PALEMBANG (03/11). Gubernur Sumsel Herman Deru menghadiri dan membuka Muswil IX Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sumsel di Hotel Alt Palembang, Senin (30/11) lalu. Herman Deru berharap, sebagai mitra pemerintah, LDII tetap menjaga citra sebagai lembaga dakwah yang edukatif.
“LDII tetap menjaga istiqomah sebagai mitra pemerintah. Dalam meningkatkan kapasitas manusia melalui dakwah bersama dengan komponen lain,” ujar Gubernur Sumsel Herman Deru.
Deru melanjutkan, LDII merupakan lembaga dakwah yang sudah dikenal dengan program yang sesuai dengan visi dan misi pemerintah untuk membangun sumber daya manusia.
“Yang menarik LDII bukan organisasi yang eksklusif. Saya ingin LDII menjaga citranya sebagai lembaga dakwah yang edukatif dalam banyak hal,” tambahnya.
Muswil IX LDII Palembang kali ini diikuti sekitar 50 orang sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19, yang terdiri dari perwakilan dari masing-masing kabupaten/kota yakni satu orang, para ulama, dewan penasihat, termasuk MUI Sumsel. Serta memiliki agenda memilih Ketua Umum Wilayah yang baru periode 2020-2025.
Ketua Umum DPP LDII Ir Chriswanto Santoso dalam sambutannya mengatakan, kebutuhan LDII akan jajaran pimpinan organisasi yang memiliki kapabilitas tinggi sangatlah penting, khususnya di era pandemi Covid-19.
“Selama ini jajaran pimpinan LDII telah mengupayakan agar organisasi ini berpartisipasi aktif dalam pembangunan di Indonesia, bukan saja pada klaster atau bidang keagamaan dan dakwah saja yang menjadi ruang lingkupnya (core competence-nya), tetapi juga merambah ke tujuh klaster lainnya yaitu bidang kebangsaan, ekonomi, pendidikan, teknologi digital, kesehatan, energi, dan pangan,” kata Chriswanto.
Menurutnya, di era Pandemi Covid-19 LDII membutuhkan cara kerja yang cepat, cerdik, dan tepat untuk mewujudkan tagline ‘LDII untuk Bangsa’ dan telah diterjemahkan oleh LDII Sumatera Selatan melalui tema Muswil IX, yaitu “Peran LDII Mewujudkan Sumberdaya Manusia Profesional Religius dalam Membangun dan Mengimplementasikan Sumatera Selatan Maju”.
“Tanpa perubahan cara kerja, kontribusi LDII di masa pandemi Covid-19 kemungkinan tidak dapat dilakukan secara maksimal dan efektif. Untuk itu, diperlukan SDM yang khusus, SDM profesional religius dan langkah-langkah khusus, dimana kita harus menggeser channel cara kerja, dari cara normal menjadi ekstra normal (atau bahkan super ekstra normal), harus berorientasi hasil bukan hanya prosedur, dan harus bisa melakukan lompatan-lompatan dalam kinerja, ” tuturnya.
Ia berpesan, untuk menemukan strategi kerja yang cepat dan tepat, maka Muswil IX harus menemukan jajaran pimpinan yang mampu mengelola perubahan organisasi sehingga LDII dapat menjadi organisasi kemasyarakatan yang lebih agile, lebih lincah, lebih trengginas, lebih cepat dalam mengambil dan mengeksekusi keputusan.
“Saya harap ketua terpilih dapat segera menyusun program kerja wilayah dan rekomendasi wilayah, karena sudah menjadi kenyataan dalam organisasi, bahwa perubahan dalam organisasi termasuk menjadikan LDII lebih tangkas, lebih cepat, lebih trengginas,” tandasnya. (Taufik/globalplanet)