Jakarta (23/8). DPP LDII menggelar Seminar Kebangsaan Indonesia. Acara tersebut berlangsung di Gedung DPP LDII yang terletak di Senayan, Jakarta Selatan. Senior Advisor Paramadina Public Policy Institute, Abdul Malik Gismar menyoroti pentingnya memahami makna demokrasi sebagai bukan sesuatu yang abstrak.
Dia menjelaskan bahwa demokrasi harus dipahami sebagai suatu sistem yang mengatur kehidupan sehari-hari masyarakat. Menurutnya, pemahaman ini memiliki dampak besar terhadap segala aspek kehidupan dalam konteks demokrasi.
Gismar menjelaskan, visi “Indonesia Emas” yang dibahas dalam webinar ini memiliki empat pilar utama, “Pembangunan manusia serta ilmu pengetahuan, pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan,” jelasnya.
Gismar menitikberatkan pembicaraannya pada pilar pertama, yaitu pembangunan manusia dan ilmu pengetahuan. Dia menyoroti dua ukuran penting dalam pendidikan: rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah.
“Melalui data angka partisipasi sekolah di Indonesia, Gismar menjelaskan bahwa hanya sekitar 60 persen siswa yang lulus SMA secara nasional, dan hanya sekitar 20 persen yang mencapai perguruan tinggi. Ini menunjukkan adanya tantangan dalam pembangunan SDM dan pendidikan di Indonesia.
Gismar juga menggarisbawahi pentingnya pendidikan anak usia dini (PAUD) sebagai pondasi pendidikan yang vital. Investasi pada anak usia dini dapat memberikan hasil yang lebih tinggi, daripada investasi pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Namun, partisipasi dalam PAUD di Indonesia masih rendah, hanya sekitar 40 persen balita yang masuk PAUD.
Selain itu, dalam webinar ini juga dibahas berbagai persoalan di sektor pendidikan, seperti masalah malnutrisi pada anak, rendahnya pencapaian nilai akademik, dan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang minim. Harapannya, melalui upaya bersama dan pemahaman yang lebih baik terhadap isu-isu ini, Indonesia dapat mengarahkan demokrasi ke arah pemecahan masalah dengan aktivitas yang konstruktif. (Inggri/Wicak)
LDII JOSS TENAN