Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
  • Home
  • Organisasi
    • TENTANG LDII
    • SUSUNAN PENGURUS DPP LDII 2021-2026
    • 8 BIDANG
    • MATERI MUNAS IX 2021
    • MENYIKAPI WABAH COVID-19
    • FATWA MUI
  • DAFTAR WEBSITE LDII
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Materi Webinar DPP LDII
  • Home
  • Organisasi
    • TENTANG LDII
    • SUSUNAN PENGURUS DPP LDII 2021-2026
    • 8 BIDANG
    • MATERI MUNAS IX 2021
    • MENYIKAPI WABAH COVID-19
    • FATWA MUI
  • DAFTAR WEBSITE LDII
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Materi Webinar DPP LDII
No Result
View All Result
Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
Home Dari Kami Nasehat

Akar Marah

Admn by Admn
December 23, 2021
in Nasehat
1
Akar Marah

Kemarahan akan terus ada, bibitnya melekat. Ada kalanya naik, ada saatnya turun. Ilustrasi: LINES.

192
SHARES
2.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Oleh: Faizunal A. Abdillah, Pemerhati sosial dan lingkungan – Warga LDII tinggal di Serpong, Tangerang Selatan.

Memasuki bulan terakhir di tahun 2021 ini, ada semacam pekerjaan rumah yang tak kunjung henti. Seperti dikejar waktu, ingin rasanya segera menyelesaikannya. Sayang, ternyata tidak mudah. Karena ia bawaan sejak lahir. Karena raga manusia dibentuk dari bahan-bahan bertentangan seperti air dan api. Karena itu kemarahan akan terus ada, bibitnya melekat. Ada kalanya naik, ada saatnya turun. Ada juga yang akhirnya berkuasa dan melahirkan banyak malapetaka. Dan ujungnya berakhir dengan habisnya jatah umur manusia. Itulah kemarahan. Padahal, jauh-jauh hari sebelumnya sudah diingatkan;

إِنْ يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُداوِلُها بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَداءَ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

“Jika kalian (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itu pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kalian dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (QS Ali Imron:140)

Sedih memang, jika mengingat adanya norma-norma agama yang sudah diturunkan selama ribuan tahun lalu untuk mengelola kemarahan. Selain itu, ada institusi penjara yang juga berumur ribuan tahun untuk memagari kemarahan. Maksudnya biar tidak berkelanjutan tanpa terkendalikan. Juga ada ilmu psikologi yang berumur tua juga ikut serta dalam merekayasa dan menyembuhkan kemarahan. Namun tetap saja kemarahan tidak menunjukkan tanda-tanda menurun. Dalam beberapa bagian, kemarahan manusia bahkan semakin parah. Rumah-rumah ibadah dihancurkan. Penembakan liar terus berlangsung. Perseteruan dan penindasan tak pernah istirahat. Terorisme di depan gawang mengancam dan banyak lagi yang lain bentuk wajah-wajah amarah dan murka.

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ‏:‏ مَا مِنْ جَرْعَةٍ أَعْظَمَ عِنْدَ اللهِ أَجْرًا مِنْ جَرْعَةِ غَيْظٍ كَظَمَهَا عَبْدٌ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ‏.

Dari Ibnu Umar r.a. ia menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Tiada suatu regukan pun yang ditelan oleh seorang hamba dengan pahala yang lebih utama selain dari regukan amarah yang ditelan olehnya karena mengharapkan rida Allah.” (HR Bukhari-Adabul Mufrad)

Kendati demikian sulit dan rumitnya menyembuhkan akar kemarahan, namun tetap tidak ada salahnya untuk mencoba lagi dan lagi. Dengan tetap memahami bahwa ia bagian tak terpisahkan dari kehidupan ini. Dalam teropong filosofi Timur, jika kemarahan diibaratkan dengan sebuah pemerintahan, presidennya bernama avidya (ketidaktahuan), menteri koordinatornya bernama kerumitan dan kebencian. Gubernurnya bernama keserakahan, dilengkapi dengan bupati dengan titel egois. Lengkaplah sudah. Bersama-sama, atau secara berjenjang, bahkan kadang malah sendiri-sendiri, mereka membuat dunia semakin gelap dan sempit dari hari ke hari.

Yang dimaksud avidya – ketidaktahuan, dalam hal ini, bukanlah ketidaktahuan karena tidak memiliki ijazah. Bukanlah ketidaktahuan karena seseorang tidak pernah membaca. Bukan juga ketidaktahuan karena buta dan tuli sejak lahir. Tapi sebuah keterkondisian yang bersumber dari pikiran yang tidak bersih sekaligus tidak jernih. Ini, memungkinkan menimpa siapa saja. Nah, di zaman ini, salah satu kekuatan hebat yang ada di balik pikiran yang jauh dari jernih dan bersih adalah keinginan yang tanpa batas. Ada yang menyebutnya tamak. Yang lebih dalam lagi memperhalus penyebutannya dengan label egois.

هَا أَنْتُمْ أُولاءِ تُحِبُّونَهُمْ وَلا يُحِبُّونَكُمْ وَتُؤْمِنُونَ بِالْكِتابِ كُلِّهِ وَإِذا لَقُوكُمْ قالُوا آمَنَّا وَإِذا خَلَوْا عَضُّوا عَلَيْكُمُ الْأَنامِلَ مِنَ الْغَيْظِ قُلْ مُوتُوا بِغَيْظِكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذاتِ الصُّدُورِ

Beginilah kalian. Kalian menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kalian, dan kalian beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kalian, mereka berkata, “Kami beriman,” dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kalian. Katakanlah (kepada mereka), “Matilah kalian karena kemarahan kalian itu.” Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. (QS Ali Imran:119)

Kekuatan hebat yang ada di balik pikiran yang jauh dari jernih dan bersih, digambarkan secara sederhana seperti mendaki anak tangga. Sayangnya, teori ini haram mengenal istilah turun tangga. Ia yang berjalan kaki mau punya sepeda motor. Setelah punya motor mau punya mobil. Setelah naik Kijang mau naik BMW. Begitulah cara keinginan merubah kehidupan menjadi lautan kesedihan yang tidak bertepi. Akibat langsung dari semua ini, kehidupan terus berputar dan bertumbuh sangat rumit jadinya. Ia diperparah lagi oleh kebiasaan untuk membandingkan ke atas, ogah melihat ke bawah. Perpaduan antara kerumitan dan kebencian inilah yang terus-menerus membakar dan membesarkan api kemarahan di dalam.

عَنْ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِيْ غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِيْنِهِ

Dari Ka’ab bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih merusak dibandingkan dengan sifat tamak manusia terhadap harta dan kedudukan yang sangat merusak agamanya.” (HR. At-Tirmidzi)

Namun jangan berkecil hati. Di alam ini semua ada penyeimbangnya. Api penyeimbangnya air. Sampah penyeimbangnya bunga indah. Orang jahat penyeimbangnya orang baik. Demikian juga dengan kemarahan. Asal tekun dan tulus melatih diri, ada kemungkinan seseorang akan sembuh dari akar kemarahan. Salah satu perlambang sederhana namun mendalam dalam hal ini adalah tukang taman organik. Semua yang ada di luar maupun di dalam adalah bahan-bahan organik yang bisa diolah. Bahan-bahan di luar adalah memandang orang yang menimbulkan kemarahan sebagai jiwa yang penuh penderitaan. Di balik penderitaan mereka ada jejaring rumit seperti keluarga bermasalah dan sekolah penuh musibah. Begitu jejaring rumit ini terbuka, di sana ada kemungkinan mekarnya bunga kasih sayang yang indah.

عَنْ رَجُلٍ مِنْ أَبْنَاءِ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلم: “مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أنْ يُنْفِذَه مَلأهُ اللهُ أَمْنًا وَإيمانًا

Dari seorang lelaki anak seorang sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam , dari ayahnya yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda; “Barang siapa yang menahan amarah, sedangkan dia mampu mengeluarkannya, maka Allah memenuhi rongganya dengan keamanan dan iman.” (HR Abu Daud)

Bahan-bahan yang tersedia di dalam lain lagi. Pertama, kapan saja kemarahan berkunjung, cepat terhubung dengan jangkar yang menghubungkan pikiran dengan pantai kedamaian. Jangkar itu bernama nafas. Tariklah nafas panjang dan dalam, ia sungguh menenangkan. Ulangi dan ulangi. Sebagai mana pernah ditulis oleh banyak buku suci, ada banyak rahasia yang disembunyikan di balik nafas. Dalam konteks kemarahan, nafas itu membawa udara segar ke ruang pikiran yang pengap sehingga melonggar kembali. Lebih-lebih kalau nafas dikombinasikan dengan kesadaran bahwa kemarahan bukan musuh, tapi bagian dari diri kita. Kedua, terima kemarahan sebagai bagian dari diri Anda. Penerimaan sungguh menenteramkan. Tubuh tersusun dari unsur-unsur air dan api. Padamkanlah api kemarahan dengan air suci kehidupan melalui sentuhan wudhu.

عَنْ جَدِّي عَطِيَّةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏ “‏ إِنَّ الْغَضَبَ مِنَ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنَ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ ‏”

Dari Kakekku( Atiyyah ibnu Sa’d As-Sa’di) dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: ‘Sesungguhnya marah itu perbuatan setan, dan setan itu diciptakan dari api, dan sesungguhnya api itu hanya dapat dipadamkan dengan air. Karena itu, apabila seseorang di antara kalian marah, hendaklah ia berwudhu’.” (HR Abu Daud)

Ketiga, dekap kemarahan seperti seorang ibu mendekap putra tunggalnya. Dekapan sungguh mengurangi ketegangan. Caranya dari berdiri kemudian duduk. Jika duduk belum cukup silahkan dilanjutkan dengan berbaring.

عَنْ أَبِي ذَرٍّ، قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ لَنَا ‏ “‏ إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ وَإِلاَّ فَلْيَضْطَجِعْ ‏”‏ ‏.‏

Dari Abi Dzarr, dia berkata; “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda kepada kami: ‘Apabila seseorang di antara kalian marah, sedangkan ia dalam keadaan berdiri, hendaklah ia duduk hingga marahnya hilang. Apabila marahnya masih belum hilang, hendaklah ia berbaring.” (HR Abu Daud)

Di psikologi ada ungkapan tua yang berbunyi: “What you resist persist”. Apa yang Anda lawan akan melawan balik dengan kekuatan yang lebih besar. Saat seseorang sakit kepala, tidak ada dokter yang menyarankan untuk membuang kepala. Semua dokter menyarankan untuk merawat kepala. Demikian juga dengan kemarahan. Lupakanlah ide membuang kemarahan. Rawat kemarahan seperti seorang ibu merawat putra tunggalnya. Hasilnya, niscaya akan menjumpai keadaan yang indah dan penuh berkah.

عَنْ سَهْل بْنِ مُعَاذ بْنِ أَنَسٍ، عَنْ أَبِيهِ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَه، دَعَاهُ اللهُ عَلَى رُؤُوسِ الْخَلائِقِ، حَتَّى يُخيرَهُ مِنْ أيِّ الْحُورِ شَاءَ”.

Dari Sahl ibnu Mu’az ibnu Anas, dari ayahnya, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah bersabda: “Barang siapa menahan amarah, sedangkan dia mampu untuk melaksanakannya, maka Allah kelak akan memanggilnya di mata semua makhluk, hingga Allah menyuruhnya memilih bidadari manakah yang disukainya.” (HR Abu Daud)

Siapa saja yang tekun dan terus berlatih seperti ini, sabar, telaten dan berlanjut, di sana ada peluang besar menanti. Ia tidak bisa singkat, butuh puluhan tahun untuk merangkainya. Hasilnya, kemungkinan kerumitan digantikan oleh kesederhanaan, kebencian digantikan oleh kebaikan, keserakahan berubah menjadi penerimaan dan ego yang tinggi menjadi suka berbagi. Dan yang paling penting ketidaktahuan (avidya) diterangi cahaya pengetahuan (vidya). Tidak seperti sang guru di sekolah yang menerangi murid dengan kata-kata pinjaman dari luar, cara menyembuhkan kemarahan seperti ini akan membuat seseorang bisa menerangi diri dari dalam. Istilah para tetua dulu, menyebutnya dengan berguru pada Cahaya Tuhan yang ada di dalam. Berguru pada diri sendiri. Yaitu, mendengarkan bisikan-bisikan kecil hati nurani yang lahir dan mengalir, dibimbing ilham dari Cahaya Ilahi nan suci.

Share this:

  • Facebook
  • Twitter
  • WhatsApp
  • Telegram
Tags: nasehat

Comments 1

  1. lurah istana boneka says:
    7 months ago

    semoga kita diparingi kesabaran

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KOMENTAR TERKINI

  • anake lurah istana on Ikan Mencari Samudera
  • Su Trisno on Kumpul Pemuda LDII Denpasar Pascapandemi, Tingkatkan Kerukunan dalam Latihan Kepemimpinan
  • Su Trisno on Wujudkan Keluarga Bahagia, LDII Gelar Dialog Manajemen Rumah Tangga Modern
  • lurah istana boneka on LDII Ingatkan Generasi Milenial Rentan Paparan Radikalisme Sekaligus Liberalisme
  • Caturwati on LDII Ingatkan Generasi Milenial Rentan Paparan Radikalisme Sekaligus Liberalisme
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Bupati Halikinnor Apresiasi Kontribusi LDII Kotim Membangun Karakter Generasi Muda

Bupati Halikinnor Apresiasi Kontribusi LDII Kotim Membangun Karakter Generasi Muda

August 2, 2022
Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

August 2, 2020
Ridwan Kamil: Saya Salut LDII Sudah Berikhtiar menjadi Agen Pembangunan Bangsa

Ridwan Kamil: Saya Salut LDII Sudah Berikhtiar menjadi Agen Pembangunan Bangsa

December 24, 2020

Prasetyo Sunaryo, Tokoh Pemikir dan Ketua DPP LDII Meninggal Dunia

August 9, 2020
Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

72
Tanpa Pancasila, NKRI Ambruk

Tanpa Pancasila, NKRI Ambruk

44
Mengenang KH Kasmudi Asshidiqie, Wanhat DPP LDII yang Rendah Hati

Mengenang KH Kasmudi Asshidiqie, Wanhat DPP LDII yang Rendah Hati

37

Prasetyo Sunaryo, Tokoh Pemikir dan Ketua DPP LDII Meninggal Dunia

32
Sakocab Jakarta Barat Bina Generasi Muda Melalui Lomba Regu Prestasi

Sakocab Jakarta Barat Bina Generasi Muda Melalui Lomba Regu Prestasi

August 10, 2022
Ikan Mencari Samudera

Ikan Mencari Samudera

August 10, 2022
LDII Baros dan Pemprov Jabar Bantu Perbaikan Rumah Warga

LDII Baros dan Pemprov Jabar Bantu Perbaikan Rumah Warga

August 10, 2022
LDII Sleman Bekali Remaja Putri Keterampilan Menjahit

LDII Sleman Bekali Remaja Putri Keterampilan Menjahit

August 9, 2022

DPP LDII

Jl. Tentara Pelajar No. 28 Patal Senayan 12210 - Jakarta Selatan.
Telepon: 021-57992547 / 0811-8604544

SEKRETARIAT
sekretariat[at]ldii.or.id
KIRIM BERITA
berita[at]ldii.or.id

BERITA TERKINI

  • Sakocab Jakarta Barat Bina Generasi Muda Melalui Lomba Regu Prestasi August 10, 2022
  • Ikan Mencari Samudera August 10, 2022
  • LDII Baros dan Pemprov Jabar Bantu Perbaikan Rumah Warga August 10, 2022

NAVIGASI

  • Home
  • Contact
  • Sitemap
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • NUANSA PERSADA

KATEGORI

Kirim Berita via Telegram

  • Home
  • Contact
  • Sitemap
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • NUANSA PERSADA

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.

No Result
View All Result
  • Home
  • Organisasi
    • Tentang LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • 8 Bidang
    • MATERI MUNAS IX 2021
    • Menyikapi Wabah Covid-19
    • Fatwa MUI
  • Daftar Website LDII
  • Contact
  • Sitemap
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Materi Webinar DPP LDII

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.