Kali kelima menjalani puasa Ramadhan di negeri matahari terbit mengarahkan saya pada suatu kesimpulan yang hampir sama: panas, panjang dan seksi. Maklumlah pelaksanaan puasa Ramadhan di negeri dengan empat musim ini jatuh tepat di jantung musim panas: Juni, Juli dan Agustus. Tahun lalu, panasnya Agustus minta ampun teriknya. Kala itu lebaran diputuskan beberapa saat setelah puncak musim panas terlewati, yakni pada tanggal 19 Agustus 2012. Panasnya sudah gak ketulungan, sekitar 34oC-36oC, terlebih saat 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Tahun 2013 saat ini kondisinya lebih dingin mengingat puasa akan berakhir sebelum atau pas puncak musim panas tiba, kira-kira 8 Agustus 2013. Hanya saja, ada juga berita tidak enaknya, yaitu: panjang puasa tahun ini lebih lama dibandingkan setahun lalu. Cobalah menyimak penjelasannya di bawah ini:
Pada saat memasuki 1 Ramadhan 1434 H (10 Juli 2013), Jepang mengawali waktu imsak sekitar pukul 03.15 JST dan memulai berbuka puasa baru pada pukul 19.30-an JST. Lamanya berpuasa di Jepang ketika itu adalah 16 jam 15 menit-an. Bagaimanakah dengan di Indonesia? Waktu itu (10 Juli 2013), saya masih dapat menikmati sahur di Jawa Tengah hingga pukul 04.30 WIB. Tentulah banyak waktu tersedia untuk sholat dan doa malam, serta santap sahur bersama keluarga di Indonesia. Sorenya saya mengakhiri puasa pada pukul 17.40 WIB. Jadi, 13 jam 10 menit lamanya berpuasa di Indonesia. Nampak 3 jam lebih pendek bukan apabila dibandingkan dengan Jepang? Alhamdulillah, suatu anugerah bagi muslim Indonesia yang kebanyakan mungkin tidak mengetahuinya. Seakan-akan dapat diskon waktu berpuasa. Muslim Indonesia beruntung tinggal di daerah tropika yang memiliki kelembaban udara tinggi dan pergantian siang malam yang relatif sama: 12 jam siang dan 12 jam malam. Kelembaban yang tinggi pastilah membantu dalam menurunkan suhu udara. Bahkan saat musim kemarau pun, rerata suhu di Indonesia berkisar 30oC -32oC. Empat derajat celcius lebih dingin bukan apabila dibandingkan dengan Jepang? Alhamdulillah, dapat diskon lagi.
Masalah panas dan panjang bukanlah dua-duanya cobaan saat berpuasa di Jepang. Masih ada lagi yang lainnya. Tengoklah di jalanan dan sudut-sudut kota. Pemandangan lumayan seronok bertebaran. Mengapa bisa demikian? Musim panas adalah saatnya bagi orang Jepang untuk mengenakan baju yang dapat menyejukkan badan. Pakaian berbahan tipis, transparan, atau bila perlu membuka aurot lebih lebar lagi menjadi suatu pilihan, tanpa basa basi tentang boleh atau tidaknya (baca: halal atau haramnya). Tidak hanya yang muda/mudi, anak-anak, tak jarang ibu-ibu cukup umur pun melakoninya. Pakaian kekurangan kain atau berpakaian begitu tipisnya merupakan pemandangan lumrah di sini. Walaupun tidak semua orang, tetapi cukup mudahlah menjumpainya saat berpergian ke luar rumah. Untuk itu, haruslah super waspada terhadap godaan yang satu ini. Bisa-bisa panasnya kepala melebihi panasnya tubuh akibat suhu udara.
Nah, sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, cobalah tip-tip berikut ini selama menjalani puasa Ramadhan di Jepang:
1. Berusahalah untuk seminimal mungkin keluar rumah, kecuali untuk hal-hal yang memang diperlukan. Semakin sedikit bepergian, insya Allah akan memperkecil kemungkinan berpapasan dengan sumber-sumber godaan maksiat di Jepang atau mengurangi dehidrasi tubuh. Mengenakan topi akan sangat membantu mengurangi timpaan panas matahari yang sangat menyengat.
2. Cobalah mengendalikan keinginan (baca: nafsu) saat godaan tiba-tiba muncul di depan mata. Carilah jalan alternatif lain kala bersepeda atau gerbong kereta lain yang lebih kondusif jauh dari godaan-godaan maksiat.
3. Mengkonsumsilah makanan tambahan yang dapat membantu tubuh mengatasi panas udara yang berlebihan. Jangan lupa, memperbanyaklah minum saat makan sahur.
4. Berbukalah di awal waktu dan segeralah mempersiapkan diri untuk menunaikan sholat maghrib, isya dan tarawih. Menunda-nunda waktu akan mengakibatkan hari cepat larut malam, sehingga waktu istirahatpun tak banyak tersedia. Ingatlah, musim panas di Jepang hanya menyisakan 8 jam waktu malam hari.
Demikian, semoga tulisan ini membantu kita agar senantiasa fokus menggapai 5 sukses Ramadhan walau panas, panjang puasa dan gadis Jepang terus menggoda. Wallaahu a’lam. (Atus Syahbudin)