Lembaga Dakwah Islam Indonesia
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Desain Idul Adha 1446 H
    • Desain Hari Pancasila 2025
  • Nasehat Idul Adha 2025
No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Desain Idul Adha 1446 H
    • Desain Hari Pancasila 2025
  • Nasehat Idul Adha 2025
No Result
View All Result
Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
Home Dari Kami Nasehat

Berdoa

2009/06/18
in Nasehat
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Setiap orang pasti pernah berdoa. Ada yang panjang, ada yang pendek. Ada yang diulang – ulang sehingga jadi panjang, ada juga yang sekali baca sehingga pendek. Ada yang disenangi, ada juga doa yang hanya sekedarnya. Basa – basi. Maksudnya hanya memenuhi kadar pengguguran kewajiban. Pelengkap. Contohnya doa pengayoman (?) Ada juga doa yang umum dan doa yang bersifat pribadi. Jama’ ataupun mufrad. Pokoknya banyak macamnyalah, bagaimana sebuah doa itu dipanjatkan. Satu hal yang pasti, bahwa doa adalah sebuah permohonan kepada Allah Yang Maha Esa dan umumnya berisi kebaikan terutama buat sang pelantun doa. Sebab baiknya pelantun doa yang satu, belum tentu sama dengan pelantun doa yang lainnya. Dalam perjalanannya, doa mirip dengan cuaca. Kala cuaca bagus, hati riang, perasaan padang, orang senang dan berlama – lama dalam memanjatkan doa. Mengulang – ulang, bahkan doa – doa baru pun disenandungkan. Sebaliknya kalau cuaca tidak bagus, timbul malas dan perasaan berat untuk melantunkan doa. Sedikit, pendek dan ogah – ogahan. Yang sering dibaca pun kalau bisa dan kalau boleh mau diringkas. Rupek. Serba salah. Maka, kita kenal dengan yang namanya doa sapu jagad. Katanya, kalau lagi repot, sibuk bin sumpek cukup baca doa itu saja:Robbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanah wafil akhiroti hasanah waqiinaa adzaaban naar. Itu sudah mencukupi, desahnya.

Perilaku – perilaku dalam berdoa perlu kita cermati. Doa adalah ibadah. Dalil yang lain mengatakan bahwa doa adalah otaknya ibadah. Sebisa mungkin kita benar – benar bisa mengandalkan doa – dao kita. Sebisa mungkin kita benar – benar yakin dengan doa kita. Sebisa mungkin kita tahu apa yang kita baca dalam doa. Sebisa mungkin kita khusyu’ dalam berdoa. Jangan ceroboh. Jangan ngelantur atau malah ngalamun. Seperti keadaan cuaca itu, maka Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa yang menyenangkan baginya jika Allah mengabulkan doanya dikala berat dan susah, maka perbanyaklah doa di waktu longgar.” (Rowahu at-Tirmidzi dari Abu Huroiroh)

Terlepas dari kualitasnya, sekarang coba kita hitung berapa banyak (quantity) doa yang kita panjatkan. Terus – terang saya termasuk orang ”irian” terhadap doa. Maksudnya timbul perasaan iri ketika banyak doa – doa yang secara makna sangat indah dan bagus, tapi belum bisa saya amalkan dan hafalkan. Apalagi di situ diterangkan fadhilah – fadhilahnya. Rasanya pengin banget bisa mengamalkan doa itu, tetapi apa daya. Ketika sudah mengamalkan dan menghafalkannya, beberapa saat kemudian melupakannya, ketika datang lagi sekumpulan doa baru yang, lagi – lagi menurut saya, – sangat indah dan menarik. Terus begitu. Akhirnya saya mencoba mengoreksi kembali apa yang salah dengan diri ini.

Dari serangkaian instrospeksi, saya menemukan beberapa fakta. Pertama, ternyata dari banyak keadaan dan kelakuan, sering kali saya memanjatkan doa dengan kondisi tergesa – gesa. Tergesa – gesa membacanya, tergesa – gesa segera menyambung dengan doa yang lain, bahkan tergesa – gesa untuk segera mencapai hitungan yang ditentukan, seperti 3 kali, 7 kali dan sebagainya. Kadang, juga tergesa – gesa karena ditunggu kerjaan. Dalam hal ini saya hanya butuh sedikit kesabaran untuk menghadapinya. Yang kedua, ternyata banyak tidak khusyu’nya ketika berdoa.  Acapkali habis berdoa, belahan jiwa saya bertanya, tadi doa yang ini udah dibaca belum ya? Kayaknya belum? Bahkan saking erornya, pernah hati berbisik, tadi doa apa ya? Masya Allah. Kalau yang berdoa sendiri tidak tahu apa yang dipanjatkan, bagaimana yang mau mengabulkan? Dalam hal ini saya memahami betul, kenapa dilarang berdoa, sholat atau kegiatan lain ketika sedang ngantuk. Sebab ia setengah sadar, antara tahu dan tidak tahu apa yang diperbuatnya. Untuk mengatasi hal ini, sebenarnya sederhana saja cukup konsentrasi. Kata – katanya saja yang mudah, aplikasinya silahkan coba sendiri. Susah toh? Namun harus tetap dilatih dengan penuh kesadaran dan kesabaran. Apapun, dua hal itulah yang sangat perlu dilakukan dalam berdoa agar kita yakin, tambah yakin, ngimel, mantap, senang, berlama – lama, rajih dan dijamin terkabulnya doa.
Tapi bagaimana dengan sering gonta – ganti doa? Ah, ternyata itu sudah biasa. Banyak orang yang mengalaminya. Yang penting dari sekian banyak itu tentu ada yang jadi menu rutin dan pilihan utama, sesuai selera. Sebab yang saya tahu, ada yang suka doa ini, ada yang suka doa itu, ada yang begini, ada yang begitu. Mungkin hanya satu yang tak ada yang suka melantunkannya, yaitu doa Nabi SAW berikut ini: Allohumma ahyinii miskinan, wa amitnii miskinan wab’atsnii fii zumrotal masaakiin (Ya Allah hidupilah aku dalam keadaan miskin, dan matikanlah aku dalam keadaan miskin, dan bangkitkan aku bersama golongannya orang miskin). Benarkah ?
Oleh : Faizunal Abdillah

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KOMENTAR TERKINI

  • Angka DH on Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII
  • Dimitri on LDII Batusopang Gelar Keterampilan Kerja, Wujudkan Generasi Muda Terampil dan Mandiri
  • ahmad shobirin on LDII Batusopang Gelar Keterampilan Kerja, Wujudkan Generasi Muda Terampil dan Mandiri
  • KRISHNA PURNAWAN CANDRA on Menghidupkan Pancasila di Sekolah: Membangun Ruang Belajar yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan
  • Pri Adhi Joko Purnomo on Wali Kota Palembang Ajak LDII Berantas Buta Aksara Al Quran
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Di Balik Kisah Warga LDII Tala, Tugas Kemanusiaan dan Profesional Sebagai Tenaga Kesehatan Haji

Di Balik Kisah Warga LDII Tala, Tugas Kemanusiaan dan Profesional Sebagai Tenaga Kesehatan Haji

May 24, 2025
Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII

Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII

May 27, 2025
Bukan Cuma untuk Mata, Ini 5 Alasan Wortel Layak Dikonsumsi Setiap Hari

Bukan Cuma untuk Mata, Ini 5 Alasan Wortel Layak Dikonsumsi Setiap Hari

May 21, 2025
Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan

Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan

May 27, 2025
Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII

Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII

16
Di Balik Kisah Warga LDII Tala, Tugas Kemanusiaan dan Profesional Sebagai Tenaga Kesehatan Haji

Di Balik Kisah Warga LDII Tala, Tugas Kemanusiaan dan Profesional Sebagai Tenaga Kesehatan Haji

12
Lanjut Usia, Melanjutkan Kebahagiaan

Lanjut Usia, Melanjutkan Kebahagiaan

4
Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan

Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan

4
Ketua Umum LDII: Pancasila Bukan Hanya Dasar Negara, Tapi Jiwa Bangsa

Ketua Umum LDII: Pancasila Bukan Hanya Dasar Negara, Tapi Jiwa Bangsa

June 1, 2025
Menghidupkan Pancasila di Sekolah: Membangun Ruang Belajar yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan

Menghidupkan Pancasila di Sekolah: Membangun Ruang Belajar yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan

June 1, 2025
KLH Ungkap Pentingnya Kesadaran Kolektif Tanggulangi Dampak Perubahan Iklim

KLH Ungkap Pentingnya Kesadaran Kolektif Tanggulangi Dampak Perubahan Iklim

June 1, 2025
KLH Dukung LDII Galakkan Aksi Kolektif untuk Jaga Lingkungan dan Kurangi Jejak Karbon

KLH Dukung LDII Galakkan Aksi Kolektif untuk Jaga Lingkungan dan Kurangi Jejak Karbon

June 1, 2025

DPP LDII

Jl. Tentara Pelajar No. 28 Patal Senayan 12210 - Jakarta Selatan.
Telepon: 021-57992547 / 0811-8604544

SEKRETARIAT
sekretariat[at]ldii.or.id
KIRIM BERITA
berita[at]ldii.or.id

BERITA TERKINI

  • Ketua Umum LDII: Pancasila Bukan Hanya Dasar Negara, Tapi Jiwa Bangsa June 1, 2025
  • Menghidupkan Pancasila di Sekolah: Membangun Ruang Belajar yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan June 1, 2025
  • KLH Ungkap Pentingnya Kesadaran Kolektif Tanggulangi Dampak Perubahan Iklim May 31, 2025

NAVIGASI

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

KATEGORI

Kirim Berita via Telegram

klik tautan berikut:
https://t.me/ldiibot

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.

No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Desain Idul Adha 1446 H
    • Desain Hari Pancasila 2025
  • Nasehat Idul Adha 2025

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.