Ada salah satu kiat yang perlu dicoba agar bisa lebih memotivasi diri untuk bangun malam. Caranya sederhana. Penuh kesahajaan. Yakni dengan merasa dipanggil oleh Allah untuk mengerjakan sholat malam setiap malam. Ketika malam datang menjelang, dan gelap turun menyelimuti bumi, bersama turunnya embun di malam hari, rasakanlah panggilan lembut Ilahi. Dengarkanlah seruan – seruanNya setiap malam agar bisa bangun malam. Rasakanlah dengan segenap pori – pori kita. Kerahkanlah segala indera kita untuk menangkap seruan – seruan ini. Padahal Dia tidak butuh pada ketaatan hamba. Hambalah yang butuh, tetapi Dia bermurah hati memanggil hambaNya untuk bangun dan bersimpuh dihadapanNya. Maka, sungguh merugi orang yang tidak mendengar panggilan ini. Maka, sungguh apes orang yang tidak merespon ajakan itu. Mengapa kita tidak segera menjawab panggilanNya agar menjadi orang – orang yang bahagia di dunia maupun akhirat?
Allah memanggil Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan umatnya untuk mengerjakan sholat malam dengan firmanNya, “Wahai orang yang berselimut. bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak). Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan. Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung.” (QS al-Muzammil ayat 1 – 9)
Abu Abdurrahman As-Sulami berkata, “Ketika turun ayat Wahai orang yang berselimut, bangunlah di malam hari, kecuali sedikit, Rasulullah SAW dan para sahabatnya terus –menerus mengerjakan sholat malam hingga kaki dan lengan mereka terlihat bengkak. Hal ini terus berlangsung sampai turun ayat, Sesungguhnya ini adalah suatu peringatan. Maka barangsiapa menghendaki niscaya ia menempuh jalan kepada Tuhannya (QS al-Muzammil:19).”
Sa’d ibn Hisyam Ibn ‘Amir berkata kepada Aisyah, “Beritahukanlah kepadaku tentang sholat malam Rasulullah SAW?” Aisyah berkata, “Bukankah kamu membaca ayat, Wahai orang yang berselimut?” Sa’d menjawab, “Tentu, aku sudah membacanya.” Lalu Aisyah berkata, “Sesungguhnya pada awal surat al-Muzammil ini Allah Azza wa Jalla mewajibkan sholat malam. Maka, Rasulullah SAW dan para sahabatnya terus – menerus mengerjakan sholat malam. Allah Azza wa Jalla menahan kewajiban sholat malam ini selama dua belas bulan sehingga pada akhir surat al-Muzammil ini Allah SWT menurunkan ayat yang mengisyaratkan keringanan. Sejak saat itu, hukum sholat malam menjadi sunnah, setelah sebelumnya diwajibkan.” (Rowahu Muslim)
Walaupun sudah menjadi sunnah, namun di ayat lain Allah senantiasa mengingatkan akan pentingnya sholat malam ini. Allah menyeru dan memotivasi kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya seperti di dalam surat al-Israa : 79; “Dan pada sebagian malam hari sholat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” Selain itu juga di surat al-Insan : 26, “Dan pada sebagian malam, maka sujudlah kepadaNya dan bertasbihlah kepadaNya pada bagian yang panjang di malam hari.” Juga di surat ath-Thur : 49, “Dan bertasbihlah kepadaNya beberapa saat pada waktu malam hari dan pada waktu terbenam bintang – bintang (pada waktu fajar).” Itulah seruan dan panggilan Allah untuk bangkit dan sholat malam. Dan lebih tegas lagi di dalam surat al-Insyiroh : 7 – 8, Allah berfirman, “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh – sungguh yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”. Ibnu Mas’ud berkata, “Apabila engkau selesai mengerjakan sholat wajib, maka kerjakanlah dengan sungguh – sungguh sholat malam“. (Qiyam al-Lail, Al-Maruzi)
Kemudian Rasulullah SAW juga menyampaikan seruan Allah untuk bangun malam ini dengan lebih mendalam lagi. Tak lain agar kita lebih tergugah sebagai hamba yang selalu butuh kepada Allah. Alangkah ruginya, kita sebagai hamba yang butuh pertolongan, perlindungan dan tempat bergantung, mengabaikan panggilanNya ini. Abu Huroiroh menuturkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Pada setiap malam Allah SWT turun ke langit dunia ketika seperlima malam yang pertama habis. Lalu Allah berfirman, ‘Akulah raja! Akulah raja. Siapa yang berdoa kepadaKu niscaya Aku kabulkan, siapa saja yang meminta kepadaKu niscaya aku berikan dan siapa saja yang meminta ampunan kepadaKu, niscaya akan Aku ampuni’. Allah SWT terus berfirman seperti demikian itu sampai fajar tiba.”[1]
Dari Abu Huroiroh ra, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda;“Pada setiap malam Allah SWT turun ke langit dunia, ketika sepertiga malam yang akhir tiba. Lalu Allah berfirman; ‘Barangsiapa yang berdoa kepadaKu niscaya Aku kabulkan, barangsiapa yang meminta kepadaKu niscaya aku berikan dan barangsiapa yang meminta ampunan kepadaKu, niscaya akan Aku ampuni’.[2]
Dimanakah posisi kita sekarang? Belum terdengarkah panggilan itu? Belum terasakah seruan itu dalam sanubari kita? Belum terimakah indera kita atas getaran-getaran ajakan itu? Ayo terus kita asah dan coba.
oleh: Ust. Faizunal Abdillah