid-19, Ketua MUI DKI Jakarta, KH Munahar Muchtar meminta agar para santri mematuhi protokol kesehatan seperti yang dianjurkan pemerintah. Adaptasi kebiasaan baru atau penerapan new normal tersebut menurutnya sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad.
Protokol kesehatan seperti rajin mencuci tangan, lanjut Munahar, sudah diajarkan disaat akan menjalankan shalat yakni berwudhu.
Pernyataan tersebut dikemukakan Munahar Muchtar, saat berkunjung ke Pondok Pesantren Budi Utomo, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Kadipiro, Banjarsari, Solo, pada Kamis kemarin (6/8). Menurutnya, ajaran agama untuk berwudhu selaras dengan imbauan pemerintah untuk mencuci tangan. “Sekarang ini yang penting para santri selalu menjaga kesehatan yakni penguatan imunitas,” jelasnya.
Imbauannya itu dilakukan dalam bentuk kunjungan ke Ponpes Budi Utomo dan lainnya yang dilakukan secara mendadak di sela-sela ziarah ke berbagai pemakaman para tokoh agama baik di Solo maupun di wilayah Jawa Timur.
Munahar Muchtar menambahkan dalam kunjungan ke Ponpes dan lembaga kemasyarakatan sebagai sarana silaturahim antar ormas di seluruh Indonesia. Dia mencontohkan hal-hal positif di setiap ormas bisa diterapkan untuk membangun Indonesia ke depan. Dia berharap para pemimpin di masa depan berasal dari para santri yang menempuh pendidikan di pondok pesantren.
“MUI harus bersahabat dengan seluruh ormas di Indonesia. Tiap kunjungan ke ponpes atau ke lembaga kemasyarakatan, saya juga menyampaikan pentingnya menerapkan protokol kesehatan di lingkungan masing-masing agar tidak menjadi klaster baru penyebaran covid-19,” tandasnya. Disisi lain, Wakil Pembina Ponpes Budi Utomo, Muhammad Taufiq mengemukakan, penerapan program ‘Jogo Santri’ sesuai arahan Gus Yasin, Wakil Gubernur Jawa Tengah.
Salah satu pengasuh santri itu menambahkan, ponpes Budi Utomo sudah menyiapkan ruangan karantina dan fasilitas sarana protokol kesehatan dengan lengkap. Menurutnya, saat ini para santri sudah mulai berdatangan kembali ke pondok untuk menempuh pendidikan.
“Saat awal pandemi covid-19, para santri tidak dipulangkan, namun mereka minta izin pulang atas keinginan orang tua. Saat ini sudah ada sekitar 60 santri kembali ke pondok dari total santri sebanyak 493. Begitu santri kembali ke pondok langsung dikarantina selama dua minggu,” terangnya.Dia menegaskan kegiatan belajar mengajar (KBM) saat ini sudah mulai berlangsung sesuai arahan pemerintah. Namun, santri yang masih berada di daerah masing-masing dapat mengikuti KBM melalui daring atau online. (SH/Lines)
*artikel sudah tayang di suaramerdekasolo
terima kasih, syukron pada ketua umum mui dki kh.munahar yg bersilaturohim dan memberikan arahan pada ldii