Lines (14/09) – “Barang siapa mensalatkan jenazah, maka baginya satu qirath pahala. Dan bila turut menyaksikan pemakamannya, maka baginya dua qirath pahala. Sedangkan besar satu qirath seperti besarnya gunung Uhud”, sabda Rasulullah SAW yang disebut dalam hadits riwayat Muslim ini menjadi pemacu semangat warga LDII Tulungagung dalam mengurus, mensalati hingga memakamkan jenazah.
Di Tulungagung, apabila ada yang meninggal, jumlah pentakziah yang hadir untuk mensalati dan memakamkan jenazah dapat mencapai angka 7.000 orang. “Ketika ada yang meninggal, warga bersemangat memberikan penghormatan terakhir, berbela sungkawa, memberikan doa, mensalati dan juga mengantarkan jenazah sampai ke makam,” ujar Moh Adi Priyono, S.Pd.I, Wakil Ketua LDII Tulungagung.
“Semua ini dilakukan dalam rangka menetapi perintah Allah dan Rasul untuk memandikan, mengkafani, mensalati, mendoakan hingga memakamkan jenazah, juga sebagai bentuk kepedulian sosial,” jelas Moh Adi. Dalam pelaksanannya, pengurus LDII setempat bertindak sebagai penggerak dan memberikan contoh di garda terdepan untuk kelancaran pemakaman jenazah.
Secara koordinasi, LDII Tulungagung membentuk tim pada tingkat Kabupaten yang berasal dari perwakilan wilayah masing-masing. Kemudian menyampaikan informasi kepada warga yang bekerjasama dengan Senkom Mitra Polri. Warga pun memiliki kesepakatan waktu upacara pemberangkatan jenazah ke pemakaman yakni pada pagi hari, pukul 08.00 – 09.00 WIB, siang hari antara 13.00 – 14.00 WIB dan malam hari antara 20.00 – 21.00.
Jumlah pentakziah yang besar ini selama ini dijelaskan oleh Moh. Adi dengan merujuk dalil pada hadits riwayat Muslim. Dari Aisyah, dari Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam, beliau bersabda. “Mayat yang dishalatkan oleh kaum muslimin dengan jumlah melebihi seratus orang, dan semuanya mendo’akannya, maka do’a mereka untuknya akan dikabulkan”. Diperkuat pula dalam hadits riwayat At-Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa dishalati oleh tiga baris (manusia), maka ia wajib (mendapatkan surga).”
Sementara itu dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini, terdapat perubahan sistem dalam pengurusan jenazah. “Baik ketika upacara pemberangkatan, maupun dalam kegiatan takziah, semua mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah,” jelas Moh Adi. Diantaranya, tetap memakai masker, mencuci tangan memakai sabun, dan menjaga jarak.
Kehadiran pentakziah pun dibatasi tidak seperti biasanya, karena itu sebagai alternatif, warga diserukan untuk melaksanakan salat gaib/jenazah di rumah masing-masing. Sementara rumah keluarga yang berduka menyiapkan hand sanitizer diperuntukkan bagi pentakziah yang hadir. Warga senantiasa diingatkan untuk menjaga jarak ketika duduk, serta disiapkan petugas pengingat protokol kesehatan. Pelaksanaan upacara pemakaman dipersingkat dan dipercepat untuk meminimalisir paparan Covid-19. (FF/Lines)
Alhamdulillah. Semoga konsisten, semoga kesemangatannya diikuti oleh warga LDII dan seluruh warga Indonesia. Semoga dikerjakan karena Allah.
Semoga Allah memberi aman, selamat, lancar dan barokah.
subhanallah. semoga kita mati syahid, husnul khotimah