Lembaga Dakwah Islam Indonesia
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Desain Idul Adha 1446 H
    • Desain Hari Pancasila 2025
  • Nasehat Idul Adha 2025
No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Desain Idul Adha 1446 H
    • Desain Hari Pancasila 2025
  • Nasehat Idul Adha 2025
No Result
View All Result
Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
Home Nasional

Abaikan Sosial Ekonomi, Efek Covid-19 Kian Berbahaya, Ini Solusinya

2020/09/29
in Nasional, Organisasi
1
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Jakarta (28/9). Dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19, terutama dalam bidang sosial ekonomi mampu menciptakan krisis. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, pada akhir September, Indonesia masuk jurang resesi. Kementerian Keuangan, menurutnya, telah melakukan update proyeksi perekonomian Indonesia. Untuk tahun 2020 secara keseluruhan, perekonomian Indonesia menjadi minus 1,7 persen hingga 0,6 persen.

Bahkan pada Juni lalu, Kamar Dagang Indonesia (Kadin) memprediksi pandemi Covid-19 menyebabkan 6 juta lebih tenaga kerja akan mengalami PHK. Pj Ketua Umum DPP LDII, Chriswanto Santoso mengatakan, imbas Covid-19 adalah menurunnya kesejahteraan masyarakat, “Masalah ini juga harus menjadi perhatian semua pihak. Kepedulian sosial bisa menjadi salah satu solusi tepat,” ujar Chriswanto Santoso.

Menurutnya, Covid-19 ini mendorong munculnya kembali modal sosial bangsa yang terpendam, berupa gotong-royong, “Bila gotong-royong pada kota-kota besar memudar, kini saatnya menggali kembali. Kita bangsa besar yang khas. Modal dan ikatan sosial berupa gotong royong dengan memperhatikan protokol kesehatan secara ketat, itu menjadi solusi terbaik kala warga yang lain terpuruk akibat pandemi,” imbuhnya.

Menurutnya, perhatian dan dukungan keluarga dan lingkungan, bisa menjadi salah satu faktor penyembuh yang besar. Saling bantu antartetangga misalnya, dengan memberi bantuan sembako bagi warga yang menjalani isolasi mandiri. Hal tersebut merupakan langkah sederhana, namun memiliki imbas besar bagi pasien.

Gotong-royong ini juga sudah dicontohkan Rasulullah dan para sahabat, “Saat Madinah mengalami kemarau panjang selama setahun, dan kota Madinah menjadi tujuan pengungsi dari berbagai wilayah di sekitarnya, semangat gotong-royong ditumbuhkan Khalifah Umar bin Khattab,” ujar Chriswanto Santoso.

Saat itu, Sayyidina Umar bin Khattab memerintahkan satu warga Madinah membantu satu pengungsi. Dengan begitu, Masjid Nabawi yang penuh pengungsi bisa ditampung di rumah-rumah warga. Dan masalah kelaparan dan rumah tinggal teratasi dengan gotong-royong tersebut, “Tentu dengan pandemi, kepedulian sosial ini jadi sangat penting,” imbuh Chriswanto.

Senada dengan Chriswanto Santoso, Ketua DPP LDII Ardito Bhinadi yang juga Wakil Sekretaris Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat (KPEU) MUI Pusat, mengatakan kepedulian sosial menjadi faktor kunci pengendali resesi ekonomi nasional yang menimpa keluarga, “Imbas Covid-19 bukan hanya pada mereka yang terpapar, namun juga mereka yang sehat pada sisi sosial ekonomi,” ujar Ardito yang juga Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran Yogyakarta.

“Ada empat hal yang dilakukan Umar bin Khattab dalam menangani wabah,” ujarnya. Pertama, Khalifah Umar bin Khattab membentuk tim khusus, yang mendata korban yang terdampak langsung atau terinfeksi dan mendata korban tak langsung, yakni mereka yang terimbas secara ekonomi, “Data-data itu dilaporkan setiap hari.

Kedua, Umar bin Khattab memutus hubungan desa atau wilayah yang kena wabah dengan wilayah lain atau lockdown. Ketiga, ia membangun pusat-pusat karantina, dengan mengisolasi warga di pegunungan yang hawanya relatif bersih dan jauh dari permukiman warga, “Keempat, wilayah-wilayah yang tak terkena wabah diminta untuk mendistribusikan bantuan, “Prinsipnya, Khalifah meminta suatu wilayah yang sumberdayanya surplus dialihkan ke wilayah lain yang kena musibah,” ujarnya.

Kelima, dalam jangka pendek, Umar bin Khattab membangun ketahanan pangan dengan membuka jalur-jalur distribusi pangan. Kerja sama perdagangan pangan juga dilakukan dengan negara-negara di luar Hijaz. Sementara untuk jangka menengah, Umar bin Khattab menghidupkan lahan-lahan tidur dengan membangun pertanian, dengan menanaminya kembali. Catatan khusus, Umar dan para pembantunya sangat cakap dalam membangun irigasi.

Menurut Chriswanto, dengan meneladani yang dilakukan para nabi hingga sahabat Rasulullah, umat Islam bisa cepat keluar dari krisis ekonomi akibat wabah, “Nabi Yusuf alaihissalam dulu mengajarkan menyimpan sebagian hasil panen dan mengkonsumsi sebagian, saat Mesir diterpa kemarau berkepanjangan, warganya berhasil melalui paceklik karena memiliki ketahanan pangan,” ujarnya.

Sementara, dalam jangka panjang, Rasulullah SAW, menurut Chriswanto, mengajarkan mujhid muzhid, bekerja keras namun efisien, “Umat Islam beliau anjurkan untuk menabung dan sedekah, lalu sisanya dikonsumsi. Praktik konsumsinya, adalah memprioritaskan kebutuhan pokok atau mendesak. Saat terjadi goncangan ekonomi, warga bisa tetap bertahan,” papar Chriswanto.

Terkait dengan gotong-royong, Chriswanto mengingatkan adanya aspek-aspek tanggung jawab sosial dalam bermasyarakat. Pertama, yakni mereka yang berpengetahuan mengajari yang tidak tahu, “Hal ini menunjukkan pentingnya literasi agar masyarakat memiliki inforasi terhadap pandemi, baik dampak maupun solusi,” imbuh Chriswanto.

Kedua, yang kuat membantu yang lemah, “Yakni ada distribusi antara yang berlebihan dan yang kekurangan, baik bantuan makanan, vitamin, obat, ataupun alat pelindung diri (APD),” ujarnya. Selanjutnya, yang ingat mengingatkan pada yang lupa. Mereka yang tak menerapkan protokol kesehatan saat berkumpul dalam ruang publik, supaya diingatkan, “Bahkan mereka yang kurang berolahraga, makan tak teratur, dan jam kerjanya tak seimbang agar diingatkan. Dalam skala individu, hal ini efektif mencegah penyebaran Covid-19,” ujar Chriswanto.

Ardito menambahkan, perihal ketahanan ekonomi terdapat aspek yang harus diperhatikan, yakni mengatur pola prioritas keuangan keluarga, “Saat wabah alokasi belanja untuk kesehatan lebih banyak dibanding untuk liburan dan hiburan, misalnya,” ujar Ardito. Ia menyarankan, masyarakat tetap produktif saat pandemi untuk tetap berpenghasilan.

“Bisnis-bisnis yang berkaitan dengan kesehatan bisa dijadikan harapan, membuat masker dan APD, lalu dijual atau meningkatkan pemasaran dengan sistem online,” ujarnya. Senada dengan Chriswanto Santoso, Ardito menyarankan agar warga memiliki buffer stock, baik aset yang mudah dicairkan seperti tabungan atau menginvestasikan uangnya ke dalam bisnis yang produktif. Dengan begitu saat terjadi goncangan ekonomi, bisa aman dari krisis.

Tags: Covid-19Dampakekonomikesehatanldiisosial

Comments 1

  1. Zanuar Rima Nasrullah says:
    5 years ago

    Walaupun tidak diwajibkan oleh Negara, dan tidak dipaksa oleh Organisasi, marilah kita berbuat baik. Mari lakukan yang kita bisa. Sekali lagi, YANG KITA BISA. Bukan menghindar, beralasan, apalagi menyalahkan.
    Jika kita bisa membantu dengan mengingatkan, mengingatkanlah dengan baik. Jika mampunya bersedekah makanan, usahakan semakin sering dilakukan.
    Semoga Allah memberi aman, selamat, lancar, dan barokah.
    Selalu beramal sholih dengan niat karena Allah. Bismillah, kita bisa!

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KOMENTAR TERKINI

  • Angka DH on Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII
  • Dimitri on LDII Batusopang Gelar Keterampilan Kerja, Wujudkan Generasi Muda Terampil dan Mandiri
  • ahmad shobirin on LDII Batusopang Gelar Keterampilan Kerja, Wujudkan Generasi Muda Terampil dan Mandiri
  • KRISHNA PURNAWAN CANDRA on Menghidupkan Pancasila di Sekolah: Membangun Ruang Belajar yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan
  • Pri Adhi Joko Purnomo on Wali Kota Palembang Ajak LDII Berantas Buta Aksara Al Quran
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Di Balik Kisah Warga LDII Tala, Tugas Kemanusiaan dan Profesional Sebagai Tenaga Kesehatan Haji

Di Balik Kisah Warga LDII Tala, Tugas Kemanusiaan dan Profesional Sebagai Tenaga Kesehatan Haji

May 24, 2025
Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII

Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII

May 27, 2025
Bukan Cuma untuk Mata, Ini 5 Alasan Wortel Layak Dikonsumsi Setiap Hari

Bukan Cuma untuk Mata, Ini 5 Alasan Wortel Layak Dikonsumsi Setiap Hari

May 21, 2025
Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan

Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan

May 27, 2025
Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII

Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII

16
Di Balik Kisah Warga LDII Tala, Tugas Kemanusiaan dan Profesional Sebagai Tenaga Kesehatan Haji

Di Balik Kisah Warga LDII Tala, Tugas Kemanusiaan dan Profesional Sebagai Tenaga Kesehatan Haji

12
Lanjut Usia, Melanjutkan Kebahagiaan

Lanjut Usia, Melanjutkan Kebahagiaan

4
Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan

Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan

4
Ketua Umum LDII: Pancasila Bukan Hanya Dasar Negara, Tapi Jiwa Bangsa

Ketua Umum LDII: Pancasila Bukan Hanya Dasar Negara, Tapi Jiwa Bangsa

June 1, 2025
Menghidupkan Pancasila di Sekolah: Membangun Ruang Belajar yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan

Menghidupkan Pancasila di Sekolah: Membangun Ruang Belajar yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan

June 1, 2025
KLH Ungkap Pentingnya Kesadaran Kolektif Tanggulangi Dampak Perubahan Iklim

KLH Ungkap Pentingnya Kesadaran Kolektif Tanggulangi Dampak Perubahan Iklim

June 1, 2025
KLH Dukung LDII Galakkan Aksi Kolektif untuk Jaga Lingkungan dan Kurangi Jejak Karbon

KLH Dukung LDII Galakkan Aksi Kolektif untuk Jaga Lingkungan dan Kurangi Jejak Karbon

June 1, 2025

DPP LDII

Jl. Tentara Pelajar No. 28 Patal Senayan 12210 - Jakarta Selatan.
Telepon: 021-57992547 / 0811-8604544

SEKRETARIAT
sekretariat[at]ldii.or.id
KIRIM BERITA
berita[at]ldii.or.id

BERITA TERKINI

  • Ketua Umum LDII: Pancasila Bukan Hanya Dasar Negara, Tapi Jiwa Bangsa June 1, 2025
  • Menghidupkan Pancasila di Sekolah: Membangun Ruang Belajar yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan June 1, 2025
  • KLH Ungkap Pentingnya Kesadaran Kolektif Tanggulangi Dampak Perubahan Iklim May 31, 2025

NAVIGASI

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

KATEGORI

Kirim Berita via Telegram

klik tautan berikut:
https://t.me/ldiibot

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.

No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Desain Idul Adha 1446 H
    • Desain Hari Pancasila 2025
  • Nasehat Idul Adha 2025

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.