And I believe that in my life I will see,And in to hopelessness Or giving up Or suffering
Then we should stand together this one time,Then no one will get left behind And stand up for life Stand up For love
Potongan lirik lagu Destinys child itu menginspirasi arti penting cinta dalam kehidupan ini. Baik Cinta pria dan wanita, cinta kepada anak, orang tua maupun cinta kepada Allah.
Belum lama ini saya membaca dua orang kakak beradik di Jakarta meninggalkan orang tuanya yang sedang sakit parah di bawah kolong jembatan Cawang, karena kebingungan tidak ada biaya merawat. Akhirnya orang tua malang itupun meninggal pagi harinya. Sebaliknya ada seorang ayah yang tega menyetrika anak atau menyiksanya. Ini semua karena hilangnya cinta dan sayang karena himpitan ekonomi.
Tetapi ada juga kisah, raja yang galau karena sang putra mahkotanya ternyata seorang pemuda, apatis, dan tak berbakat. Suatu saat raja mencoba mengubah pribadi putranya dengan kata kunci: “The power of love“. Dan terjadilah sesuatu yang diharapkan, putranya jatuh cinta dengan seseorang wanita. Tapi kepada gadis itu raja berpesan,”Kalau puteraku menyatakan cinta padamu, bilang padanya ,”Aku tidak cocok untukmu, Aku hanya cocok untuk seseorang raja atau seseorang yang berbakat menjadi raja.” Benar saja, putera mahkota seketika tertantang. Maka ia pun mempelajari segala hal yang harus diketahui oleh seorang raja dan ia pun melatih diri menjadi seorang raja. Dan seketika luar biasa, bakat seorang raja meledak dalam dirinya. Ia bisa, ternyata ia bisa! Tapi karena cinta.Cinta bisa menjadi kekuatan luar biasa,bila digunakan untuk motivasi positif.
Dan kali ini cerita tentang saya di awal ramadhan kemarin, saat itu istri yang saya cintai, jatuh sakit beberapa hari, tidak bisa bangun dan tidak bisa menjalankan ibadah puasa. Saya dan anak anak cukup kalang kabut, cucian menumpuk, rumah seperti kapal pecah, makan saur dan berbuka terpaksa membeli di warung, atau anak saya mencoba memasak dengan rasa yang jauh berbeda dari masakan ibunya. Kami berusaha bergotong royong berbenah selama istri saya sakit, tapi kok gak bisa seberes dan serapih kalau istri saya sedang sehat. Saya tercenung dan merenung, ternyata dibalik kelemahan wanita, ada kekuatan dahsyat yang diluar nalar kita manusia. Kami ber lima anak beranak, berusaha menggantikan pekerjaan istri saya, tapi tidak mampu menandingi pekerjaan dia seorang. Ternyata kekuatan dahsyat itu datang dari dalam diri seorang wanita yang sangat mencintai keluarganya, ya semua karena cinta. cinta kepada keluarga dan juga cinta kepada Allah tentunya.
Cinta telah bekerja dalam jiwa dengan sangat baik. Dan cinta memang selalu begitu, menggali jiwa manusia ke dalam, terus mendalam, sampai mata air keluhuran hati ditemukannya. Maka dari sana menyeruak luar biasa semua potensi kebaikan dan keluhuran dalam dirinya. Dari sana , mata air keluhuran mengalir deras, membanjir dan desak mendesak hingga bermuara pada perbaikan watak dan penghalusan jiwa. Cinta membuat manusia jadi manusia,dan memperlakukan manusia ditempat kemanusiaan yang tinggi. Kalau cinta kita kepada Allah membuat kita mampu memenangkan Allah dalam segala hal, maka cinta kepada manusia, hewan, tumbuhan atau apa saja, mendorong kita mempersembahkan semua kebaikan yang diperlukan untuk yang kita cintai. Dengan kata lain, cinta suci harus mampu membawa sesuatu yang dicintai pada kebaikan, pada hakikat cinta sejati, pada cinta Allah yang abadi. Jatuh cinta membuat manusia merendah, tapi sekaligus bertekad penuh untuk menjadi lebih terhormat.
Allah memberikan kesempatan pada kita untuk menghirup dunia ini, itu atas cinta Allah pada kita. Allah telah menciptakan kita begitu sempurna, memberikan kita raga begitu rupa, memberikan kita waktu begitu raya,memberikan semuanya begitu berharga. Allah pulalah yang selalu di sisi kita, melihat kita, mendengar kita, membimbing kita menuntun kita walau kita kadang luput untuk mengingat-Nya. Allah pulalah yang selalu hadir dalam kesendirian kita, di saat kita tersudut dalam keperihan, di saat kita terpuruk dalam kedukaan, di saat semua lupa pada kita. Allah pulalah satu-satunya yang tak pernah mengecewakan kita atas sesuatu hal yang kita harap. Allah-lah satu satunya yang Maha Pemberi terbaik bagi hamba-hambanya. Begitu besarnya cinta Allah kepada kita, tak tertandingi seluas langit dan bumi pun. Apakah kita, manusia, masih mampu menggantikan cinta-Nya dengan seorang hamba manapun yang lemah..Memang, rasanya tidak mungkin dunia dan seisinya,dan juga keimanan kita ini bisa terbangun dengan sempurna tanpa Cinta dan kasih sayang, yang dilandasi cinta kepada sang Kholik.
Barang siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah hendaklah dia mengamati bagaimana kedudukan Allah dalam dirinya.Sesungguhnya Allah menempatkan hambaNya dalam kedudukan sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah pada dirinya (HR.Al Hakim)
Wassalamu Alaikum Wr.Wb
Tito Irawan