Kudus (31/5). Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah, Mawahib, menggelar sosialisasi wawasan kebangsaan kepada ratusan warga LDII Kudus. Acara tersebut berlangsung di aula Pondok Pesantren Baitul Qudus, Kudus, Jawa Tengah.
Dalam paparannya, Mawahib menegaskan bahwa LDII merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang turut menyebarkan dan mengamalkan ajaran Islam berdasarkan Al Quran dan Al Hadits. Ia menekankan bahwa LDII berperan penting dalam menjaga budaya dan keragaman Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“LDII berdiri sesuai cita-cita para ulama, menjadi wadah bagi umat Islam untuk mempelajari, mengamalkan, dan menyebarkan ajaran Islam,” ujar Mawahib.
Mawahib juga menyoroti pentingnya menumbuhkan rasa cinta tanah air untuk menghadapi ancaman global seperti spyware dan ajaran-ajaran susupan melalui media sosial. Ia menegaskan bahwa LDII, sebagai organisasi masyarakat (ormas) keagamaan, diharapkan menjadi pilar penjaga kebangsaan dan NKRI.
“Melalui kegiatan wawasan kebangsaan dan bela negara, kita bisa menjaga nasionalisme dan keutuhan bangsa. Mari kita berperan aktif dalam menghadapi ancaman global, baik spyware maupun ajaran-ajaran susupan melalui media sosial yang semakin pesat perkembangannya,” tambah Mawahib.
Sementara itu, Ketua DPD LDII Kabupaten Kudus, Muhammad As’ad, menjelaskan bahwa wawasan kebangsaan merupakan salah satu dari delapan bidang program kerja LDII pusat. Menurutnya, meskipun LDII fokus pada bidang agama dan dakwah, wawasan kebangsaan tetap menjadi prioritas utama.
“Agenda wawasan kebangsaan ini adalah bentuk pengabdian LDII terhadap bangsa. Tanpa adanya wawasan kebangsaan, kegiatan ibadah tidak akan berjalan dengan lancar,” kata As’ad.
Dalam kegiatan yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah ini, ditunjukkan cara-cara memelihara kerukunan berbangsa, solidaritas, dan cinta produk dalam negeri sebagai bentuk nasionalisme.
“Inti dari pembinaan wawasan kebangsaan ini adalah bagaimana semua stakeholder, termasuk LDII, berkontribusi menciptakan stabilitas berbangsa dan bernegara. Kita harus terbuka dan inklusif terhadap keberadaan berbagai elemen di tengah masyarakat,” pungkasnya.