Garut (13/7). Peneliti sekaligus cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU) Ahmad Ali, mengunjungi SMK dan SMP Plus Rasana Rasyidah Garut pada Senin (1/7). Kedatangannya disambut Ketua DPW LDII Jawa Barat Dicky Harun, Ketua DPD LDII Garut Endang Sugiri, Dewan Penasihat DPD LDII Garut Oop Opidin Yudiansyah, dan Ketua Yayasan Rasana Rasyidah Tantan Rustandi.
Ahmad Ali mengatakan, selain bersilaturahim, kunjungan ini bertujuan meneliti sistem pendidikan di sekolah-sekolah naungan LDII, termasuk SMP dan SMK Plus Rasana Rasyidah Garut.
“SMK dan SMP Plus Rasana Rasyidah Garut dikenal dengan pendekatan pendidikan mandirinya yang tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga mengintegrasikan pembelajaran dengan program kemandirian ekonomi,” tuturnya.
Dosen PTIQ Jakarta itu juga mengapresiasi pencapaian sekolah yang terakreditasi A tersebut, terutama dalam integrasi antara pendidikan dan ekonomi. Ia juga menekankan pentingnya nilai-nilai keislaman dalam pendidikan modern.
“Menurut kami, dengan menggabungkan nilai-nilai keagamaan dengan pembelajaran praktis, SMP dan SMK Plus Rasana Rasyidah berhasil menciptakan siswa yang berkualitas akademik tinggi dan memiliki kepemimpinan moral yang kuat,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Rasana Rasyidah, Tantan Rustandi, menjelaskan, tenaga pendidik di sekolah tersebut tidak hanya berasal dari warga LDII, tetapi juga melibatkan kalangan profesional di luar LDII yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing. “Kepala sekolah SMP dan SMK, misalnya, bukan berasal dari lingkungan LDII, menunjukkan inklusivitas dan keberagaman dalam kepemimpinan pendidikan di sekolah ini,” ujar Tantan.
Kerja sama erat dengan instansi pemerintah seperti Kodim dan Telkom juga menjadi salah satu kekuatan sekolah ini dalam membangun ekosistem pendidikan yang berkelanjutan, “Dengan sertifikat ISO yang dimiliki, diharapkan dapat menjadi pusat pendidikan yang menghasilkan generasi cerdas dan mandiri, serta menginspirasi banyak pihak,” ujar Tantan.
Ia melanjutkan, beberapa program unggulan sekolah ini meliputi peternakan domba Garut dengan dukungan Bank Dunia. Serta budidaya jamur yang menghasilkan produk turunan. Di antaranya, jamur krispi, perkebunan jeruk garut reborn, penyulingan minyak sereh wangi untuk produk ekspor, dan berbagai kegiatan pertanian lainnya, “Pendapatan dari produk-produk ini digunakan untuk biaya operasional sekolah,” pungkasnya. (FWI/LINES)
Semoga Alloh paring lancar sukses manfaat dan barokah, sebagai salah satu sarana keberhasilan pembinaan generasi penerus yg profesional religius.