Assalamu Alaikum Wr.Wb
Dulu, ketika kita mendengar ada badai hebat di Amerika, Bangladesh, hingga Filipina; banjir meluap di Tiongkok, Brazil, hingga Korea; gempa dahsyat di Rumania, Meksiko, hingga Jepang; kapal tenggelam di Inggris, Italia, hingga Rusia; kecelakaan kereta api di Argentina, Skotlandia, hingga Jerman; kecelakaan pesawat di Turki, Prancis, hingga Sri Lanka; kebakaran hutan di Amerika, Tiongkok, hingga Australia; ledakan di Irlandia, Iraq, hingga Pakistan; dan musibah-musibah lain yang terjadi di berbagai belahan dunia, setiap kali kita hanya sebentar ikut prihatin, lalu diam-diam atau terang-terangan merasa lega dan bersyukur bahwa tempat-tempat musibah tersebut jauh dari kita,dan banyak orang tidak beriman disana.. Sekarang, ketika musibah-musibah itu,seperti musibah lumpur panas, pesawat jatuh,kapal tenggelam.kereta api anjlok juga gempa dasyat dan tsunami,di Jawa dan Sumatera secara beruntun terjadi di tanah air, masih juga banyak orang yang jauh dari tempat musibah bereaksi sama. Ikut prihatin sebentar, Lalu diam-diam atau terang-terangan bersyukur bahwa bukan mereka yang terkena.Bukannya menggalang solidaritas bersama membantu,malah diam diam bersyukur… Karena beruntun, setidaknya dalam tiga tahun belakangan, banyak pula yang terusik dan bertanya-tanya: Ini ada apa? Ini cobaankah, peringatan, atau siksa dari Tuhan?
Dari mereka yang suka menyalahkan itu, ada yang lucu; menyalahkan presiden yang dianggap membawa sial dan seharusnya diruwat.motong kebo 100 ekor,kambing 1000 ekor,di larung ke laut…Ada juga yang bilang karena wapresnya harus ganti nama,karena ada Kalla,itu dalam cerita pewayangan Betara Kalla selalu bawa bencana.(Halah…sebentar lagi juga sudah diganti sama pak Budiono,atau Ono budi..hehe). Ada pula yang menyalahkan orang-orang yang suka merusak alam. Menurut mereka, alam marah kepada manusia yang terus-menerus melukainya. Bukan hanya manusia yang bisa kecewa, marah, demo, dan ngamuk. Alam pun bisa. Ada yang bilang bahwa semua ini akibat dosa masal terhadap Tuhan pencipta manusia dan alam. Dosa kita semua. Jadi, tidak relevan dan sia-sia apabila hanya saling tunjuk, menganggap pihak lain saja yang berdosa, seolah-olah masing-masing merupakan wakil Tuhan. Semua aturan Tuhan dilanggar beramai-ramai. Diangkat menjadi khalifah di kehidupan di dunia, tidak merawat dan mengelolanya secara baik, malah merusaknya. Mereka yang merasa benar tidak mau membenarkan, malah hanya menyalah-nyalahkan. Hukum yang seharusnya menata malah ditata. Termasuk hukum agamapun seperti mainan,yang dapat digunakan untuk kepentingan seseorang (Ingat??Kawin Siri,dan kawin cerai yang merajalela di kalangan artis??,sekedar cap menghalalkan gonta ganti pasangan??).Kenakalan remaja dan kenakalan orang tua merajalela. Termasuk di lingkungan kitapun sudah melanda pelanggaran dari tingkat muda mudi,dewasa,sampai orang tua…"Karena dosa masal, untuk menghentikan ”hajaran” Tuhan ini, tiada lain kita semua mesti melakukan tobat masal,".Itu kata banyak orang…
Yang pasti Tobat yang benar tentunya yang memenuhi syaratnya,mengakui kesalahan,merasa menyesal,minta maaf,dan menunaikan kafarohnya,dengan janji tidak akan mengulangi selama lamanya….Bukan Tomat,tobat dan kumat lagi,atau bertobat dan diulangi lagi dengan sadar dan gembira…,atau tobat orang munafik,yang mentobati kesalahan yang terlihat orang saja…BERTOBAT YOK…!!BERIBADAH YOK..!!!.
GIGI aja udah ngingatkan kita nich…!!
Banyak Manusia Bingung Dengan Keadaaannya
Minta ini Minta itu Dengan Segala Cara
Kadang Sadar Kadang Engga Bikin Jadi Sengsara
Mau Bagus Jadi Hancur Malah Awut-awutan
Minta Diberi Hati,Minta Diberi Jantung
Minta Diberi Harta,Minta Yang Lebih-lebih
Beribadah Yok !!
Jangan Banyak Alasan
Ayo Sholat Yok,Sebelum Di Sholatkan
Wassalammu alaikum Wr.Wb
Oleh : Tito Irawan