Oleh: Faizunal A. Abdillah
Pemerhati lingkungan – Warga LDII Kabupaten Tangerang
Makhluk mungil yang satu ini, sangatlah sempurna. Walau kecil, banyak diremehkan, ia luar biasa. Dalam setiap detik, mampu mengepakkan sayapnya 500 kali. Serangga ini dapat terbang ke arah mana saja, tanpa takut terpengaruh oleh arah dan kecepatan angin. Dalam melakukan manuver, ia bisa secara tiba-tiba mengubah arah ke segala penjuru tanpa mengurangi kecepatan. Matanya terdiri dari 5.000 lensa berbentuk segi enam dengan struktur bulat yang membentuk bidang penglihatan yang jauh lebih besar, sehingga memungkinkan melihat ke belakang tubuh. Dengan demikian memberinya keunggulan atas musuh-musuhnya. Ia adalah lalat. Sampai-sampai Allah membuat tantangan dengannya, sebagai bukti walau kecil, lalat adalah ciptaan yang sempurna.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَٱسْتَمِعُوا۟ لَهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ لَن يَخْلُقُوا۟ ذُبَابًا وَلَوِ ٱجْتَمَعُوا۟ لَهُۥ ۖ وَإِن يَسْلُبْهُمُ ٱلذُّبَابُ شَيْـًٔا لَّا يَسْتَنقِذُوهُ مِنْهُ ۚ ضَعُفَ ٱلطَّالِبُ وَٱلْمَطْلُوبُ
“Wahai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun. Walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” (QS. Al-Hajj: 73)
Keunggulan lain dari lalat, juga dijelaskan dengan jernih oleh Rasulullah ﷺ. Praktis saat itu belum difahami secara sempurna, sampai perkembangan ilmu dan teknologi membantu membuktikan kebenarannya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ـ رضى الله عنه ـ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ “ إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِي إِنَاءِ أَحَدِكُمْ، فَلْيَغْمِسْهُ كُلَّهُ، ثُمَّ لْيَطْرَحْهُ، فَإِنَّ فِي أَحَدِ جَنَاحَيْهِ شِفَاءً وَفِي الآخَرِ دَاءً ”
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda: “Apabila lalat jatuh di tempat minuman salah satu kalian, maka tenggelamkanlah ia keseluruhannya, baru kemudian lalat itu dibuang. Karena sesungguhnya di dalam salah satu sayapnya terdapat penyakit dan sayap lainnya terdapat penawarnya”. (Rowahul Bukhari)
Dalam Kitab Az-Zuhud, Imam Ahmad bin Hanbal bercerita kisah inspiratif tentang lalat. Ia menulis sebuah riwayat dari Salman Al Farisi, Rasulullah ﷺ bersabda, “Ada seorang lelaki yang masuk surga gara-gara seekor lalat dan ada pula lelaki lain yang masuk neraka gara-gara lalat.” Para sahabat yang bingung kemudian bertanya; “Bagaimana hal itu bisa terjadi wahai Rasulullah?” “Ada dua orang lelaki,” jawab Rasulullah, “yang melewati suatu kaum yang memiliki berhala. Tidak ada seorangpun yang diperbolehkan melewati daerah itu melainkan dia harus berkorban (memberikan sesaji) sesuatu untuk berhala tersebut. Mereka pun mengatakan kepada salah satu di antara dua lelaki itu, “Berkorbanlah!” Ia pun menjawab, “Aku tidak punya apa-apa untuk dikorbankan.” Rasulullah meneruskan, mereka mengatakan, “Berkorbanlah, walaupun hanya dengan seekor lalat!”. Orang tadi kemudian menangkap lalat dan mengorbankannya. Karena pengorbanan tersebut mereka pun memperbolehkan dia untuk lewat dan meneruskan perjalanan. Karena sebab itulah, ia masuk neraka. Mereka kemudian memerintahkan satu orang lagi untuk berkorban serupa seperti yang sebelumya. “Berkorbanlah!, Ia menjawab, “Tidak pantas bagiku berkorban untuk sesuatu selain Allah ‘azza wa jalla.” Akhirnya, mereka pun memenggal lehernya. Karena itulah, ia masuk surga. Demikianlah keadaan dua orang manusia yang nasibnya berbeda karena salah satunya berujung di neraka selama-lamanya, dan yang lainnya berujung di surga selama-lamanya. Padahal, keduanya sebelumnya adalah sama-sama seorang Muslim.
Syekh Nawawi al-Bantani dalam Nashaihul ‘Ibad menulis kisah seseorang yang berjumpa Imam al-Ghazali dalam sebuah mimpi. Imam al-Ghazali adalah ulama abad pertengahan dengan reputasi kealiman yang tak diragukan. “Bagaimana Allah memperlakukanmu?” tanya orang tersebut. Imam al-Ghazali lantas menceritakan bahwa saat berhadapan dengan Allah SWT ia ditanya bekal yang harus diserahkan kepada Allah. Ia kemudian mengatakan dengan menyebut satu per satu seluruh prestasi ibadah yang pernah ia jalani di kehidupan dunia. Namun Allah SWT menolak itu semua. “Aku (Allah) menolak itu semua!” Ternyata Allah menampik berbagai amalan Imam al-Ghazali kecuali satu kebaikannya ketika bertemu dengan seekor lalat. Suatu saat Imam al-Ghazali tengah sibuk menulis kitab hingga seekor lalat mengusiknya. Lalat “usil” ini haus dan tinta di depan mata menjadi sasaran minumnya. Sang Imam yang merasa kasihan lantas berhenti menulis untuk memberi kesempatan si lalat melepas dahaga dari tintanya itu. “Masuklah bersama hamba-Ku ke surga,” kata Allah kepada Imam al-Ghazali dalam kisah mimpi itu.
Kisah di atas merupakan tamparan bagi siapa saja yang membanggakan pencapaiannya dalam beribadah dan beramal shalih. Allahlah yang menentukan dan mengetahui yang sebenarnya. Segenap prestasi ibadah dan kebenaran agama yang disombongkan bisa jadi justru bertolak belakang. Maka, janganlah pernah menyepelekan amal kebaikan walaupun kecil. Demikian juga dengan keburukan, meski kita anggap kecil. Karena bisa saja hal itu, menjerumuskan orang ke neraka. Nah, sebelum jauh melangkah, lebih arif jika kita bersedia menyempatkan waktu mengukur dengan kisah lalat yang satu ini. Sebagai tolok ukur.
عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ” إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ، وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ ”
Dari Nabi ﷺ bersabda; “Sesungguhnya seorang mukmin itu melihat dosa-dosanya bagaikan duduk di bawah kaki gunung, sehingga takut kapanpun siap menimpanya. Dan sesungguhnya orang yang durhaka melihat dosa-dosanya itu seperti lalat yang hinggap-lewat pada hidungnya.” (Rowahul Bukhary)
Walau lalat selalu berkonotasi dengan hal yang kotor dan jijik, suka sampah, senang bangkai, namun kali ini kita bisa mengambil hikmah yang indah dari penciptaannya.
Alhmdulillah jazakumullohu khairo,semoga Alloh pareng manfaat dan barokah.
Alhamdulillah bertambah ilmu…
Semoga alloh menambah ketaqwaan dan ketawadu’an….
Ajkh, suka banget dengan semua artikelnya
Terasa lebih padat namun ringan di baca