Makanan yang dimasak dengan cara dibakar, seperti sate, ayam bakar, atau ikan bakar, memang menggoda selera. Namun, di balik aroma dan rasanya yang khas, terdapat risiko kesehatan yang perlu diwaspadai. Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Aru Wisaksono Sudoyo, menjelaskan makanan bakar dapat memicu pembentukan senyawa berbahaya yang meningkatkan risiko kanker.
“Proses pembakaran pada suhu tinggi menghasilkan senyawa hidrokarbon polisiklik aromatik (PAH) dan amina heterosiklik (HCA), yang diketahui bersifat karsinogenik. PAH terbentuk dari asap pembakaran yang menempel pada makanan, sementara HCA muncul ketika daging dipanaskan pada suhu tinggi, seperti saat dibakar menggunakan arang,” ungkap Aru yang juga Dokter Penyakit Dalam Konsultan Hematologi-Onkologi Medik.
Aru menjelaskan bahwa makanan yang mengandung senyawa ini, terutama jika dikonsumsi berlebihan, dapat meningkatkan risiko kanker, termasuk kanker pankreas hingga 60 persen. “Yang perlu diingat, bukan arangnya yang berbahaya, tetapi proses pemanasan yang menyebabkan pembentukan zat-zat tersebut,” tambah dokter yang berpraktik di Siloam Hospitals Semanggi, Jakarta.
Namun, bagi pecinta makanan bakar, tidak perlu khawatir berlebihan. Risiko ini dapat diminimalkan dengan teknik memasak yang tepat. Aru memberikan beberapa saran, seperti memilih daging yang rendah lemak untuk mengurangi asap berlebih selama pembakaran. “Asap yang dihasilkan dari lemak yang menetes pada arang mengandung PAH, yang dapat menempel pada daging,” jelasnya.
Aru juga menyarankan untuk merendam daging dalam bumbu selama minimal 30 menit sebelum dibakar. Penelitian menunjukkan bahwa marinasi dengan bahan alami dapat mengurangi pembentukan HCA. Selain itu, ia merekomendasikan untuk memasak daging dengan cara direbus terlebih dahulu sebelum dipanggang, guna mengurangi waktu pembakaran dan menghilangkan sebagian lemak.
“Hindari memasak daging pada suhu tinggi dalam waktu lama. Iris daging lebih tipis agar cepat matang, dan sering-sering membalik daging saat dibakar untuk mengurangi pembentukan zat karsinogen,” kata Aru. Selain itu, bagian daging yang gosong sebaiknya dibuang sebelum dikonsumsi.
Tidak hanya daging merah, daging olahan seperti sosis dan bacon yang dibakar terlalu lama juga berisiko memicu kanker. Oleh karena itu, Aru menyarankan untuk membatasi konsumsi daging olahan yang dibakar. “Dengan teknik memasak yang tepat, makanan bakar tetap bisa dinikmati tanpa perlu khawatir berlebihan,” tutupnya.
Jadi, bagi Anda yang gemar menikmati makanan bakar, pastikan untuk selalu memerhatikan cara memasaknya agar tetap aman dan sehat. (FWI/LINES)
Alhamdulillah..
Mendapatkan pencerahan mengenai makanan bakar..
Semoga barokah