Jakarta (06/03). Pandemi Covid-19 yang sangat panjang membuat sebagian orang mengalami kenaikan berat badan yang menyebabkan diet menjadi pilihan. Namun menurut Ketua Indonesian Sport Nutrisionist Association (ISNA) Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes sangat tidak disarankan untuk melakukan diet secara ekstrem, karena akan menyebabkan sejumlah gangguan kesehatan pada tubuh.
Diet saat pandemi dibolehkan, hanya saja jangan ekstrem. Dietlah dengan mengatur makanan yang mengatur sistem imunitas tubuh (dengan baik). Melakukan diet ekstrem atau ketat dapat mengganggu keseimbangan asam basa, metabolisme tubuh, hingga malnutrisi. Kerusakan metabolik itu akan terjadi proses peradangan dalam tubuh, dan dapat melemahkan imunitas.
Dengan diet ekstrem mungkin dapat memangkas beberapa kilogram berat badan dalam waktu yang tidak terlalu lama, namun juga dapat berdampak pada metabolisme . Mengapa diet ekstrem tidak disarankan, karena bisa jadi yang berkurang adalah air, massa otot dan massa tulang. Pada saat proses penurunan berat badan, yang seharusnya hilang adalah lemak.
Hal yang perlu diperhatikan bagi yang ingin melakukan diet sehat selama pandemi. Pertama adalah defisit energi atau defisit kalori untuk menurunkan berat badan. Kalori dalam makanan menyediakan energi dalam bentuk panas, sehingga tubuh dapat berfungsi dengan baik, bahkan ketika tubuh sedang beristirahat sekali pun.
Selanjutnya adalah meningkatkan asupan tinggi protein rendah lemak, dan zat gizi seimbang. Lalu, asupi tubuh dengan makanan yang mengandung zinc, vitamin C, vitamin E, beta karoten, dan zat besi. Kelima zat yang disebutkan di atas merupakan zat yang memiliki sifat antioksidan yang diperlukan tubuh untuk melawan efek dari paparan radikal bebas. Radikal bebas dapat merusak susunan DNA sel, meningkatkan kadar kolesterol jahat di dalam tubuh, menyebabkan peradangan, dan melemahkan daya tahan tubuh.
Sementara, untuk hal yang harus dihindari, yang pertama adalah makanan atau minuman yang terlalu manis. Makanan tinggi gula mengakibatkan ketidakseimbangan nutrisi karena akan lebih banyak memilih makanan yang tinggi glukosa dibandingkan makanan yang mengandung vitamin, mineral, protein dan serat. Selain itu, mengonsumsi gula berlebih juga dapat menekan sistem imunitas.
Kementerian Kesehatan RI sudah memberikan batasan konsumsi gula yang disarankan per orang per hari adalah tidak lebih dari 50 gr (4 sendok makan). Sama halnya dengan gula, konsumsi minyak maupun makanan sumber lemak secara berlebih dapat pula menekan sistem imunitas dan mengurangi kemampuan sel darah putih dalam menghancurkan bibit penyakit.
Mengasup makanan sumber lemak berlebih bahkan dapat menimbulkan risiko berbagai penyakit berbahaya, karena sel lemak yang berlebih dapat memicu pelepasan zat kimia yang berakibat pada peradangan kronis dan akhirnya merusak jaringan-jaringan sehat.
Hal selanjutnya yang harus dihindari adalah makanan yang digoreng dengan minyak banyak, minyak yang sudah dipakai berulang. Disarankan untuk merebus atau mengukus (makanan) tersebut hingga setengah atau matang terlebih dahulu.
Batas konsumsi lemak yang disarankan Kementerian Kesehatan RI adalah hanya 67 gram (5 sendok makan minyak) per orang per hari. Pada saat makan, membagi 1/3 (sepertiga) dari setengah piring untuk lauk pauk, 1/3 dari setengah piring buah, 2/3 dari setengah piring sayuran dan 2/3 dari setengah piring makanan pokok.(faqih/lines)