Tidak ada yang instant. Tidak ada yang paten. Itulah kalimat yang pas untuk mewakili jawaban berbagai permasalahan dan tanggapan dari para pembaca yang mencoba menegakkan bangun malam. Ada banyak cara agar seseorang bisa bangun malam. Ada banyak jalan yang bisa menyampaikan seseorang bisa bertemu dengan Sang Khalik di penghujung malam. Meminjam istilah guru saya kala SMA dalam memecahkan berbagai soal matematika dulu, yaitu banyak jalan menuju Roma, walau saya sendiri belum pernah sampai ke sana sampai detik ini, berbagai kiat bisa dicoba. Namun, cara yang satu belum tentu cocok buat orang yang lain.
Kunci utama dalam masalah bangun malam adalah keteguhan, keinginan dan kekuatan niat kita. Sebab banyak orang yang bisa bangun malam, tapi hanya sekedar buang hajat saja. Bangun, masuk kamar mandi, tetapi hanya buang air kecil saja. Ada yang bangun, kemudian mematikan jam beker, terus tertidur lagi. Ada yang bangun membuatkan susu anaknya, tapi kemudian meneruskan tidurnya lagi. Bagaimana seseorang bisa bangun malam lebih banyak ditentukan oleh seberapa besar niat yang ada dalam dirinya. Semakin kuat niatnya, semakin besar keinginannya dan semakin teguh seseorang menjaga niat itu, Insya Allah semakin besar kemungkinan untuk bisa bangun malam. Inilah kunci pokoknya. Adapun doa, jam beker, cara tidur, minum air putih banyak – banyak sebelum tidur, berwudhu sebelum tidur, dering tilpun ataupun hp hanya sebagai pelengkap saja. Maka sering – seringlah memotivasi diri untuk membangun sendi – sendi keikhlasan; “Wahai jiwa, bersikaplah ikhlas, niscaya engkau akan merasa bebas….”
Muthraf bin Syahir berkata, “Amal yang baik hanya bisa dicapai dengan hati yang bersih, sedangkan hati yang bersih hanya bisa diraih dengan niat yang ikhlas. Siapa saja yang membersihkan niatnya, niscaya hatinya akan suci.” (Al-Zuhd – Imam Ahmad)
Nabi Muhammad SAW selalu mengingatkan dalam bentuk keheranan dan sindiran yang nandes seperti ini, “Saya tidak melihat seperti neraka yang tidur orang yang lari darinya. Dan saya tidak melihat seperti surga, tidur orang yang mencarinya. [1]”
Allah berfirman, “Dan orang-orang yang berjihad (mempersungguh) di jalan Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS Al-Ankabut 69)
Apakah ada doa tertentu yang menjamin seseorang bisa bangun malam? Semua doa adalah baik ketika diiringai dengan niat yang kuat dan ikhlas untuk bangun malam. Baik yang panjang maupun yang pendek. Doa perlindungan maupun doa biasa. Ayat – ayat quran ataupun kalimat kepasrahan. Semua bisa menyampaikan untuk bangun malam. Sebab doa itu menjadi bahan bakar, untuk mengobarkan terus niat yang kuat sehingga mampu menggerakkan jasmani untuk bangun malam. Dalam hal ini rasanya atsar-atsar berikut perlu diketahui sebagai pengingat dan perkeling agar tidak lupa untuk menguatkan benih niat yang tumbuh untuk bangun malam dengan cara doa yang benar.
Ibnu umar menuturkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Doa itu sangat bermanfaat. Karena itu hendaklah kalian berdoa, wahai hamba Allah.” (Rowahu al-Hakim – Al-Mustadrak)
Ibnu Qoyyim berkata, “Ketika orang-orang sadar melihat perangkap dunia kepada penghuninya, pengkhianatan angan-angan kepada para pemujanya, dan kepemilikan setan atas jiwa – jiwa manusia, mereka segera berlindung di balik benteng doa.”(al-Fawa’idz)
Qotadah ibnu Di’amah As-sadusi berkata, “Orang – orang mukmin adalah mereka yang selalu berdoa kepada Allah pada waktu siang dan malam. Mereka selalu berkata, ‘Wahai Tuhan kami dalam keadaan sembunyi – sembunyi dan terang-terangan, kami selalu berdoa kepadaMu hingga doa kami dikabulkan.” (Hilyah al-Aulia – Abu Nu’aim)
Umar ibn Al-Khaththab berkata, “Sesungguhnya aku tidak peduli dengan seberapa besar doaku akan dikabulkan. Yang akau pedulikan adalah kemauan kuat diriku untuk berdoa. Apabila aku telah diberi petunjuk untuk berdoa, maka pengbulan itu pasti ada.”(al-Fawa’idz)
Bagaimana dengan yang merasa penat luar biasa karena habis bekerja seharian? Cara tidur yang benar sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW adalah jawabannya. Tidur miring ke kanan dengan telapak tangan kanan menempel di pipi kanan adalah tidur yang menyehatkan. Kebanyakan kegagalan untuk meniru cara tidur seperti ini adalah inkonsistensi. Hanya di awalnya saja bisa tidur miring kanan, selanjutnya berbaring seenaknya. Ya, belum terbiasa tidur ala Nabi ini sehingga bisa dikatakan banyak yang gagal mempraktikkannya. Ditambah lagi suka telat tidurnya dengan mengerjakan sesuatu yang tidak berguna.
Bagi yang sudah merasa sudah mencoba semua cara, tetapi belum berhasil juga, maka di sinilah saatnya Anda butuh mentor untuk membantu usaha tersebut. Anda butuh teman untuk membantu dan menignduksi situasi yang ada. Kiatnya ada beberapa seperti tidur dengan orang yang terbiasa bangun malam, sehingga pas bangun malam Anda dibangunkan. Juga bisa tidur di komplek atau pondok yang mempunyai petugas rutin setiap hari untuk membangunkan sholat malam.
Dari Abu Huroiroh ra., dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Semoga Allah merahmati seorang lelaki yang bangun malam lalu sholat dan membangunkan istrinya, jika istrinya menolak, maka dia memercikkan air ke wajahnya. Dan semoga Allah merahmati seorang wanita yang bangun malam lalu sholat dan membangunkan suaminya, jika suaminya menolak, maka dia memercikkan air ke wajahnya.” (Rowahu Abu Dawud).
Seperti yang saya kemukakan di atas, tidak ada yang instant, semua perlu perjuangan, kesungguhan dan kesabaran untuk bisa meraih dan merutinkan bangun malam. Dirintis sedikit demi sedikit. Setahap demi setahap dengan tetap dengan semangat yang tetap. Dari berbagai kiat yang ada kuncinya ada di diri masing – masing dengan parameter niat, doa dan usaha pendukung lainnya. Jika hari ini belum bisa cobalah lagi. Coba dan coba lagi sembari mengevaluasi diri dimana letak kegagalan itu. Setelah menemukan letaknya, perbaiki dan sempurnakan sehingga mampu bangun malam. Jika sudah bisa sekali disyukuri dan berusaha mengulangi untuk esoknya lagi. Perlahan dan tidak perlu buru – buru. Ketika gagal lagi, periksa lagi, evaluasi lagi apa yang salah pada diri ini. Insya Allah dengan kesungguhan kita, Allah pasti memberi kemudahan dan pertolongan. Bagi yang sudah bisa merutinkan bersyukurlah dan jaga niat agar amalan tersebut bisa lestari, dengan bungkus mukhlish lillah karena Allah. Mudah-mudahan Allah paring kesempatan untuk bisa berbagi kiat – kiat berikutnya di kesempatan mendatang.
Oleh: Ustadz.Faizunal Abdillah